Kira-kira beginilah tagar yang mungkin nyambung dengan konten yang saya miliki. Dari sini jadi kelihatan, tagar mana yang sebaiknya saya gunakan dan mana yang sebaiknya tidak usah. Seperti daripada menggunakan #storywa yang hampir 1.1 juta, mending saya gunakan #storyvideowa yang gak sampai 20 ribu. Saingannya lebih kecil. Ya, dari tangga hastag, saya jadi lebih suka penggunaan tagar di anak tangga niche dan superniche.
Hal ini juga berdapak dari jangkauan akun unik, yang bisa naik dua kali lipat. Buat yang mau lihat ini, kalian harus menggunakan Instagram business profile.
Menurut wordstream.com, unggahan Instagram dengan setidaknya satu tagar rata-rata mendapat 12,6 persen engagement (nilai interaksi gitu lah kira-kira) lebih banyak daripada yang tidak. Jadi ya paling tidak satu.
Sumber lain, berdasarkan blog.hootsuite.com, penggunaan 9 tagar bisa memberikan paling banyak engagement. Memang tidak ada aturan khusus soal ini, yang paling terpenting adalah gunakan tagar yang relevan dengan kontenmu ya.
Dari belajar soal tagar ini saya juga jadi tahu. Bahwa penggunaan tagar seperti (tagar) followmeback dan sejenisnya adalah cara yang sebaiknya kita hindari. Meski bisa memunculkan pengikut baru, besar kemungkinan mereka tidak benar-benar menyukai atau nyambung dengan kontenmu. Mereka hanya ingin diikuti balik. Yang besar kemungkinan pula bisa tidak lagi mengikutimu, lalu yang ada kamu hanya menambah jumlah mengikuti.
Dalam sehari, di Instagram terdapat lebih dari 100 juta unggahan foto dan video. Jadi, selamat berenang-renang di kolam konten. Gunakan tagar untuk ban penyelamatmu agar tidak mudah tenggelam, kuy. Eh ini instagram saya kali aja butuh @listhiahr ✌️😬
Salam,
Listhia H. Rahman