Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan featured

Bisakah Kita Memaklumi Perilaku "Ghosting" Alias Si Dia yang Tiba-tiba Menghilang?

28 November 2019   21:45 Diperbarui: 27 Februari 2021   18:42 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

Pertanyaan selanjutnya, "kira-kira siapa yang menjadi pihak paling salah di sini?" Apakah kita yang terlalu berharap sehingga ada rasa kehilangan ketika ia mendadak pergi atau dia yang sedang bermain-main dengan perasaan kita? Atau memang salah dua-duanya?

Terlepas dari siapa yang salah. Perilaku mendadak hilang tanpa kabar tetaplah menjadi sebuah perilaku tidak sopan dalam sebuah hubungan baik yang statusnya sudah berpacaran atau masih gebetan. Memutus komunikasi kok sesederhana itu.

Kalaupun bosan, bisa dibicarakan. Sedang tidak ingin diganggu, bisa kok kasih waktu. Apa karena ada yang baru lalu meninggalkan saja tanpa permisi dulu? Sudah menghilang tiba-tiba saja salah. Ditambah karena hanya untuk orang baru, makin salah lagi. Yasudahlah. #sambatdimulai 

"...tapi kan kita belum jadian atau masih pacaran, belum benar-benar memiliki kok merasa kehilangan.", begitu kali ya pembelaan pelaku ghosting.

Bisakah Kita Memaklumi Ghosting?
Lantas, apakah kelakukan ghosting ini bisa dimaklumi? 

Kalau diberi maklum takutnya malah menjadi-jadi, nanti sudah hilang balik lagi hilang lagi begitu saja. Capek hati. Bukan dimaklum tapi lebih tepat sebaiknya sama-sama kita waspadai saja.

Apalagi ternyata semua memang kembali kepada kita. Kita yang bisa meminimalisasi kejadiannya dengan cara tidak sembarangan memasukan orang baru dalam kehidupan. 

Meski kita tidak pernah tahu apa maksud hati orang lain yang sebenar-benarnya, tapi pasti kita punya dugaan apakah orang ini baik untuk hidup kita atau jangan-jangan hanya memberi luka, dengan meng-ghosting-kan kita. Semacam ada bakat ke arah sana. Hmm..

Pesannya memang klise:  hati-hati menjaga hati, hatinya harus hati-hati. Semoga kita semua dijauhkan dari orang yang singgah tapi pura-pura sungguh. Aamiin.


Salam,
Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun