Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hokya! Begini Dukungan dari Kota Temanggung untuk 'Asian Games' 2018 dan Indonesia

17 Juli 2018   20:22 Diperbarui: 17 Juli 2018   21:33 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://breakingnews.co.id

Kurang lebih sebulan lagi, ajang empat tahunan itu akan hadir kembali. Kejadian di tahun 1962 pun segera berulang disini, Indonesia menjadi tuan rumah untuk kedua kali.Apalagi kalau bukan Asian Games 2018!

Seperti magnet, Asian Games memang selalu menjadi hal yang menjadi daya tarik dan tak boleh dilewatkan bagi negara-negara khususnya di Asia. Terlebih bagi Indonesia yang di tahun ini dipercaya untuk menjadi tempat menunjukkan kemampuan putra/putri terbaik dari berbagai negara yaitu sebagai negara yang berkesempatan menjamu kembali setelah lebih dari 50 tahun pernah menyelenggarakan acara yang serupa. Jakarta dan Palembang adalah dua kota yang akan menjadi saksi sejarahnya kali ini.

Hal yang Menarik dari 'Asian Games 2018' dan Sekilas Sejarahnya!

Ada banyak hal menarik dari pertemuan para pahlawan olahraga terbesar ke dua di dunia yang jatuh pada tanggal 18 Agustus nanti. Bukan hanya soal penyelenggaraan dan tanggal yang sama, yaitu yang ke-18 dan di tanggal 18 (yang apabila disingkat tanggal-bulan-tahun menjadi 18-8-18) , pun menarik karena hadirnya yang bertepatan pula dengan sehari setelah ulang tahun Indonesia, hari Kemerdekan yang tahun ini sudah memasuki usia 73 tahun.

Jika ditengok dari sisi historis, dari awal kemunculan Asian Games memang banyak yang bisa dikenang. Seperti pada penyebutan 'Asian Games' ,yang ternyata baru dinamai demikian setelah terjadinya perang dunia kedua. Saat itu di tahun 1951, India dinobatkan untuk menjadi tuan rumah pertama dan menjadikan Jepang sebagai negara yang pertama kali menjadi juaranya.

Dilihat dari angka partisipasinya, awalnya hanya 11 negara yang mengikuti untuk berkompetisi dalam 7  olahraga. Hingga 77 tahun berjalan atau kini di Asian Games 2018 akan ada 45 negara yang berpartispasi dalam 40 cabang olahraga dengan jumlah atlet kurang lebih sebanyak 15 ribu. Fantastis bukan? Bukti pertumbuhan Asian Games dari waktu ke waktu dengan begitu pesat.

Menengok kembali pada Asian Games 2018, ada lagi hal menarik yang bisa dibahas adalah soal logo dan maskot yang digunakan.  Logo yang digunakan pada Asian Games kali ini ternyata dipilih langsung oleh Bapak Jokowi, dimana logo tersebut merupakan sketsa tampak atas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan matahari yang melambangkan energi.

Adapun untuk maskot, Asian Games 2018 akan memiliki 3  maskot yang mempunyai makna dibaliknya yaitu  Bhin-bhin (dari kata Bhineka, merupakan seekor burung cendrawasih yang juga mewakili Indonesia bagian timur, lambang strategi), Atung (dari kata Tunggal, merupakan seekor rusa Bawean yang mewakili Indonesia bagian tengah, lambing kecepatan), dan Kaka (dari kata Ika, merupakan seekor badak bercula satu dari Indonesia bagian barat, lambing kekuatan). Yang apabila disatukan mereka akan menjadi "Bhineka Tunggal Ika" seperti semboyan Indonesia.

ilustrasi | sport.tempo.co
ilustrasi | sport.tempo.co
Bukan Soal Urusan Jakarta dan Palembang, Kesuksesan 'Asian Games 2018' adalah Tanggung Jawab Seluruh Penjuru Indonesia

Pada tanggal 18 Agustus sampai 2 September 2018, Jakarta dan Palembang akan menjadi dua kota yang menjadi fokus utama. Sebab, kota itulah yang akan menjadi tempat dimana Asian Games 2018 akan langsungkan. Namun, bukan berarti hanya menjadi urusan keduanya saja. Kota-kota lain yang tersebar dibawah langit Indonesia juga punya andil dalam urusan ini dengan cara memberikan dukungan lewat  semangat dari masing daerah, misalnya.

Datang ke tiap pertandingan untuk mendukung atlet kebanggaan memang lebih baik, namun bukan berarti jika tidak bisa datang lalu tidak melakukan apa-apa. Bentuk dukungan hari ini bisa kamu tunjukkan dengan mengikuti perkembangan tiap pertandingan di berbagai media, seperti televisi atau yang sering kamu genggam seharian, telepon genggam. Jadi bukan alasan lagi jarak menjadi alasan untuk menjadi lepas tangan dalam ajang olahraga terbesar setelah olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun