Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara "Move On" Terbaik 'Tuh yang Seperti Apa Sih?

5 Juli 2018   21:57 Diperbarui: 6 Juli 2018   18:30 4047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | http://www.readunwritten.com

Yang mudah diomongin tetapi sulit dilakuin: move on!

Masalah percintaan memang nggak ada habisnya, bukan hanya soal jatuh cintanya juga sampai cara melepaskan jeratnya. Sering juga kita mendengar, bahwa katanya jatuh cinta butuh hitungan detik, berbeda dengan melupakan, yang bisa sampai hitungan hari, bulan atau bahkan tahun. Terkesan berlebihan, tetapi bukankah memang begitu kenyataannya?

Pun jika dibandingkan, soal melupakan punya karakterisitik yang berbeda antara perempuan dan laki-lakinya. Kalau putus cinta, pada awalnya perempuan yang menjadi lebih susah melupakan tetapi kalau sudah lupa ya sudah lupa lalu bahagia lagi. Sedang laki-laki, pada awalnya dia merasa tidak masalah tetapi lama-lama jadi rindu juga, baru terasa ingin ngajak balikan?

Ya, tulisan kali ini akan membahas soal melupakan, menjadi move on. Hal yang sering menjadi pekerjaan berat bagi yang mengalaminya khususnya perempuan. Namun, di akhir nyatanya juga kebanyakan laki-laki merasakan susahnya,kan?

Move on, haruskah dengan berbalas dendam?

Rasanya munafik jika kita tidak merasa ada apa-apa ketika kita memutuskan seseorang yang kita cinta. Pasti ada masalah yang membuat kita memilih jadi berpisah. Kalau tidak ada masalah, pasti langgeng-langgeng aja, seharusnya.

Masalah yang membuat kita menjadi putus inilah yang bisa saja kemudian memunculkan celah untuk balas dendam. Misal masalah yang membuat kita putus dengannya adalah karena ternyata dia tidak setia, dia menjalin hubungan yang lain selain dirimu. Lalu, karena alasan itu kamu jadi ingin menyakitinya balik dengan mencari pasangan baru dengan cepatnya. Biar si dia juga tahu, bahwa putus tidak masalah bagimu dan mengantikan si dia di hatimu ternyata mudah saja. Begitu? Itu beneran mau move on atau caper?

Pelajaran tidak harus datang dari kita!

Berat memang menjadi pihak yang disakiti. Namun, move on-mu bukan berarti harus dengan berbalas dendam agar si dia merasakan sakit dari apa yang kamu lakukan. Biarkan saja dia pergi tanpa harus kamu mengikutinya. Kalau ingin benar-benar move on dari si dia jangan bertahan menjadi bayang-bayangnya.

Tapi kak, aku juga ingin lihat dia disakiti aku?

Tenang, pernah menjadi bagian yang disakiti bukan berarti tugas selanjutnya dari kamu adalah menjadi menyakitinya. Sebab, pelajaran untuk si dia bisa datang dari mana saja, bukan hanya jadi persoalanmu. Boleh jadi hari ini dia menyakitimu, mungkin di kemudian hari si dia akan juga sama merasakan yang kamu alami, namun bukan dari kamu melainkan orang lain.

 Ya, katanya hukum karma itu berlaku? Jadi jangan bersusah payah menjadi orang jahat hanya demi membuatnya tersakiti, karena belum tentu caramu yang menjadi jahat benar-benar mempan untuknya. Malah merugikanmu? Capek hati, lho.

Tetap jadi orang baik, biar dia saja yang menyakiti yang menjadi si jahatnya. Orang yang baik memang tidak cocok bersanding dengan yang hanya bisa menyakiti. Tunggu saja, yang mencintaimu dengan benar akan selalu berusaha membahagiakanmu bukan sebaliknya.

Move on terbaik, seperti apa?

Pernah saya membaca sebuah quote yang kurang lebih katanya adalah cara move on terbaik adalah dengan berhenti mencari tahu. Bukan dengan cara stalking seharian.

Maklum jika itu hal yang sulit dilakukan, karena hari-harimu tak pernah terlewati tanpa si dia. Terutama pada awalnya, apalagi untuk perempuan. Tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Bulan-bulan pertama boleh dikatakan masih wajar jika kesulitan untuk menahan tidak mencari tahu. Dengan mengurangi intensitasnya dari hari ke hari kamu juga akan biasa.

Ya, jangan menyibukan move on-mu dengan stalking, salah besar! Sibuklah memantaskan diri dengan hal positif lain seperti melakukan hobimu atau berkumpul dengan orang orang yang bisa membawamu pada kebaikan.

Betewe,sudah dengar lagu terbaru Rizky dan Mikha? Lagu yang dibuat liriknya oleh Manji sedang notasi ditangani oleh Yura. Ya, barangkali lagu tersebut bisa menjadi teman move on-mu. Lagu soal putus cinta yang nadanya nggak bikin kamu melawwww...

Percayalah sayang, berpisah itu mudah.. Tak ada kamu dihidupku, aku mampu

Jangan-jangan memang yang susah itu bukan melupakan orangnya, tetapi momen yang kamu lakukan bersamanya, iya gak?

Ehem

Salaman,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun