Terkait memori jangka panjang, ahli psikologi bernama Tulving, mengklasifikasikannya menjadi dua kategori, pertama yaitu memori semantik yang berhubungan dengan ingatan mengenai fakta-fakta pengetahuan umum dalam kehidupan contohnya kata-kata atau ide tertentu. Kategori kedua adalah memori episodik yaitu memori yang berisi pengalaman pribadi individu yang berkaitan dengan kisah di masa lampau dalam kehidupannya. Melihat dari pembagian kategori ini maka kejadian patah hati akan masuk ke dalam memori episodik dimana momen ini adalah pengalaman sang individu di masa lampaunya.
Setelah momen patah hati masuk dalam memori episodik, orang dapat memanggil kembali memori patah hatinya sesuai suasana hati (mood) yang sedang dialaminya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bower ditemukan bahwa ada kecenderungan orang akan memanggil suatu memori yang cocok dengan kondisi suasana hati mereka saat itu. Ketika sedang dalam kondisi bahagia mereka akan mengingat kenangan bahagia di masa lampau dan saat sedang bersedih maka mereka memiliki kecenderungan untuk mengingat kembali memori-memori sedih. Jika dikaitkan dengan teori tersebut, maka kita dapat mengatakan bahwa ingatan patah hati menjadi mudah dipanggil kembali karena mungkin juga sudah diklasifikasikan dalam kategori sesuai dengan suasana hati bersedih. Faktanya manusia mengalami suasana hati yang berbeda-beda tergantung situasi yang sedang dialaminya. Di saat seseorang sedang mendengarkan music sedih dan tiba-tiba suasana hatinya ikut bersedih maka akan ada kemungkinan juga ia akan terbayang ke masa lampaunya yang sudah diklasifikasikan dalam kategori kenangan sedih.
Menjawab judul dari tulisan ini, Mengapa Momen Patah Hati Tersimpan Lama Dalam Memori ? maka jawabannya adalah karena individu yang mengalaminya memberikan perhatian khusus yang cukup besar pada momen tersebut. Selain itu juga karena terdapat unsur emosional yang besar serta terjadinya pengulangan yang intens ketika baru mengalami patah hati yang akhirnya membuat memori ini akan terekam di dalam memori jangka panjang manusia dan dapat diingat dalam kurun waktu yang sangat lama terlebih jika sering diingat kembali. Jika ditarik kesimpulannya, maka kita dapat berkata bahwa semakin sesuatu diingat-ingat maka akan semakin bertambah kuat juga rekaman ingatan ini tersimpan dalam pikiran manusia.
Momen patah hati ini sungguh merupakan suatu bagian dari cerita perjalanan kehidupan manusia. Momen yang menyimpan berbagai perasaan emosional dan mungkin juga dapat melumpuhkan fokus pikiran pada saat masih baru saja terjadi. Momen yang awalnya mungkin menimbulkan rasa sedih serta sakit namun dengan sejalannya waktu dan proses penerimaan kenyataan, maka momen ini akan menjadi cerita unik yang pastinya berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Momen itu akan menjadi suatu cerita nostalgia yang bahkan masih dapat diingat di usia lanjut.
Sumber referensi :
Bower, G. H. (1981). Mood and memory. American psychologist, 36(2), 129-147.
Christianson, S. A. (2014). The handbook of emotion and memory: Research and theory. Psychology Press.
McGaugh, J. L., Cahill, L., & Roozendaal, B. (1996). Involvement of the amygdala in memory storage: interaction with other brain systems. Proceedings of the National Academy of Sciences, 93(24), 13508-13514.
Radstone, S., & Schwarz, B. (Eds.). (2010). Memory: Histories, Theories, Debates. Fordham University Press.
Winch, G. (2018). How to Fix a Broken Heart. Simon and Schuster.