Mohon tunggu...
Lisnawaty
Lisnawaty Mohon Tunggu... Lainnya - Lifelong Learning

Learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Momen Patah Hati Tersimpan Lama dalam Memori?

13 November 2021   22:55 Diperbarui: 13 November 2021   23:04 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konon ketika seseorang menyukai orang lain akan tercipta berbagai rasa dalam hati. Hal inipun sejalan saat rasa suka itu harus dihentikan seketika, dimana akan tercipta juga berjuta rasa di sana. Sayangnya rasa yang akan dialami saat segala sesuatu harus dihentikan seketika bukanlah perasaan senang dan bahagia namun kebalikannya yaitu kesedihan, kedukaan, kekecewaan, kemarahan, kebingungan yang bercampur aduk dengan perasaan lainnya. Momen ini sangat terkenal dengan istilah patah hati, keadaaan dimana hati sedang dalam kondisi hancur berkeping-keping. Untuk teman-teman yang sudah pernah mengalaminya, apakah betul demikian suasana hati yang terjadi kala itu?

Teman-teman yang pernah mengalami pasti memiliki cerita uniknya masing-masing yang biasanya akan diingat hingga bertahun-tahun setelah kejadian tersebut berlalu. Mengapakah hal ini dapat terjadi? Apakah yang membuat manusia bisa menyimpan memori patah hati itu bertahun-tahun lamanya bahkan masih dapat diingat ketika sudah berada di fase lanjut usia? Mari kita bahas lebih lanjut mengenai fenomena ini yang akan dikaitkan dengan sistem memori jangka panjang (long term memory) pada diri manusia.

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki beragam aktivitas dan tidak semua aktivitas itu akan terekam dalam bilik penyimpanan memori. Ada banyak aktivitas yang akan berlalu terlupakan begitu saja. Aktivitas yang dapat masuk ke dalam memori jangka panjang (long term memory) pada umumnya adalah aktivitas yang diberikan perhatian secara khusus. 

Penjelasan sederhana dari hal ini dapat kita lihat pada contoh situasi ketika kita melakukan rutinitas sarapan pagi. Apakah kita akan mengingat menu sarapan yang kita makan bila ditanyakan sebulan kemudian, sedang sarapan dengan menu apakah kita di tanggal yang sama bulan lalu? Belum tentu kita dapat mengingatnya kecuali kita memberikan perhatian khusus pada hal itu. Ini disebabkan kita melakukan aktivitas keseharian yang umum dan tidak ada proses pemberian perhatian secara spesifik pada kegiatan tersebut.

Pada pembentukan suatu memori, aspek atensi memegang peranan sangat penting agar suatu stimulus atau informasi akan diingat atau akan dilupakan begitu saja nantinya. Ahli Psikologi Atkinson dan Shiffrin pada teori yang dikenal dengan nama Model Modal memperlihatkan bahwa ada tiga jenis memori pada manusia. Pertama yaitu memori sensori dimana masuknya stimulus atau informasi melalui panca indera dan jika tidak diberikan perhatian khusus maka takkan tersimpan dalam memori otak dan langsung dilupakan. 

Namun jika diberikan perhatian lebih maka akan diproses masuk ke dalam tingkat berikutnya yaitu memori jangka pendek. Untuk dapat mencapai hingga tahap terakhir memori jangka panjang maka stimulus atau informasi yang sudah direkam pada tingkat jangka pendek harus dipanggil berulang dan dipertahankan dalam pikiran. Di saat proses pengulangan itu terjadi maka stimulus atau informasi akan terproses secara otomatis dan berjalan masuk ke dalam penyimpanan memori jangka panjang.

Pada umumnya orang yang sedang patah hati memiliki kecenderungan mengingat-ingat dan mengulang berbagai momen masa lampau dalam pikirannya. Proses mengulang momen lampau ini tidak hanya terjadi satu hingga dua kali namun bisa puluhan atau jika dapat dengan detail menghitungnya mungkin saja bisa mencapai ratusan kali pengulangan dalam rentang waktu tertentu yang tentu saja berbeda pada masing-masing individu. Ada yang melakukan pengulangan ingatan dalam seminggu bahkan berbulan.

Mengapa momen patah hati yang menyimpan rasa sedih dan sakit ini diingat-ingat terus dalam pikiran? Umumnya, orang akan mengingat momen ini karena merupakan bagian pengalaman yang sangat personal serta memberikan berbagai rasa emosi yang dapat menimbulkan perhatian khusus pada stimulus yang ada saat itu. Jika di runut pada momen sebelum terjadinya patah hati, pasti setiap orang akan mengalami terlebih dulu tahapan jatuh hati, dimana banyak rasa suka, senang dan bahagia didalamnya. Namun ketika roda perputaran hidup sedang menyapa dirinya, maka terjadilah kebalikan dari rasa senang dan bahagia yaitu rasa kesedihan mendalam yang dihadirkan oleh momen patah hati.

Kesedihan mendalam ini menciptakan luka yang tidak nampak seperti luka fisik pada umumnya karena yang terluka adalah bagian perasaan manusia yang tidak bisa nampak dari luar. Perasaan terluka pada momen patah hati ini memliki skala sakit hampir sama dengan skala sakit yang tak tertahankan berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada orang-orang yang baru mengalami putus hubungan romantis yang dilakukan oleh Ethan Kros dan para koleganya di University of Michigan.

Lebih lanjut, Winch memaparkan bahwa orang yang sedang patah hati memiliki kecenderungan ketidakstabilan emosi yang menyebabkan pikiran, fokus, kesadaran dan perhatian semuanya didominasi oleh rasa sakit emosional yang sedang berlangsung. Pada umumnya orang akan mengingat kenangan lama dan memeriksa kembali foto yang pernah dibuat bersama pada minggu awal setelah putus. Perhatian penuh dialokasikan pada kenangan-kenangan lampau, membuat rasa sakit emosi itu semakin kuat terasa. Saat rasa sakit hati ini sangat terasa, maka kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas secara fokus pun terganggu. Ketidakmampuan untuk fokus ini akan menjadi momen yang akan diingat nantinya sebagai momen emosional yang menyakitkan dan momen ketidakberdayaan diri untuk menghadapi kepatahan hati.

Kuatnya rasa sakit dan sedih yang dirasakan secara emosional pada momen patah hati akan direkam pada bagian otak yang disebut amigdala. Amigdala merupakan bagian dari otak manusia yang berperan besar dalam mengolah stimulus yang mengandung unsur emosi. Memori emosional pada momen patah hati akan terekam pada bagian amigdala dan memori peristiwa patah hatinya akan masuk ke otak bagian hipokampus untuk diproses menjadi memori jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun