Mohon tunggu...
Lisbel Chu
Lisbel Chu Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - saya adalah seorang marketing

hallo nama saya lisbel saya adalah seorang ibu rumah tangga yang mencoba keuntungan bekerjea sebagai marketing online di pemasaran, mohon bimbingan nya

Selanjutnya

Tutup

Trip

Mencegah Mudik untuk Perantau Saat Imlek, Dapat Extra Angpau

7 Februari 2021   18:49 Diperbarui: 7 Februari 2021   19:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

China - Imlek di China tahun ini bakal berbeda dari yang sudah-sudah. China membatasi arus mudik untuk mencegah penularan virus Corona, bahkan bagi-bagi angpau untuk yang tidak pulang kampung.

Dilansir dari BBC, merujuk tahun-tahun sebelumnya, jutaan orang di China diprediksi mudik pada Imlek yang jatuh pada tanggal 12 Februari. Dengan Imlek yang jatuh pada 12 Februari, warga akan mudik mulai dari 28 Januari dan merayakan Imlek sampai 8 Maret. Setidaknya, bakal ada 1,7 miliar orang pulang kampung kali ini.

Tahun lalu tercatat ada tiga miliar perjalanan yang terjadi saat Imlek. Ya, tahun baru Imlek memang memiliki tradisi seperti saat lebaran di Indonesia, warga perantauan mudik ke kampung halaman.

Masalahnya, tahun lalu Imlek menjadi salah satu pemicu pandemi virus di China. Sementara tahun ini, wabah COVID-19 belum benar-benar usai kendati di sejumlah kota di Negeri Panda itu kehidupan telah kembali normal.

Pemerintah China pun mengambil langkah preventif untuk mencegah situasi serupa. Warga diyakinkan untuk tidak mudik kali ini. Apalagi, malah muncul klaster baru di kota tujuan mudik.

Contohnya di Kota Tongha di Provinsi Jilin. Memiliki dua juta penduduk, kota ini mengonfirmasi ada 1 kasus positif yang terjadi di awal Januari.

Kota Tongha pun ditutup buat pemudik. Warga dari sana juga dilarang meninggalkan kota.

Komisi Kesehatan Nasional China juga mewajibkan setiap warga yang kembali ke pedesaan untuk menunjukkan hasil negatif tes COVID-19. Hasil itu harus dikeluarkan tujuh hari sebelum keberangkatan mereka.

Orang-orang dalam kategori ini juga harus menjalani "observasi di rumah" selama 14 hari. Selama masa pengawasan ini mereka tetap dapat meninggalkan rumah, tapi wajib memantau suhu tubuh setiap hari.

Namun selama masa itu, mereka tidak akan diizinkan mengikuti pertemuan yang dihadiri banyak orang. Setiap tujuh hari mereka juga harus menjalani tes COVID-19.

Kebijakan ini akhirnya viral apalagi di kalangan perantau sampai menjadi pro dan kontra. Ada yang menganggap kebijakan ini tidak praktis dan terlalu mahal namun tidak sedikit yang menganggap bahwa ini aturan yang lumrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun