Mohon tunggu...
LISA
LISA Mohon Tunggu... Guru - Bunda dan Guru SD

Nama yang singkat dan mudah diingat, LISA. Lahir di Pulau Laskar Pelangi (Pulau Belitong) dan sekarang menetap di Kabupaten Bangka Kep. Bangka Belitung. Seorang istri dan bunda dari 2 putri. Seorang guru kelas yang bertugas di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat. Bergabung dalam komunitas penggiat literasi, Komunitas Guru Pelita Dunia dan terus belajar menulis artikel di blog pribadi dan Kompasiana. Email : lisasya2501@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

11 September 2022   00:26 Diperbarui: 11 September 2022   14:35 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan pendidikan nasional berakar dari pemikiran Menteri Pendidikan Pertama Indonesia yang sekaligus menjadi tokoh pendidikan nasional Indonesia, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih kita kenal Ki Hajar Dewantara (KHD). Pendidikan yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh KHD saat masa penjajahan masih relevan. 

Hal ini terbukti dengan dijadikannya pemikiran-pemikiran KHD sebagai landasan praktik pendidikan hingga saat ini terutama pada Kurikulum Merdeka yang resmi diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek Februari 2022 lalu.

Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh KHD adalah Taman Siswa. Taman siswa bukan hanya menjadi tempat bermain untuk anak namun, juga menjadi tempat untuk anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. 

Anak diberi kemerdekaan untuk mengembangkan kemampuan, minat, dan bakat serta dilengkapi dengan dukungan dalam proses belajarnya. Prinsip dasar Taman Siswa sejatinya tidak menghilangkan kodrat anak untuk bermain namun, anak tetap dapat menikmati proses belajar dengan bahagia di dalamnya.

Pendidikan yang bersumber dari referensi KHD ini merupakan pendidikan yang berpihak pada murid. Bentuk keberpihakkan kepada murid membawa kita sebagai guru menyiapkan proses pembelajaran yang berpusat pada murid. 

Bagaimana pembelajaran yang berpusat pada murid ? Pastinya pembelajaran yang disiapkan atas dasar kebutuhan murid. Esensi dari profesi guru sama halnya seperti profesi dokter. 

Seorang dokter menentukan keputusan terbaik dalam mengobati pasiennya dimulai dengan mendiagnosa sakit yang dirasa/keluhkan oleh pasiennya. Setelah itu dokter menganalisis untuk menentukan tindakan terbaik yang harus dilakukan untuk langkah pengobatan pasiennya. 

Jika kita berada pada posisi pasien, melihat dokter langsung melakukan tindakan tanpa bertanya keluhan yang kita rasa, apa yang akan kita lakukan ? Apa kita akan percaya tindakan yang dilakukan untuk kebaikan kita ?

Sama seperti guru, sebelum memulai proses pembelajaran di kelas, seorang guru haruslah tahu dengan baik siapa muridnya, apa yang dipunya murid (kemampuan/minat/bakatnya), apa yang dibutuhkan murid untuk mengembangkan kemampuannya, dan cara terbaik apa yang bisa diberikan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan para muridnya ?

Guru seyogiyanya menyiapkan pembelajaran terbaik yang dapat dimulai dengan melakukan asesmen diagnosis. Asesmen diagnosis terbagi menjadi 2 yaitu non kognitif dan kognitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun