Mohon tunggu...
Lisa Shiruni
Lisa Shiruni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi pendidikan biologi

Penggiat seni, bahasa dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lamun, Tumbuhan Laut yang Makin Terancam

10 Desember 2020   13:10 Diperbarui: 10 Desember 2020   13:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu lamun?

Lamun atau seagrass merupakan tumbuhan air yang hidup dan tumbuh di laut dangkal (Permana, 2016). Lamun atau seagrass termasuk ke dalam tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) layaknya tumbuhan yang berada di daratan. Hal ini karena lamun mempunyai bunga, buah, daun dan akar sejati serta dapat tumbuh pada lingkungan berlumpur, berpasir sampai berbatu (Sjafrie, 2018). 

Ekosistem lamun menjadi ekosistem perairan yang penting, karena berperan dalam menunjang kehidupan berbagai jenis organisme laut, sekaligus sumber protein bagi manusia. Sayangnya, ekosistem tersebut rentan terhadap beragam ancaman kerusakan, mulai dari aktivitas manusia sampai aktivitas alam. Akibatnya luas padang lamun di Indonesia terus mengalami penurunan. Luas seluruh padang lamun di Indonesia awalnya diperkirakan mencapai 30.000 km2, tetapi luasnya menyusut sebesar 30-40% (Nontji, 2009). Maka dari itu, segala informasi mengenai tumbuhan lamun menjadi sangat penting untuk kita ketahui.

Spesies lamun di Indonesia

Indonesia memiliki beragam jenis lamun yang hidup di perairan. Sekarang ini, tidak semua spesies dapat kita jumpai. Di bawah ini spesies yang masih dapat kita jumpai sesuai data LIPI tahun 2018.

  • Cymodocea rotundata, spesies ini memiliki tepi daun rata, terdapat seludang daun yang menutup sempurna
  • Thalassia Hemprichii, karakteristiknya mirip Cymodocea rotundata, tapi bagian rhizome beruas-ruas dan tebal, serta terdapat garis/bercak coklat pada lembaran daun
  • Cymodocea serrulata, beberapa karakteristiknya berupa tepi daun yang bulat bergerigi, memiliki seludang daun segitiga yang tidak menutup sempurna.
  • Enhalus acoroides, lamun jenis ini dapat mencapai ukuran 1 meter dan pada rhizome terdapat rambut
  • Halodule pinifolia, ciri khasnya yaitu memilki daun pipih panjang berukuran kecil, terdapat urat tengah daun yang terlihat jelas, dan bentuk ujung daun membulat
  • Halodule uninervis, karakteristiknya mirip Halodule pinifolia namun memiliki ujung daun yang bentuknya seperti trisula
  • Halophila ovalis, memiliki bentuk daun oval yang berpasangan dengan tangkai pada setiap ruas rimpangnya, dan permukaan daun pada lamun jenis ini tidak berambut.
  • Halophila spinulosa, cirinya yaitu terdapat satu tangkai daun yang keluar dari akar dan pasangan daun lainnya tersusun berseri
  • Halophila decipiens, memiliki ukuran daun yang lebih kecil dan berbentuk oval dengan 6-8 tulang daun, dan permukaan daunnya berambut
  • Halophila minor, ciri khasnya yaitu bentuk daun oval, berukuran kecil dan berpasangan pada setiap ruas rimpang
  • Syringodium isoetifolium, salah satu cirinya yaitu daun unik yang berbentuk silindris
  • Thalassodendron ciliatum, spesies ini juga memiliki bentuk daun pita yang unik dan terkumpul

Lamun punya banyak manfaat

Tumbuhan lamun memiliki berbagai manfaat bagi ekosistem, beberapa diantaranya yaitu sebagai produsen primer, habitat biota laut, penangkap sedimen serta penahan arus dan gelombang air, juga berperan sebagai pendaur zat hara dan penyerap karbon. Sebagai organisme autotrofik yang membuat makanannya sendiri, lamun dapat mengikat karbondioksida (CO2) lalu mengubahnya menjadi energi. Energi tersebut yang sebagian besar masuk ke rantai makanan, baik melalui pemangsaan secara langsung oleh hewan herbivora maupun secara tidak langsung melalui dekomposisi. 

Lamun dapat menjadi tempat perlindungan ataupun tempat menempel berbagai jenis organisme. Selain itu, padang lamun juga berfungsi sebagai daerah asuhan, tempat mencari makanan bagi berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang. Sebagian besar organisme tersebut memiliki kontribusi untuk keragaman bagi komunitas lamun. Lamun berperan penting bagi beberapa biota laut yang terancam punah (endangered species), misalnya dugong dan penyu. Hal ini karena lamut dimanfaatkan sebagai makanan utamanya.

Daun lamun yang lebat akan memperlambat aliran air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Daun lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen serta penahan arus dan gelombang yang berperan dalam mencegah erosi pantai. Akar lamun dapat menyerap fosfat yang keluar dari daun yang membusuk. 

Ancaman bagi lamun dan peran manusia

Lamun termasuk kekayaan hayati Indonesia yang memiliki banyak manfaat. Sayangnya, penurunan luas ekosistem lamun khususnya di laut Jakarta dalam kurun waktu lima tahun mencapai enam ratus ribu meter persegi (Rahmawati, 2011). Penurunan ini disebabkan oleh faktor alami maupun faktor aktivitas manusia. Faktor alami berupa arus laut yang terlalu kuat, badai, dan tsunami. Sementara itu, faktor manusia juga berkontribusi bagi penurunan ekosistem ini, diantaranya reklamasi pantai,  penambangan pasir, serta pencemaran. Oleh karena itu, untuk mari jaga lingkungan kita dengan melakukan perubahan mulai dari hal terkecil, seperti membuang sampah pada tempatnya dan mulai memilah sampah sesuai kelompoknya. Semoga generasi di masa depan tetap dapat menikmati keanekaragaman hayati, khususnya keberagaman jenis lamun.

Referensi

Permana, A. H., Amir, H., & Siti, A. B. 2016. "Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun Cymodocea sp.". Jurnal Teknologi Pertanian, 37-46.

Sjafrie, N. D., dkk. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver.02. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Nontji, A. 2009. "Rehabilitasi Ekosistem Lamun Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir". Lokakarya Nasional I Pengelolaan Ekosistem Lamun, Jakarta.

Rahmawati, S. 2011. "Ancaman Terhadap Komunitas Padang Lamun". Jurnal Oseana, 49-58.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun