Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Magnet Baru di Kota Tua, "Magic Art 3D Museum"

31 Januari 2019   06:53 Diperbarui: 3 Februari 2019   00:26 4173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singgasana depan kasir Magic Art 3D Museum (sumber penulis)

Daerah Kota Tua, memang magnet utama kota Jakarta bagi para wisatawan yang datang berkunjung.  Atas prakarsa BTP atau Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang baru saja keluar dari 'pesantren', Kota Tua yang dulunya kumuh dan tidak terawat akhirnya tertata kembali. 

Pedagang asongan dikoordinasi agar mendapat tempat tersendiri. Lahan parkir juga tidak tertib, tidak bisa kendaraan parkir sembarangan.  Dijamin, tungganganmu bisa mendadak hilang lenyap akibat diangkut Dishub. Yah, walau sekarang sudah tidak setertib jaman BTP. Tapi Kota Tua masih tetap menjadi primadona.

Saya rasa atas dasar alasan itulah, Museum Art 3D dibuka di Kota Tua. Dengan posisi di samping Kali Besar yang dibangun era BTP. Atau tepatnya di Gedung Kerta Niaga I, unit GF&  L1, Jl. Kali Besar Timur no. 9, Pinangsia. Sesuai tertulis pada brosur yang saya ambil di bagian kasir museum ini.

Sebenarnya saya sering mengunjungi daerah ini. Namun karena begitu banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Jadi tidak terlalu memperhatikan tulisan yang terpampang di bagian depan bangunan yang menjadi tempat favorit para delman mencari penumpang.

Ternyata memang jitu peribahasa "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Setelah mendengar teman saya merekomendasi untuk mengunjungi tempat ini. Akhirnya saya menyempatkan diri untuk mengunjunginya. Padahal tujuan awalnya saya mau mengunjungi Museum Maritim yang baru buka pada tanggal 7 Desember 2018 yang lalu. 

Karena sebab lain hal, meluncurlah saya dan sahabat seperjalanan untuk menjajal, apakah benar museum ini sebagus yang ada di luar negeri tepatnya Korea. Hal ini diutarakan teman saya yang sudah pernah berkunjung Magic Art 3D Museum.

Kalau dari depannya terlihat tidak megah, wajarlah. Karena terletak di bangunan tua. Dari luar terlihat pada bagian dalamnya terdapat gambar-gambar bertema Mesir. Ketika masuk pun disambut singgasana khas negara yang terkenal dengan piramidnya. 

Harga tiket masuk dibanderol Rp60.000/orang dewasa, untuk Senin-Jumat. Sedangkan Sabtu - Minggu Rp80.000. Untuk Pelajar juga dikenakan harga spesial, yaitu Rp40.000 di hari kerja, Rp60.000 pada akhir pekan. Harga anak usia 3-5 tahun juga berbeda, Rp20.000 Senin s.d. Jumat, Sabtu dan Minggu Rp30.000. Jam operasional 10.00 - 22.00 WIB.

Sesampainya di dalam, saya pun mengorek-orek informasi dari dua staf galery gate. Bernama Indah dan Temmy. Berawal teman saya kehabisan nafas setelah mengikuti gaya berfoto dengan berbagai sesi. Seorang staf menghampiri saya. Menawarkan bantuan untuk menjadi fotografer dadakan. Baiklah, saya jadi semangat untuk mencoba berbagai pose yang dicontohkan Indah. 

Mungkin sudah puluhan foto memenuhi memori gawai yang menjadi andalan mencari bahan foto artikel saya.Tiba-tiba saya merasa lelah, biarpun Indah dan Temmy masih bersemangat. Sementara saya mengambil jeda istirahat. Saya rasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui lebih dalam mengenai Magic Art 3D Museum dari mereka. Terlihat, sepertinya pengunjung  sudah keluar semua. Jadi bisa lebih leluasa untuk bertanya-tanya.

Temmy & Intan (sumber penulis)
Temmy & Intan (sumber penulis)
Cerita pun mengalir bahwa museum baru buka pada tanggal 7 Desember 2018 yang lalu. Pemilik museum 3D yang mempunyai  7 zona plus Rumah Kaca beserta Kamar Tambahan adalah orang Korea. Biasa dipanggil Mr. Kim, kata mereka. 

Sayangnya saya belum ada kesempatan untuk mewawancarainya langsung. Menurut Intan, Mr. Kim memboyong 6 pelukis Korea untuk melakukan proyek ini. Proses pembuatan lukisan dibutuhkan waktu pengerjaan 2 bulan, setiap hari dari jam 8 pagi s.d. 6 sore. Yang memakan waktu adalah pembangunan yang menghabiskan masa 6 bulan.

Temmy sempat menawarkan jika ada yang tertarik rumah pribadi untuk dilukis seperti ini, mereka menyediakan. Wow, ide yang bagus. Sayang rumahnya belum tersedia.

Baiklah, saya mencoba membuka website yang tertulis di brosur mereka. Ternyata ada dalam bahasa Korea. Weleh-weleh, maafkan saya. Bahasa Ibu saja masih amburadul, apalagi bahasa Korea. Untungnya banyak bagian lainnya tertera dalam bahasa Inggris. Untuk galeri terbagi dalam kategori sebagai berikut ; Masterpiece, Animal, Ocean, Living, Dinosaur, Horror dan Adventure. Dengan sentuhan jari pada kata-kata tersebut, muncullah contoh-contoh lukisan beserta cara berposenya. Aih, ini memang menarik.

Jika cek di brosur, tempat ini dibagi berdasarkan 7 zona. Yaitu  terdiri : Zona Lukisan, Zona Satwa, Zona Laut, Zona Rutinitas, Zona Dinosaurus, Zona Petualangan dan Zona Horror. Favorit saya adalah Zona Satwa dan Rumah Kaca. Mengapa ? Karena menurut saya, gambar dan tata cahaya yang paling tepat ada di zona ini, seperti berfoto dengan hewan asli. 

Kalau di Rumah kaca, bisa seru-seruan mencari sudut unik berfoto di dalam lorong kaca. Untuk bagian terakhirnya, ruangan ini dipenuhi musik dengan irama menyentak dengan tembakan sinar berwarna-warni yang membuat kami betah berlama-lama mencari momen yang tepat untuk berfoto. Seru juga untuk membuat video dengan gaya tergokil. Tanpa sadar umur kami yang jauh dari umur anak milenial.

Rumah Kaca (Sumber penulis)
Rumah Kaca (Sumber penulis)
Waktu berjalan cepat, padahal belum semua tempat kami coba. Tapi kami rasa cukup, Untuk menyudahi kegiatan wisata berfoto di museum yang terdiri dari dua lantai ini. Saran saya, kalau bisa kunjungi hari Senin - Jumat. Agar leluasa untuk mengambil gambar. Tapi kalau sempatnya akhir pekan juga tak masalah. Biasanya pengunjung datang kisaran 200-an orang/hari di akhir minggu. Jika hari biasa kurang lebih 100 orang/ hari, tambah Temmy.

Kami beranjak mengambil sepatu di tempat penitipan dan sepanjang perjalanan pulang sibuk melihat gawai. Memilah manakah yang paling layak untuk dibagikan di media sosial. Rasa-rasanya ingin diunggah semua. Ah, pamer foto memang candu baru yang mengasyikkan. (***)

Sumber  : website dan IG magicartjakarta

Berbagai contoh foto di Magic Art 3D Museum (sumber penulis)
Berbagai contoh foto di Magic Art 3D Museum (sumber penulis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun