Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bertemu Nur Hadi, Capres Tronjal Tronjol yang Memang Maha Asyik

11 Januari 2019   07:20 Diperbarui: 11 Januari 2019   17:01 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampil di acara live Rosi di Studio Kompas TV di Menara Kompas| Wartakota/Alex Suban

Ada fenomena baru muncul akibat memanasnya pesta demokrasi yang semakin dekat. Terutama adu mulut di media sosial antara cebong dan kampret. Dua kubu yang senantiasa saling gontok-gontokkan. Bahkan bisa menyebabkan hubungan persahabatan puluhan tahun merenggang dan tak jarang juga berhasil memutuskan tali persaudaraan.

Muncullah semacam juru selamat bagi yang lelah mendengar politik didengungkan tiap harinya di media sosial. Dengan gayanya yang khas, humor khusus untuk orang dewasa. Konten akun media sosial Nurhadi Aldo tersebar luas secara cepat. Karena memang awalnya bertujuan menghibur para warganet untuk kalangan sendiri, tapi ternyata bisa mengakibatkan para penggemar politik yang berbeda pandangan kembali bisa duduk bareng dan tertawa bersama-sama.

Pada Kamis, (10/01/2019), saya berkesempatan mengikuti acara secara langsung di salah satu studio Kompas TV. Acara yang dibawa presenter kawakan Rosi ini, menghadirkan narasumber dari kedua belah pihak politik, Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) dan Sudirman Said (Direktur Materi & Debat BPN). 

Juga ada pihak-pihak netral alias tidak mau memberitahukan siapakah capres pilihan mereka; Maman Suherman (penulis) dan Sujiwo Tejo (seniman), serta Burhanudin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indkator Politik sebagai narasumber tim ahli. Namun, bintang utama hari ini tetap Nurhadi, Capres nomor urut sepuluh dari Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik.

dalam studio Kompas TV (sumber:Dokumentasi pribadi)
dalam studio Kompas TV (sumber:Dokumentasi pribadi)
Pada acara hari ini, Sujiwo Tejo kalah lucu dan Cak Imin pun mendadak berubah menjadi seorang serius akibat harus mengalah untuk Nurhadi yang memang jawaban-jawabannya yang nyeleneh membuat kami penonton tergelak.

Dari acara ini saya baru mengetahui bahwa ada tim pencipta atau istilah kerennya kreator untuk unggahan-unggahan lucu yang dibuat di media sosial dengan menggunakan foto dari Nurhadi yang profesi aslinya adalah tukang urut. 

Di bagian acara wawancara via telepon salah satu kreator bernama Edwin yang dilakukan oleh Rosianna Silalahi, dia berujar "Lebih baik golput (tidak memilih) daripada tidak ada yang terbaik. Tapi tetap untuk menjadi golput itu tidak dianjurkan". Kurang lebih seperti itu perkataannya. Kami langsung mengambil kesimpulan bahwa dia berseberangan dengan Nur Hadi yang selalu mengingatkan agar tetap menggunakan hak pilih pada saat pemilu nanti.

Berfoto bersama pendukung Capres no. urut 10 (sumber:Dokumentasi pribadi)
Berfoto bersama pendukung Capres no. urut 10 (sumber:Dokumentasi pribadi)
Oh ya, sebagai informasi Nur Hadi dan kreator konten tidak pernah bertemu langsung. Saya sempat bertanya langsung usai acara selesai bagaimana awalnya dia setuju untuk dijadikan model guyonan seperti ini. Ternyata berawal dari suatu komunitas tertutup bernama Nomor Sepuluh di media sosial Facebook. Akun bertujuan menghibur ini ternyata sudah berusia 5 tahun.

Untuk mendaftarnya dengan cara menelepon Capres nomor urut sepuluh ini. Nur Hadi piawai menghibur anggota komunitas ini, sehingga tim kreator menghubungi agar dibuatkan laman sosial tapi berbau politik dengan menyalin gaya candaan khas Nur Hadi.

Terbukti hari ini kami disarankan untuk saling menjilat satu sama lain dari pada harus menjilat penguasa. Tanggapan khas Nur Hadi mengenai teori lahirnya dua kubu yang saling berseteru itu akibat menjilat penguasa (masing- masing capres).

Sempat ditanyakan oleh Rosi, mengapa gaya humor yang diterapkan menjadikan segmentasi khusus untuk dewasa. Dijawab oleh Edwin, itu urusan orang tua, merekalah yang harus mengontrol media sosial anak masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun