Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Untuk Semesta, untuk Indonesia

2 Februari 2020   19:06 Diperbarui: 3 Februari 2020   09:17 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jateng.tribunnews.com

Cerita terakhir adalah cerita tentang Soraya Cassandra dan suaminya. Petani di daerah urban Jakarta yang mendirikan Kebun Kumara di Situ Gintung, Tangerang Selatan. Ia melakukan kampanye bagaimana memanfaatkan tanah di wilayah urban perkotaan menjadi hijau kembali. Mengajak warga urban perkotaan untuk mencintai alam dengan cara berkebun.  Disebutkan di sini tentang fakta wilayah urban hanya seluas 2% dari luas daratan bumi, tapi menyumbang lebih dari 70% emisi gas rumah kaca

Kekuatan Gambar dan Ide
Menonton film Semesta menurut saya kekuatannya ada pada gambar dan ide untuk membawa keragaman yang merepresentasikan Indonesia. Landscape, latar belakang budaya dan agama yang berbeda. Seperti yang disebutkan oleh para produser dan sutradara dalam wawancara di Kompas TV, film ini membawa perjalanan spiritual masing-masing tokoh yang diangkat dengan tujuan yang disebutkan di atas untuk dampak yang besar. Inspirasi untuk melakukan sesuatu yang berbeda.

Sebagai penonton, saya sangat menikmati gambar-gambar indah yang disajikan oleh film ini. Dari sisi sinematografi, visualisasi gambar indah, penempatan kapan perlu close up sudah pas, transisi dan editing yang halus serta pemilihan latar musik yang sesuai.

Bicara soal musik, saya paling suka lagu yang mengiringi kisah Mama Almina. Suara perempuan bernyanyi akapela tentang kehidupan yang indah. Suara yang lembut, penuh kekuatan, datang dari hati. Andalan, Mama!

Walaupun secara sinematografi baik, namun saya tidak cukup mendapatkan emosi. Dari awal sampai akhir, saya merasakan datar saja. Ada semangat dan tekat yang membara pada kisah Pak Iskandar Waworuntu, tapi selebihnya datar saja.

Sebagai penonton mungkin karena ada beberapa pertanyaan yang tak terjawab pada tindakan-tindakan kongkrit yang dilakukan, misalnya pada kisah Tengku Muhammad Yusuf, bagaimana mencegah Gajah merusak kembali pemukiman warga selain dengan berdoa? 

Bukan bermaksud membandingkan, dan lebih karena film dengan topik kurang lebih sama, berbeda ketika setelah menonton Before the Flood (2016) yang diproduksi dan dibintangi oleh aktor Hollywood pemenang Oscar Leonardo DiCaprio. Setelah menonton, saya seperti merasakan urgensi tentang masa depan bumi kita ini.

Tidak ada yang bisa dilakukan selain mengubah banyak hal, mulai dari yang kecil, misalnya perilaku kita menggunakan pendingin ruangan, plastik, makanan, dan seterusnya.

Sekali lagi tidak berupaya membandingkan, Before the Flood diproduksi selama tiga tahun dengan perjalanan ke berbagai negara dan wawancara dengan para tokoh penting dunia dari ilmuwan sampai politisi dan kepala negara. Film Semesta disebutkan diproduksi selama setahun, riset dua bulan, pengambilan gambar selama empat bulan. Selebihnya mungkin post produksi.

Namun demikian, film dokumenter ini tetap layak ditonton, seperti yang disampaikan oleh Nico pada wawancara yang telah disinggung di atas, ini adalah kisah perjalanan personal spiritual untuk menyelamatkan bumi kita. Kisah yang ingin didialogkan dengan penonton untuk kesadaran dan aksi kongkrit yang akan dilakukan.

Mengutip Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ke-8 yang menganalogikan bumi manusia kita ini seperti perahu kecil. Jika perahu ini tenggelam, maka kita semua akan tenggelam bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun