Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Bahagia Tanpa Ayah-Bunda Bersama

24 Januari 2020   17:30 Diperbarui: 26 Januari 2020   03:49 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam film Knocked-Up. (Kredit: Apatow Productions - Universal Pictures)

Namun, Ayahnya meyakinkan bahwa Ben adalah hal terbaik yang ia miliki selama hidupnya. Di sisi lain, ada kehidupan pernikahan yang tidak cukup bahagia yang dijalani oleh kakak Alison, Debbie. 

Walaupun penggambaran tentang hal ini terkesan sangat bertele-tele, hanya untuk memberi pesan sebuah hubungan dalam perkawinan yang dilematis.

sumber ilustrasi: baomoi.com
sumber ilustrasi: baomoi.com
Singkat cerita akhirnya mereka berdua menemukan bahwa mereka saling membutuhkan dan terutama tumbuhnya cinta. Ben bersusah payah keluar dari kehidupannya yang tidak biasa bagi Alison.

Ia bekerja dan membeli apartemen dengan satu kamar untuk bayi mereka. Film ini berakhir happy ending dari sesuatu hal yang sama sekali tidak diharapkan, berdiri atas nama keinginan sesaat tapi semua bisa bertumbuh mengikat oleh perasaan bernama cinta dan saling membutuhkan.

Tentu saja arah dan implikasinya untuk anak yang dilahirkan pada sebuah keluarga utuh yang akan melimpahinya dengan penuh kasih sayang dan cinta.

Tapi bagaimana kalau kisahnya berakhir: pasangan tersebut tidak bersatu? Itu terjadi di dunia nyata. Seorang teman pernah bercerita ia mengalaminya dan memutuskan anak itu akan terus mereka asuh bersama dengan beberapa kesepakatan.

Mereka tetap akan melimpahi si bayi sepenuh kasih sayang walaupun Papa-Mamanya/Ayah-Bundanya tak akan pernah bersama. Ayahnya mengatakan, salah satu yang membuatnya sedih mungkin ia tidak akan melewatkan banyak waktu dengan bayi cantiknya, dan ia tak sabar menanti saat bayi cantiknya menginjak remaja.

Dia akan mengajak bicara dan menjelaskan mengapa Ayah-Bundanya tak pernah bersatu dalam sebuah biduk perkawinan dan keluarga.

Jadi mengapa tidak bersatu? Alasannya bisa jadi terdengar klise, tidak saling mencintai. Mereka sepakat dan meyakini, hubungan perkawinan hanya akan membuat mereka tidak bahagia. Ya sedikit mirip film di atas pada awalnya.

Yang membuat saya salut dan tidak perlu khawatir dengan masa depan si anak adalah keputusan untuk memberi hak pengasuhan bersama-sama dengan usaha terus menumbuhkan taman kasih sayang itu. 

Juga, tentu saja, komitmen Ayah yang begitu besar dan sungguh-sungguh untuk memberi pengasuhan dan keberanian Bunda untuk membesarkannya, sendirian di negara yang masih sulit menerima pilihan hidup yang mungkin tidak biasa itu. Tentu tidak mudah, namun tanggung jawab besar keduanya ini patut dicontoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun