Mohon tunggu...
Lisa Aza
Lisa Aza Mohon Tunggu... -

cuma seorang ibu rumah tangga yg iseng2 suka nulis kalo pengen curcol...:)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sumpah Pemuda dan Bahasa Gaul Pemuda

27 Oktober 2010   22:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Beberapa hari yang lalu, seorang sepupu saya mengeluhkan sikap anak perempuannya yang sedang beranjak remaja.Yang dikeluhkan bukan si anak membangkang atau bagaimana, tapi karena bahasa si anak yang menurut sepupu saya itu kok "ga banget!".Saya tanya, "ga banget" nya itu dimana? Lalu sepupu saya bilang, "Ya itu, ngomong ke orang tua kayak ngomong sama temen sebayanya, mama ini gimana seeehh??ga gaol getoohh!!" Saya hampir ketawa mendengar dia bicara.Belum lagi katanya, kalau mengintip laman Facebook si anak, statusnya ngeri, katanya.Yang kata-kata seperti slang kasar bahasa Inggris ikut nemplok disana, dan teman-temannya pun rata-rata mengkomen balik dengan kata-kata yang juga sama, penuh dengan kata seperti b****, f*** dll.

Sebenarnya agak disayangkan juga, di tengah-tengah maraknya sekolah berstandar internasional yang mewajibkan para muridnya untuk menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan di sekolah, tapi nyatanya yang bisa ditangkap oleh murid-murid itu hanya bahasa slank untuk memaki saja.Saya tanya keponakan saya, kenapa sih kok senang sekali melontarkan kata-kata itu?Bahkan saya sudah menerangkan padanya arti bahasa-bahasa itu sedetil-detilnya, tapi dengan santai keponakan saya bilang, kalau dia ga pake bahasa begitu, berarti dia ga gaul!GAUL!Inilah kata kuncinya.

Di usia-usia mereka yang sedang tumbuh dan berkembang, ingin tahu, ingin mencoba semua hal yang baru, bahasa pergaulan memang menjadi sesuatu yang penting untuk bisa masuk dalam sebuah komunitas.Lewat sudut pandang keponakan saya, saya bisa melihat, bahwa remaja sekarang sudah terlalu dikondisikan bahwa segala sesuatu yang kebarat-baratan itu keren dan gaul,  jadi kalau bisa, selipkanlah bahasa inggris dalam bahasa sehari-hari.Kalau perlu diucapkannya pun dengan mulut monyong-monyong mencong-mencong biar terkesan "bule" sekali.Dengan begitu, mereka yang dalam usia sedang mencari jati diri ini, merasa keren sekali, dan merasa diterima di komunitas gaul mereka karena mereka keren, bisa berbahasa inggris walaupun hanya sepenggal-sepenggal.

Mengapa bahasa asing jadi begitu penting bagi remaja maupun kehidupan masyarakat di Indonesia?Saya jadi ingat dulu masa-masa kuliah di salah satu akademi sekretaris di Jakarta, ada satu hari yang dikhususkan untuk berbahasa Inggris.Haduuuh..untuk memesan nasi rames plus sambel goreng tempe di kantin saja, kami harus puter otak harus ngomong apa hahaha.Saat itu yang ada di otak saya, bahasa inggris ini akan saya perlukan nantinya kalau saya bekerja selulus dari akademi ini.Siapa tahu boss saya ternyata orang bule!Nyatanya, bahasa inggris yang saya pelajari baru saya praktekkan saat saya baru pindah ke Amerika ini hahahaha.Dan, saya terkejut saat mendapati, bahwa orang bule sendiri kalau bicara pun tidak menggunakan pakem grammar yang baik dan benar, sehingga kadang-kadang saya merasa kok sia-sia mempelajari grammar dulu :)).

Dengan makin derasnya arus komunikasi, globalisasi, banyaknya perusahaan asing di Indonesia, dimana setiap perusahaan sekarang mengharuskan para calon karyawannya paling tidak bisa berbahasa inggris pasif, memang tak salah mempelajari bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.Apalagi kalau sampai bisa lancar dan fasih sekali, bisa jadi point plus.Tapi, haruskah kemudian mengorbankan bahasa ibu kita sendiri, yaitu bahasa Indonesia?Mungkin kata mengorbankan terlalu ekstrim, tapi kenyataannya para remaja dan pemuda sekarang lebih suka menggunakan bahasa gaul yang diselipkan bahasa inggris dalam percakapan mereka.Apakah tidak mungkin menciptakan sebuah bahasa indonesia yang keren dan bisa membuat si pemakai jadi merasa gaul?Semoga saja Sumpah Pemuda yang bersumpah untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan, BAHASA INDONESIA, tidak hanya tinggal sumpah belaka yang hanya diperingati setiap tahun dengan upacara di sekolah-sekolah.Atau mungkin memang begitu??Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, dalam arti, tak perlu dipakai dalam kehidupan sehari-hari, cukup diketahui saja kalau nantinya ada pertanyaan dalam kertas ujian di sekolah-sekolah?:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun