Mohon tunggu...
Lisa AyuWulandari
Lisa AyuWulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Klitih

25 Oktober 2021   09:06 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:23 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: harianbangsa.net

Istilah "klitih" tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Klitih merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya keluyuran, ngelayap, atau pergi keluar rumah mencari angin untuk mengisi waktu luang. 

Namun seiring berjalannya waktu klitih berubah menjadi tindakan anarkis yang identik  dengan segerombolan remaja yang melakukan kejahatan di jalanan dengan melakukan kekerasan atau pengeroyokan dan melukai orang secara acak (orang yang mengendarai motor sendirian dan di jalanan sepi) dengan membacok atau menusuk korban menggunakan senjata tajam berupa golok, celurit, gir, pisau, dan sejenisnya. Klitih biasanya beroperasi di malam hari dan beraksi menggunakan motor.

Di Jogja klitih bahkan sudah menjadi fenomena yang membuat warga resah. Salah satu contoh kejadian klitih yang baru saja terjadi pada Rabu (21/7/2021) seperti yang dimuat oleh tribun jogja. Aksi klitih terjadi di SPBU Kenteng, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (21/7/2021) pukul 04.45 WIB dengan korban berinisial SA (16) dan AF (19). Keduanya warga Godean, Sleman dan Pandak, Bantul. Akibat dari kejadian itu, korban mengalami luka karena sayatan senjata tajam. 

Korban SA mengalami luka terbuka pada pergelangan tangan kanan dan kepala bagian kanan serta luka lecet pada tangan kiri. Sementara AF mengalami luka terbuka pada pundak sebelah kanan serta pelipis, punggung dan kepala sebelah kanan. Kejadian berawal ketika korban pulang dari rumah saudaranya yang beralamat di Gedongkuning, Kota Yogyakarta pada pukul 04.00 WIB. Namun ketika sampai di turunan jembatan layang dari arah Pelemgurih, Gamping, Sleman mereka berpapasan dengan rombongan sepeda motor yang kemudian mengejar mereka hingga SPBU Kenteng, Nanggulan. Mereka kemudian dianiaya oleh pelaku dengan menggunakan senjata tajam. Saat ini pelaku masih dalam penyelidikan polisi.

Penyebab Klitih

Aksi klitih disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pelaku yang merasa ingin dirinya dikenal oleh banyak orang terutama oleh teman tongkrongan atau gengnya, sulit mengendalikan emosi, mudah tersinggung, dan biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (coba-coba). Lalu yang kedua adalah faktor eksternal, faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri pelaku yang berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan bahkan lingkungan pertemanan. 

Faktor lingkungan keluarga biasanya disebabkan oleh minimnya perhatian yang diberikan oleh keluarga sehingga pelaku mencari perhatian dengan cara melakukan klitih. 

Selanjutnya faktor lingkungan sekolah, bisa disebabkan karena saat di sekolah pelaku mendapatkan perlakuan yang tidak baik (korban bully) karena hal itulah pelaku melakukan pelampiasan atau balas dendam dengan melakukan klitih. Yang terakhir adalah faktor lingkungan pertemanan dalam artian klitih disebabkan karena pelaku salah dalam memilih pergaulan atau salah dalam memilih teman (pelaku memiliki lingkungan pertemanan yang negatif).

Dampak Klitih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun