Pada kehidupan ini, manusia pastinya menanam sesuatu dalam akhlak kepribadiannya, bisa dicontohkan suatu saat kita menanam perbuatan yang baik maka kamu akan dibalas dengan kebaikan, dan jika kamu menanam perbuatan yang tidak baik maka kamu akan memanen perbuatan yang tidak baik juga.
Saya memberikan opini bahwa peribahasa ini sangat fakta karena terjadi pada diri saya sendiri. Dulu saya pernah ada hubungan atau bisa disebut pacaran sama seseorang, ada problem waktu saya LDR, saya tidak tau selama sekitar 5 bulan diselingkuhi pacar saya. Hancur iya perasaan saya saat mengetahuinya, bahkan waktu itu mau dipresi sampai berat badankupun jadi korbannya.
Ya mau gimana, ibarat saya sudah menjaga hati buat dia tetapi dia seperti itu, dan bodohnya saya waktu itu saya maafkan. Tak lama kemudian aku juga tidak ada niatan untuk membalasnya, tidak tahu kenapa saya sekarang suka sama orang lain. Secepat itu pembalasan untuk dia. Dan menurut dia, dia pantas mendapatkan semua ini karena dia yang tanam perbuatan tersebut terlebih dahulu.
Ada lagi contoh, saya waktu itu sedang berjalan santai di alun alun. Waktu itu uang jajan saya tinggal 5.000. tak lama kemudian ada seorang kakek kakek yang lumpuh atau bisa kita sebut pengemis. Kakek tersebut menghampiriku dan meminta uang seikhlasnya. Dan saya mikir "yaudah lah ya gapapa, aku juga masih sehat" . kemudian tak habis pikir uangku langsung aku serahkan ke kakek tersebut, walaupun malam nanti aku tidak makan karena merantau dan uang belum dikasih orang tua.
Pada saat itu disekolah ada acara besar, atau pembagian doorprize, waktu itu tidak sangat menyangka no undian saya mendapatkan 1 buah sepeda. Wow kataku, cepet banget Allah membalasnya dengan memberikan rezeki berlipat lipat ganda dari uang 5.000 sampai mendapatkan 1 buah sepeda yang kalau dijual seharga 1.000.000. Dalam kasus ini kita dapat petik kesimpulan bahwa jika kita menanam kebaikan maka akan memanen kebaikan juga.
