Mohon tunggu...
Callmelio
Callmelio Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pelita Harapan.

Saya adalah mahasiswa yang rajin dan gemar menabung. Menabung tulisan lebih tepatnya. Selamat datang di Callmelio ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Katanya Benci Jadi Cinta itu Sweet Karma

10 Februari 2021   10:44 Diperbarui: 10 Februari 2021   11:20 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah merasakan sweet karma atau sesuatu yang awalnya kamu benci banget tiba-tiba menjadi hal yang paling kamu sukai? Istilahnya benci jadi cinta gitu...

 Hemm... aku rasa hampir dari kita semua pernah merasakan sweet karma.

Seperti kisah beberapa tahun lalu, aku pernah sangat membenci seseorang bahkan melihatnya saja membuat aku mengumpat berulang kali. Ahk, tetapi bukan tanpa alasan aku membencinya, aku rasa kalian juga membenci orang-orang suka cari perhatian di depan guru. Membuat kalian ilfeel dan hilang respek. Jadi, aku punya alasan tertentu yah.

Tidak hanya itu, dia juga sering menggangguku tanpa alasan yang jelas. Seperti pura-pura berjalan ke arahku lalu dengan sengaja manarik ujung rambutku. Atau, ketika berjalan ke kantin, dia tiba-tiba merangkulku dan membawaku berjalan cepat. Menarik perhatian banyak orang dan jelas saja hal ini membuat aku tidak suka.

Emh sebelumnya, dia adalah seorang pria yang menurut teman-teman cewek di kelasku, termasuk kategori pria yang tampan. Oke, aku mengakuinya. Tetapi, dia yang namanya bahkan sangat malas aku sebut sungguh membuat aku ilfeel tak karuan.

Bahkan pernah saat itu, ketika kelas olahraga, Pak Rambo yang adalah guru olehraga meminta kami berdua mengambil bola basket di ruang olahraga. Dia yang memang suka di sruh-suruh tentu akan menerima tugas ini dengan senang hati. Tetapi ini aku?

Tipikal cewek paling mager dengan olahraga tiba-tiba di suruh tentu saja aku langsung menghela nafas. Tetapi sialnya, aku salah karena menghela nafas di depan Pak Rambo. Awalnya pak Rambo tentu saja merasa aku tidak sopan, tetapi sebelum melanjutkan celoteh panjangnya, Dia menarikku, ahk lebih tepatnya menyeretku menuju ruang olahraga.

Sampai di depan ruang olahraga, dia mendorong kedua bahuku dari belakang-aku membuka pintu dengan malas dan berjalan masuk. Tetapi cengkramannya di kedua bahuku perlahan mengurang, dia berhenti membua aku menyerngitkan kening dan berbalik. Namun kalian tahu, tepat ketika aku berbalik dia sudah memakai topeng yang jelas saja aku tidak tahu dari mana topeng menyeramkan itu berasal.

Aku berteriak kencang, menutup mataku, tiba-tiba terduduk karena tungkai kakiku melemas. Aku menangis, jujur saja aku takut. Sebenarnya tidak sepenuhnya karena topeng menyeramkan itu, melaikan karena fakta ruang olahraga yang memang cukup angker dengan cerita-cerita horor yang menyeramkan.

"Ehk, aku Cuma bercanda... jangan nangis dong,"

Dia ikut berjongkok di depanku, mencoba menenangkan aku yang jelas saja tidak akan tenang dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun