Mohon tunggu...
Callmelio
Callmelio Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pelita Harapan.

Saya adalah mahasiswa yang rajin dan gemar menabung. Menabung tulisan lebih tepatnya. Selamat datang di Callmelio ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Cinta Tak Berbalaskan: "Pada Sebuah Rasa"

28 Januari 2021   13:58 Diperbarui: 28 Januari 2021   14:01 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita dengan rangkaian prosa ini ingin aku dedikasikan untuk dirimu, pria tampan yang membuat aku jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Namanya masih teringat walau sudah bertahun berlalu. Nama yang hanya bisa ku kenang sebagai cinta pertama. Kenali dirinya dengan nama Daniel Alex Chandra.

            Kau tahu, proses jatuh cinta pandangan pertama membutuhkan waktu 9 detik sampai 4 menit untuk membuktikan apakah kita jatuh cinta atau tidak. Namun kau tahu lagi, tidak sampai 4 menit aku sudah jatuh cinta padamu.

            Ingat saat pertama kali kita bertemu, manik matamu yang legam membuatku tersentak. Namun di detik berikutnya manik matamu menyipit dengan lengkungan manis yang membuat aku tersadar bahwa senyuman dan manik matamu membuat aku jatuh cinta.

            Namun, boleh aku bertanya, sebenarnya untuk siapa senyum itu nyatanya?

            Niel, jika tidak ada niat bersama, jangan buat aku jatuh cinta, itu menyakitkan. Aku tidak tahu, awal mula kedekatan kita, namun semakin hari kedekatan kita membuat rasa itu tidak wajar. Seperti saat itu, tepat saat istirahat pertama. Kau tiba-tiba berhenti di depan kelasku, tepat ketika aku hendak keluar.

            Dengan senyum itu lagi.

            “Hai, Kak Niel...” sapaku melambai gugup.

            “Hai, Sara.” Balasnya membuatku tergugu.

            “Aku ke kelas yah, bye, Ra...” pamitmu tidak wajar.

            Benar-benar tidak wajar. Pertama dirimu tersenyum sangat manis, seolah ingin membuatku jatuh cinta entah untuk kesekian kalinya. Lalu tiba-tiba tanganmu terayun mengacak pelan puncak rambutku. Kau tahu, aku semakin gugup dengan pipi merona. Dan ini yang terakhir, mengapa kau rela mengambil jalan lebih panjang dengan melewati kelasku?

            Hey mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun