Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Mengenang Tragedi Mei 1998

11 Mei 2014   15:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SAJAK MENGENANG TRAGEDI MEI 1998 Karya : Pena Ilusi

Meriau mendung menutup matahari Hawa angkara menutup mata hati Iri dengki dan dendam benci Adalah jahannam dalam dada insani

Bagai air membanjiri desa Begitulah pula api menjalari kota Bagai cobra merayapi belukar belantara Begitulah pula sangka-sangka menulari benak manusia

Dari atas dan bawah siksa-ria membahana Di kelilingi pertikaian dan pemerkosaan seru membara Lapar dan takut menyatu dalam balutan busana Setia menyelubungi segenap raga dan sukma

Napas-napas cemas menghembus Khawatir akan peluru panas menembus Bumi ini macam bumi yang tandus Hati manusia macam hati yang hangus Mendamba angin sejuk nan sayu berhembus Menanti rintik hujan turun dari surga firdaus

Waktu itu adalah waktu kerusuhan Darah-darah deras bercucuran Nyawa-nyawa telah dipersembahkan Di altar agung telah dibakar korban-korban Yang kini tinggal ratap sesal dan harap-harapan

Ba'da fajar menempuh malam Rimba-rimba terbakar semusim pun padam Bibit benih tersisa masih melamun terpendam Menanti bersemi dan mekar dari rahim suci lingkaran alam

==O.o.O==

"Didedikasikan untuk korban tragedi bulan Mei 1998"

Bengkulu, Mei 2014

Sumber ilustrasi : Bukutang.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun