Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ciri Orang Tua yang Gagal Mendidik Anak

15 Mei 2018   20:40 Diperbarui: 15 Mei 2018   21:17 2807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Sumber: PelatihanHomeschooling.com

Berapa banyak orang menganggap lulus sekolah atau wisuda sama dengan tamat belajar? Hampir semuanya! Hal ini terjadi karena sekolah membentuk kita menjadi orang yang hanya peduli dengan hasil akhir.

Dituntut banyak mempelajari materi dalam sekali waktu, mendapat nilai baik sesuai standar yang sudah ditentukan tapi melupakan bagaimana proses belajar anak.

Jika dihadapkan pada 2 kenyataan; anak dapat nilai bagus karena mencontek dan anak dapat nilai jelek karena belajar sendiri.

Yang lebih mendapat penghargaan jelas anak yang mendapat nilai bagus. Padahal, anak ini mendapatkannya dengan cara curang. Tuntutan nilai bagus yang tidak diseimbangkan dengan proses mereka mendapat nilai bagus ini jelas tidak baik.

Bisa jadi anak yang rajin belajar lama-kelamaan ikut malas belajar. "Buat apa susah-susah belajar kalau nyontek saja dapat nilai bagus dan lebih dihargai?"

Ini adalah efek paling mengerikan, mengandalkan segala cara sekalipun curang karena yang penting nilainya bagus. Dampak lainnya adalah membuat anak tumbuh menjadi dewasa yang berhenti belajar.

Belajar sama dengan ulangan dan dapat nilai bagus. Setelah lulus sekolah, mereka tak lagi mendapat treatment ulangan sehingga menganggap belajar sudah tak perlu.

Bahayanya lagi, ketika orang-orang seperti ini menjadi orangtua yang harus mendidik dan membimbing anaknya. Semakin menua, mereka makin menganggap dirinya paling pintar dan berpengalaman karena sudah hidup lama dari anaknya hingga melupakan prinsip parenting yang utama; MENDENGARKAN ANAK.

Hal yang paling saya takutkan jika menjadi orangtua adalah membuat anak saya patuh dan tidak berani mendebat saya untuk mengingatkan bahwa hidupnya adalah tanggung jawabnya.

Anak kalau dibiasakan diam, patuh dan tidak mempertanyakan apapun, justru pikirannya akan tumpul. Membuatnya hanya menjadi follower, bergantung, berani mengumbar kata-kata tapi tak ada aksi, gampang ditipu karena terbiasa menerima dan percaya dengan perintah orang lain.

Semua anak pasti pernah membantah orangtuanya. Karena dalam masa pertumbuhan, anak akan melewati satu fase yang disebut INISIATIF.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun