Mohon tunggu...
Elianson Sinaga
Elianson Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca yang baik

Aku memang suka baca tapi belum pernah menulis. Aku tergoda dan akhirnya membuat akun di Kompasiana setelah dengan iseng membaca-baca tulisan-tulisan yang mencerahkan, membuat tersenyum dan membuat aku sepertinya tambah 'pintar' setelah membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ARB, SBY dan JKW

19 Desember 2014   19:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini merupakan tulisan pertama saya setelah setahun lebih jadi anggota Kompasiana. Saya adalah rakyat biasa bukan simpatisan, fansboy, panasbung atau anggota partai. Bukan juga sok jadi psikolog atau pengamat. Tulisan ini semata hasil melamun di commuter line ke 'planet' bekasi. Semua link yang ada dikutip adalah hasil terbaik dari pencarian di Google agar tidak memihak. Karena ini tulisan pertama jadi mohon maaf jika masih banyak kesalahan penulisan... hehe..

Singkatan Nama Refleksi Karakter Seseorang?

Jawabnya bisa ya bisa tidak. Tapi menilik fenomena politik yang terjadi belakangan ini yang dilakukan oleh beberapa tokoh politik kita sekarang ini rasanya singkatan merefleksikan karakter seseorang adalah benar adanya.

Ambil contoh tiga orang saja. Pertama, Aburizal Bakrie yang biasa dipanggil dengan ARB. Kalau dilafalkan dalam bahasa Inggris A are B, yang artinya A adalah B. Maknanya lebih kurang adalah dia bilang A tapi kenyataannya B. Hampir sama dengan pepatah Jawa Esuk Dele Sore Tempe. Pepatah ini adalah ungkapan dalam bahasa jawa yang sering digunakan untuk mengumpamakan sesuatu keputusan yang cepat berubah (tidak konsisten atau plin-plan). Orang yang seperti ini tidak bisa dipegang omongannya. Banyak orang yang merasa tertipu dengan ucapan orang yang plin-plan.

Apakah benar Aburizal Bakrie berkarakter demikian? Saya tidak bisa mengatakan demikian karena saya tidak mengenal beliau dan sebaliknya. Tapi coba kita lihat beberapa perbuatan politik ARB belakangan ini. Yang terbaru adalah soal Pilkada Langsung. Baru-baru ini kita menyaksikan Munas Golkar di Bali yang kontroversial tersebut. Salah satu keputusan Munas Golkar di Bali adalah keputusan untuk menolak Perppu Pilkada Langsung. Golkar versi Ical (panggilan lain Aburizal Bakrie) lebih memilih pemilihan kepala daerah dengan sistem tidak langsung dipilih oleh rakyat tapi dipilih oleh DPRD. Itu terjadi tanggal 2 Desember 2014 lalu. Selang hanya seminggu tepatnya tanggal 9 Desember 2014 keputusan Munas tersebut dianulir secara sepihak oleh ARB sendiri. Lihat http://www.beritasatu.com/nasional/231996-ini-kultwit-aburizal-akhirnya-dukung-pilkada-langsung.html.

Beberapa keputusan lain yang dengan cepat dianulir oleh ARB adalah soal pelaksanaan Munas Golkar itu sendiri. Awalnya Munas Golkar akan dilaksanakan di bulan Januari 2015 tapi akhirnya dipercepat ke 30 Nov-2 Des 2014. Lalu soal lumpur Lapindo. ARB mengatakan bahwa Lapindo telah membayar semua ganti rugi kepada warga korban luapan lumpur Lapindo. Baca http://surabaya.bisnis.com/read/20140327/4/69707/soal-lumpur-lapindo-ini-tanggapan-aburizal-bakrie. Tapi nyatater eh ternyata ARB masih punya hutang terhadap para korban sebesar 781 milyar rupiah yang akhirnya oleh Jokowi dan tim ditalangi dulu oleh rakyat Indonesia lewat APBN. Simak http://nasional.news.viva.co.id/news/read/570014-pemerintah-akan-talangi-dana-lumpur-sidoarjo.

Itu soal ARB. Bagaimana dengan SBY. SBY adalah akronim dari nama Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 RI. Dalam bahasa inggris SBY dilafalkan S Be Y yang artinya dalam bahasa indonesia S menjadi Y. Ini sekilas hampir sama atau 11-12 dengan A are B. Selama ini SBY dianggap sebagai peragu atau kurang puguh keputusannya. Cukup banyak keputusan atau kebijakan yang telah dibuat oleh SBY selama memerintah Indonesia dua periode. Tapi lagi-lagi ambil contoh soal Pilkada langsung saja. Karena justru keputusan SBY dan partai Demokrat soal Pilkada langsung ini yang membuat pamor SBY langsung meredup di ujung karirnya sebagai Presiden. SBY adalah produk pilkada langsung dengan dua kali dipilih oleh rakyat secara langsung tapi justru sesaat sebelum lengser dia lewat partai Demokrat mengkhianati rakyat Indonesia dengan memilih pilkada lewat DPRD. Memang itu tidak secara langsung dia ungkapkan sendiri tapi belakangan setelah rakyat merisak Partai Demokrat yang para wakilnya Walk-Out dari voting di DPR. Lucunya pernyataan dari Sutan Bathoegana yang justru menguatkan S Be Y ini. Katanya SBY memerintahkan 'All-Out' tapi 'didengar' oleh wakilnya di DPR 'Walk-Out'. Baca selengkapnya disini http://news.liputan6.com/read/2111551/sutan-sby-instruksikan-demokrat-all-out-bukan-walk-out.

Lalu bagaimana dengan Jokowi? Jokowi sering disingkat JKW. Bagaimana lafalnya dalam bahasa inggris? Jei Kei Double U. Melihat sepakterjang Jokowi sampai dia terpilih sebagai Presiden ke-7 RI, huruf J bisa mewakili kata Job atau Kerja. Kei bisa disinonimkan dengan kata Key atau Kunci. Sedangkan Double U atau W bisa mewakili kata Wealth atau Kekayaan. Arti bebasnya Bekerja adalah kunci kesuksesan secara materi. Akronim JKW untuk Job is Key for Wealth cocok dengan karakter Jokowi saat ini. Kabinetnya pun dia sebut dengan Kabinet Kerja. Slogannya adalah Kerja, Kerja, Kerja. Hanya dalam dua bulan sudah banyak keputusan yang diambil dengan sangat memuaskan publik baik oleh Jokowi sendiri maupun oleh para Menterinya. Tidak perlulah saya kutip satu per satu sebagai contoh karena kita semua bisa menyaksikan sendiri karena pemberitaan tentang tindak-tanduk Jokowi sangat santer sekarang ini. Kepuasan soal pengambilan keputusan Jokowi diutarakan oleh seorang Jimly Asshiddiqie. Simak komentarnya disini http://news.detik.com/read/2014/12/17/145019/2780214/10/jimly-asshiddiqie-presiden-jokowi-pengambil-keputusan-yang-baik?n991104466. Soal Job is Key for Wealth sendiri dihayati oleh Jokowi sejak lama yaitu dari orang miskin yang menjadi pengusaha mebel yang sukses, menjadi walikota Solo lalu Gubernur DKI Jakarta dan sekarang sebagai Presiden RI.

Itulah pengamatan saya mengenai hubungan antara singkatan nama terhadap karakter orang pemilik nama tersebut. Keterhubungan ini bisa jadi dilihat dari karakternya dulu baru singkatannya atau sebaliknya singkatannya dulu baru disesuaikan dengan karakternya.

Dengan kata lain kita bisa menentukan arti dari singkatan nama kita. Mau bagus atau buruk itu tergantung kita. Iya tak?

Wallahualam...

Salam kenal buat semua kompasianer...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun