Mohon tunggu...
Lion Andro
Lion Andro Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa/pelajar

Menjadi Mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Kota Malang.Menjadi pelajar adalah hal terindah yang saya alami, Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas bantuan dana,mengingat sekolah negeri adalah subsidi pemerintah dari pajak yang diperoleh dari masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menanti Indonesia Makmur dengan Kecukupan Pangan

9 Juli 2019   20:43 Diperbarui: 9 Juli 2019   20:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia adalah negara maritim sekaligus negara Agraris.Kata kata itu sering,yah sangat sering sekali muncul ketika kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar.Saya yang termasuk generasi 90 an, masih sering mendengar kata kata itu muncul dari Guru saya. Tapi mungkin sekarang anak anak SD sudah tidak mengenal istilah bahwa Indonesia adalah negara Agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor Pertanian.Mari kita pergi ke kota.Berapa banyak sawah yang masih tersisah.

Anak sekarang lebih suka diam dirumah,terlentang di kasur sambil bermain gadget.Berbeda dengan zaman saya,yang sepulang sekolah sudah sibuk mencari teman untuk bermain baik itu sekedar bermain di lapangan atau yang paling mengenang adalah bermain di sawah.Apalagi ketika panen.Jerami hasil selep (mesin pemisah padi dan beras) yang di ujungnya di tempeli lempung,kami buat bahan tembak-tembak an.Walaupun di zaman itu sudah ada tembak plastik,akan tetapi bermain dengan tembak dari jerami dam lempung masih sangat mengasikkan.Yahhh itu zaman dulu mungkin... 

Tapi itu semua masih terjadi di Tahun 2000 an. Belum lagi kalau cerita keseruan memancing dan bermain layangan. Betapa sepi nya langit Indonesia saat ini. Di musim ber angin ( di tahun itu pasti langit dipenuhi layangan).Realita sekarang layangan sudah punah. Lanjut ke inti permasalahan. Jika generasi muda kita terus disibukkan dengan beragam kesibukkan yang tidak menghasilkan apapun. Atau tidak mampu mengenal alam nya sendiri.Bagaimana bisa mengembangkan Indonesia,jika mereka sendiri tidak tau kondisi alam,lebih lebih kondisi sosial budaya di Negara nya sendiri. Yang terjadi sekarang sebenarnya bukan budaya Indonesia yang asli. 

Fenomena reuni besar besaran memang terjadi,akan tetapi sesudah bicara 1-10 menit sudah banyak yang sibuk dengan gadget masing masing.Atau obrolan memang bisa berlangsung lama disela sela percakapan pasti menengok ke gadget.jadi inti nya bangsa ini sedang diserang atau digoda dengan kecanggihan teknologi.Masyarakat di buat semakin manja dengan hanya memanfaatkan teknologi tanpa memikirkan inovasi teknologi ke depan jika tejadi perubahan.

Di negara negara Maju pemerintah sudah membuat suatu aturan yang membuat pembatasan ber media sosial. Peraturan yang dibuat supaya orang orang nya tidak kebablasan di medsos.

Di Indonesia pemerintah mencoba  mengendalikan arus,masyarakat yang semakin kebablasan bermedsos.Hasilnya cenderung hanya orang orang berpengasruh yang terlindungi.Sebelum makin melebar, di era kepemimpinan Jokowi pembangunan infrastruktur di genjot dengan beragam investasi baik itu dari asing maupun dari dalam negeri. Terutama di sektor Pertanian pemerintah berupaya sekuat  tenaga menciptakan swasembada pangan.Berbagai program di luncurkan pemerintah, mulai dari memberikan bantuan penyuluh ke desa desa, membangun embung untuk  irigasi,memberikan bantuan pupuk sampai mencanangkan UPSUS SIWAB. 

Berbagaai program yang di luncurkan oleh pemerintah sebetulnya sangat bagus,namun ketika bantuan dalam bentuk jadi sudah datang ke tangan SDM,bantuan tersebut tidak termanfaatkan dengan maksimal.Di lingkup dunia peternakan,ada bantuan bagi sekelompok orang yang mau membentuk suatu kelompok tani ternak.Dengan hanya membuat proposal ke dinas peternkaan setempat,satu kelompok ternak bisa mendapat bantuan ternak gratis.Memang dari dinas terkait melakukan monitoring terkait keberadaan ternak tersebut.Tapi ketika sudah sampai di tangan SDM lagi lagi,bantuan tidak dimanfaatkan secara maksimal. 

Ternak yang seharusnya dikembangbiakkan malah dijual.Ayah saya pernah membantu satu kelompok ternak,yang menginginkan bantuan kambing.Begitu datang 4o ekor kambing muda di pagi hari, siang hari langsung dijual oleh oknum tersebut. Ketika sore menjelang maghrib kepala dinas peternakan melakukan kunjungan ke lokasi peternakan yang mendapat bantuan tersebut.Ternyata Kambing sudah tidak ada.Yang saya sayangkan dari kejadian ini pertama, orang yang mendapat bantuan tidak bersyukur dan tidak bertanggungjawab terhadap bantuan yang didapat mengingat bantuan yang ia peroleh bukan semata mata hak dia sepenuhnya,itu uang negara hak seluruh masyarakat.

Terlepas dari itu setidaknya ada etika saat seseorang mendapat bantuan,yang itu harusnya didapat ketika dirumah dalam didikan orang tua maupun di sekolah dalam didikan guru.Kedua dari dinas terkait tidak memberlakukan sanksi yang tegas terhadap oknum yang menyalahgunakan bantuan tersebut.Dinas peternakan terkait harusnya memberikan semacam pelatihan manajeman ternak serta memberikan pengarahan terkait inti dari diadakannya program bantuan cuma cuma ini,yaitu menambah populasi ternak untuk kesediaan pangan di Indonesia.Yang Ketiga Dinas terkait juga seharusnya memberi semacam sosialisasi program ini,agar tidak terkesan program ini untuk kalangan tertentu saja.

Jika sosialisai di galakkan,akan terjadi kompetisi diantara orang orang yang ingin mendapat bantuan secara otomatis dinas akan meningkatkan kriteria yang berhak mendapat bantuan.Jadi bukan hanya sekedar melalui lobi politik saja,yang punya kenalan dengan orang dinas yang mendapatkan bantuan.Cerita seperti ini bukan hanya terjadi di kota saya,tetapi juga terjadi di kota kota yang lain.Mungkin anda yang membaca tulisan ini juga pernah mendengar atau bahkan mengalami cerita seperti ini. 

Ada juga larangan penyembelihan betina produktif yang mengatakan bahwa betina yang bunting d bawah 5 kali dilarang disembelih atau masuk RPH. Peraturan ini sebenarnya kontradiksi,mengingat rata rata peternak indonesia masih diambang kemiskinan.Meraka hanya beternka 2-3 ekor ternak,dan menjadikan ternak sebagai tabungan hidup.Jika tabungan mereka dilarang di uangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup,maka pelarangan betina produktif merupakan suatu bentuk pelanggaran HAM (jika peternak hanya punya 1 ekor sapi betina,dan itu masih produktif). 

Katanya ada intensif peternak yang memelihara ternak betina produktif ,dan akan naik jika sampai berhasil bunting.Tapi bantuan ini tidak merata,bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup peternak kalaupun bantuan ini cair. Kebijakan pemerintah yang selanjutnya yaitu membuka lahan pertanian baru. 

Di luar jawa mungkin fenomena ini bisa terjadi .Tapi di Jawa lahan sudah banyak dijual hanya untuk pemukiman.Jangankan untuk membuka sawah atau lahan pertanian,banyak masyarakat yang tidak rela menjual lahan miliknya untuk dijadikan sekolah,mereka lebih memilih menjual tanahnya untuk perumahan.

Di lain sisi banyak Pemda yang cenderung seenaknya sendiri membuat kebijakan terkait batas lahan hijau di suatu daerah. Lahan hijau ini sangat penting khususnya untuk wilayah metropolitan yang berfungsi sebagai resapan air hujan,selain itu hijauan juga di manfaatkan sebagai pakan ternak.masyarakat seakan dibuat tak sadar akan pentingnya keberlangsungan suatu lahan pertanian maupun peternakan. Mereka berdua adalah tulang punggung ketersediaan pangan di Indonesia.Bukan hanya di Indonesia,di luar negeri juag demikian.Di Belanda yang mempunyai masalah keterbatasan lahan mengembangkan peternakan terapung di tepi lautan.

Di Arab Saudi terdapat peternakan sapi perah terbesar di dunia dengan kapasitas lebih dari 30.000 ekor sapi.Cara nya? perusahaan Arab Saudi tersebut membeli lahan di Argentina untuk menanam hijaun (rumput Alfafa) untuk kebutuhan sapi perah mereka. Realita nya sekarang di Indonesia terjadi pengurasan ternak besar besaran terutama ketika musim orang hajatan.

Tapi di luar negeri bahkan Arab sekalipun yang terkenal akan minyaknya mengembangkan peternakan.Belum lagi Israel,Australia juga Jepang mereka adalah negara dengan teknologi pertanian yang hebat.Mereka maju karena dari sektor pangan masyarakat sudah percaya diri bisa memenuhi kebutuhan makanannya sendiri,tidak ada rasa ketergantungan kepada negara lain.

Harus ada progran pemerintah yang memberikan pengertian ke masyarakat bahwa ketersediaan pangan itu penting.Program program yang dirancang juga harus memproteksi para petani dari ancaman bangkrut.Intervensi pemerintah dalam memajukan pertanian itu mutlak ada nya.Karena masalah pangan yang menjadi kebutuhan pokok keberlangsungan sebuah negara.Jika negara kekurangan pangan,masyarakat akan kelaparan dan itu membuat negara lemah.Dari segi pendidikan pemerintah juga harus memberikan sugesti kepada anak anak kecil supaya mulai memerhatikan lingkungan,terutama yang terkait dengan pertanian .

Mungkin study tour ke lahan pertanian atau peternakan menjadi program wajib sekolah agar siswa sadar dan mengerti susahnya menghasilkan sebuah masakan komplet Nasi,sayur lengkap dengan lauknya.Kesadaran ini yang perlu di perhatikan pemerintah.Bahasa inggris untuk ternak adalah livestock mungkin saudara pembaca bisa memahami ini tidak ada hubungan nya sekali dengan hewan (animal).Saya juga tdak setuju jika livestock diartikan sebagai ternak,akan tetapi jika dibredeli satu per satu kata nya akan saya dapatkan alive = hidup, stock=cadangan. Maka menurut saya bisa diartikan sebagai cadangan hidup.

Orang barat memberi arti cadangan hidup kepada ternaknya,dimana itu mungkin sebuah peghargaan kepada ternak,karena dengan adanya ternak mereka orang barat bisa hidup.

Di Indonesia ternak disalahkan,kambing dikambing hitamkan, sapi disebut sebagai lambang kemalasan di sebagian tempat.hahaha... hanya sedikit becanda tapi mungkin ada benarnya dengan kondisi saat ini.Banyak sekali kasus yang menjerat pejabat terkait impor bahan pokok,tentu ini merugikan petani dan peternak lokal. Tapi ya tidak salah  karena petani dan peternak sebagian besar adalah orang tua yang sudah tidak memiliki jiwa inovasi,anak muda nya yang penuh inovasi lari ke sektor lain.

Pemuda yang turun ke lahan pertanian atau ke kandang sapi menjadi bahan ejekan.Karena bagi sebagian orang sarjana adalah orang kantoran.percuma sarjana jika balik kekandang,percuma sarjana jika balik ke sawah.kalian mau makan apa jika swah habis,ternak disembelih semua...percuma ada uang jika barang yang dibeli tidak ada. saya mecoba mengutip sedikit kata kata dari Dekan Saya Profesor Suyadi,beliau merupakan dekan fakultas peternakan di Malang.Beliau mengatakan bahwa Negara dengan yang kaya ternak tidak akan miskin,negara yang miskin ternak tidak akan kaya (land rich animal never poor,land poor animal never rich).Silahkan kata ini dimaknai dengan dalam....terima kasih sudah membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun