Mohon tunggu...
Muhammad Lintar Hendawan Yusman
Muhammad Lintar Hendawan Yusman Mohon Tunggu... -

No Biografi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

OBJEK WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

5 Desember 2010   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:00 18662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Geografi*
Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsin Jawa Tengah dengan bentangan Utara ke Selatan 46,8 Km dan Timur ke Barat 43 Km. kabupaten Temanggung secara astronomis terletak diantara 110o23´-110o46´30 bujur Timur dan 7o14´-7o32´35 Selatan dengan luas wilayah 870,65 km2 (87.065 Ha). Batas-batas administrative Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut:
- Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang
- Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang
- Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang
- Di sebelah Barat berbatsn dengan Kabupaten Wonosobo.
Wilayah Kabupaten Temanggung secara geoekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km).

*Iklim*
Kabupaten Temanggung memiliki sifat iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu rata-rata 22o Celcius sampai dengan 23,6o Celcius. Curah hujan di wilayah Kabupaten Temanggung relatif tidak merata. Hal ini terlihat dari curah hujan dibagian Timur wilayah Kabupaten Temanggung (Kecamatan Kandangan dan Pringsurat) lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya, demikian pula dengan waktu musim hujannya yang lebih lama. Curah hujan rata-rata per tahun sebesar 2.163 mm.

*Topografi*
Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung termasuk dataran tinggi. Pola topografi wilayah secara umum mirip sebuah cekungan raksasa yang terbuka dibagian Tenggara, dibagian Selatan dan Barat dibatasi oleh 2 buah gunung yaitu Gunung Sumbung (3.340 m dpl) dan Gunung Sindoro (3.115 m dpl). Di bagian Utara dibatasi oleh sebuah pegunungan kecil yang membujur dari Timur Laut kearah Tenggara. Dengan topografi semacam itu, wilayah Kabupaten Temanggung memililki permukaan yang sangat beragam ditinjau dari ketinggian dan luas wilayah/kawasan. Sebagian wilayah Kabupaten berada pada ketinggian 500 m 1000 m (24,3 %), luasan areal ini merupakan daerah lereng gunung Sindoro dan Sumbing yang terhampar dari sisi selatan, Barat sampai dengan Utara wilayah.

*Geologi*
Secara geomorfologi, Temanggung termasuk kompleks, mulai dari dataran, perbukitan, pegunungan, lembah dan gunung dengan sudut lereng antara 0%-70% (landai sampai dengan sangat curam). Kabupaten Temanggung memiliki dua buah gunung, yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yaitu stadium erupisnya mulai muda sampai tua.

*Demografi*
Penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2006 (703.346 orang), 2007 (709.343 orang) dan  2008 (716.295 orang yang terdiri dari 357.299 laki-laki dan 358.996 perempuan dengan kepadatan 823 orang per km2).

Jarak dari Kota Temangung Ke Ibu Kota Kecamatan:
1. Temanggung : 0 Km
2. Kranggan : 4 Km
3. Tlogomulyo : 5 Km
4. Bulu : 6 Km
5. Kedu : 6 Km
6. Kandangan : 8 Km
7. Tembarak : 8 Km
8. Parakan : 12 Km
9. Selopampang : 14 Km
10. Kaloran : 15 Km
11. Pringsurat : 16 Km
12. Bansari : 18 Km
13. Ngadirejo : 19 Km
14. Jumo : 21 Km
15. Kledung : 22 Km
16. Gemawang : 23 Km
17. Candiroto : 28 Km
18. Wonoboyo : 33 Km
19. Bejen : 34 km
20. Tretep : 40 Km

OBJEK WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

JUMPRIT

SEJARAH

Jumprit boleh dikatakan sebagai bagian dari sejarah runtuhnya Majapahit. Karena dari catatan yang ada nama Jumprit sendiri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan salah satu penasehat Bre Kertabumi ( Raja Majapahit yang terakhir ) yaitu Pangeran Singonegoro.

Alkisah waktu itu, Kerajaan Islam Demak yang diperintah oleh Raden Patah terus melakukan perluasan daerah termasuk ke dalam wilayah Kerajaan Majapahit.. Ada yang tunduk dan ada yang tidak tunduk terhadap kepemimpinan baru di bawah Raden Patah. Salah satunya adalah Pangeran Singonegoro yang tidak tunduk, sehingga beliau akhirnya mengasingkan diri ke dataran tinggi di daerah Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Bersama dengan Pangeran Singonegoro waktu itu adalah istrinya dan kedua pengawalnya yaitu Mahesa Aduk dan Endong Wulung serta seekor kera putih yang bernama ki Dipo. Kemudian Pangeran Singonegoro bertapa dan menyebarkan ajaran agama Hindu disekitar daerah Tegalrejo bersama istrinya sampai dengan akhir hayatnya. Setelah Pangeran Singonegoro meninggal sang kera putih ( Ki Dipo ) tetap menjaga makam beserta keturunannya sampai sekarang. Sedangkan kedua pengawalnya Mahesa Aduk dan Endong ukung turun gunung dan akhirnya mendirikan Candi Pringapus yang lokasinya tidak jauh dari makam Pangeran Singonegoro dan bermukim disitu sampai akhir hayatnya.

Sedangkan nama Jumprit sendiri berasal dari salah seorang penduduk Kulon Progo. Cerita singkatnya adalah ketika itu Ki Jumprit, salah seorang penduduk yang tinggal di tepi Kali Progo terkena penyakit kulit yang parah dan tidak bisa disembuhkan. Karena sudah merasa tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakitnya maka Ki Jumprit berniat mengakhiri penderitaannya dengan bunuh diri. Pada saat itulah datang wangsit yang memerintahkan agar Ki Jumprit mandi di Sendang yang berdekatan dengan Makam Pangeran Singonegoro. Dan akhirnya setelah mandi di sendang tersebut, penyakit kulit yang diderita sembuh dan selanjutnya Ki Jumprit menjadi juru kunci di tempat tersebut sampai akhir hayatnya. Untuk menghormati keberadaan juru kunci tersebut maka dinamakanlah sendang tersebut dengan nama Jumprit sampai sekarang.

Untuk menuju ke tempat ini tidaklah terlalu sulit, karena hanya berjarak sekitar kurang lebih dua puluh enam kilometer dari Kota Temanggung arah Ngadirejo. Jalan menuju tempat ini dari Temanggung juga terbilang bagus, namun berkelok-kelok dan turun naik seperti pada umumnya kontur jalan pegunungan. Karena sejarahnya tersebut banyak orang yang berkunjung kesini untuk mendapatkan khasiat air sendang jumprit untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun diluar itu semua dengan segala kekurangannya tempat ini memang layak dikunjungi untuk sekedar menikmati suasana khas pegunungan atau melepas kepenatan selepas melakukan rutinitas sehari-hari. Puluhan monyet yang menurut sejarahnya adalah keturunan Ki Dipo juga bisa kita saksikan bergelantungan di pohon maupun yang bermain-main disekitar lokasi parkir mobil.


Berada diketinggian sekitar delapan ratus meter di atas permukaan air laut di salah satu sisi Gunung Sindoro menjadikan tempat ini sangat sejuk sekaligus berpadu dengan keindahan alam pegunungan. Namun minimnya sarana dan prasarana juga mempengaruhi minat wisatawan yang berkunjung kesini. Di seberang sendang Jumprit memang terdapat kolam renang namun dengan kondisi yang kurang terawat. Keuntungan lain berkunjung kesini adalah selepas dari Jumprit perjalanan bisa dilanjutkan ke perkebunan Teh Tambi yang indah dan selanjutnya ke dataran tinggi Dieng karena tempat-tempat tersebut merupakan satu arah kalau ditempuh dari arah Jumprit.

CURUG TROCOH

SEJARAH
Curug Trocoh dikenal pula dengan nama Curug Surodipo, untuk menghormati perjuangan Surodipo, pengikut setia Pangeran Diponegoro. Ia pernah dipercaya sebagai panglima perang saat melawan tentara belanda (1825-1830).
Di Desa Tawangsari, Kecamatan Wonoboyo, inilah Surodipo membangun benteng pertahanannya. Di tempat ini pula, Pangeran Diponegoro mengumpulkan para panglima perang dan pengikutnya, untuk menyusun siasat perang gerilya yang sangat melegenda itu.
Seperti dataran tinggi lainnya, Kabupaten Temanggung juga memiliki
Beberapa obyek wisata air terjun (Curug). Yang cukup terkenal antara lain Curug Trocoh (Curug Surodipo) dan Curug Lawe.
Curug Trocoh terletak di Desa Tawangsari, Kecamatan Wonoboyo, sekitar 28 km dari arah barat laut Kota Temanggung. Istilah Trocoh, dalam bahasa jawa, berarti selalu mengeluarkan air. Air di Curug ini memang tak pernah surut, termasuk saat kemarau panjang. Tetapi ketika terjadi penjarahan hutan besar-besaran di awal reformasi, ekosistem di kawasan ini sdikit terganggu. Meski Objek wisata ini disebut juga sebagai Curug Surodipo. Nama ini memang terkait dengan seorang tokoh pejuang bernama Surodipo, yang merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro. Surodipo mengungsi ke Tawangsari, sekaligus untuk menyusun strategi perang melawan tentara Belanda.
Curug Trocoh memiliki keunggulan yang jarang dimiliki objek wisata air terjun lainnya, yaitu mempunyai lima terjunan bertingkat. Ketinggian curug, dari puncak ke dasar sekitar 120 meter. Jarak antara terjunan satu dan terjunan berikutnya rata-rata 20 meter. Selain itu, airnya bersih dan segar.
Di sekitar curug terdapat bebatuan alam yang digunakan untuk duduk bersantai sambil menikmati keindahan air terjun dengan ketinggian yang terjal tersebut.
Apalagi panorama alamnya sangat indah, khas pedesaan, serta berhawa sejuk. Dengan berbagai kelebihan ini, Curug Trocoh layak “dijual” sebagai objek wisata alam dan sejarah.
Tak sedikit pengunjung yang sengaja datang untuk melakukan meditasi, guna meningkatkan kemampuan supranaturalnya. Tempat yang sering digunakan untuk meditasi adalah goa-goa disekitar Watu Godheg. Tak jauh dari air terjun.
Untuk memopulerkan objek wisata ini, Pemerintah Kabupaten Temanggung pernah mengadakan acara jelajah wisata curug Surodipo. Rutenya dimulai dari depan Kecamatan Wonoboyo menuju lapangan Desa Tawangsari yang berjarak sekitar 7 km.
Perjalanan bisa dilakukan dengan mobil atau motor. Dari lapangan, penjelajahan dilanjutkan dengan naik bukit menuju Curug Trocoh yang berjarak 3 km. Kegiatan ini perlu diteruskan dan dikemas lebih baik lagi dimasa datang, sebagai siasat menjaring minat calon wisatawan. Infestor pun sangat berpeluang menanamkan kapitalnya dengan membangun sarana-prasarana wisata di sekitar curug Trocoh.

PELUANG INVENTASI
Sesuai dengan karateristiknya, Curug Trocoh bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata modern, tanpa meninggalkan sifat-sifat alaminya. Dalam hal ini, ada beberapa peluang usaha yang bisa ditawarkan kepada calon investor, yaitu:
Pertama, pembangunan objek wisata air terpadu, yang sumber airnya diambilkan dari mata air di Curug Surodipo. Beberapa fasilitas yang bisa dibangun antara lain:
a.    Kolam renang standar internasional, sehingga bisa digunakan pula untuk menggelar perlombaan renang baik berskala lokal, nasional, maupun internasional.
b.    Kolam arus, di mana para wisatawan bisa menyusurinya dengan perahu kayak danpelampung.
c.    Papan/menara luncur, dengan track Khusus anak-anak.
d.    Water boom yang sekarang menjadi tren terbaru dalam wisata air.
e.    Pancuran terbuka, yang bisa digunakan untuk membilas tubuh setelah berenang atau sekedar menghilangkan pegal-pegal.
f.    Kolam Pesta air yang di kota-kota besar menjadi tempat faforit anak-anak, dengan aneka permainan anak (misalnya see-saw, banana boat, sepeda air , bantal air, perahu kayak, dll).
Kedua, pembangunan beberapa fasilitas olah raga alternative, misalnya sirkuit gokart, jalur off-road, arena motocross, lapangan woddball, dan lain-lain.
Ketiga ,  pembangunan fasilitas pendukung wisata lainnya seperti taman bermain anak-anak, panggung kesenian (musik, melukis, dll), kios cinderamata, wisma/hotel, restoran, dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, investor dapat membangun arena bermain anak-anak di kawasan Curug Trocoh, seperti pembuatan jembatan gantung, flying fox, dan material outbond lainnya yang digemari anak-anak dan kawula muda di perkotaan. Banyak wahana permainan air yang dapat dikembangkan di Curug Trocoh. Misal banana boat, see-saw, bantal air dan lain-lain. Sumber air yang tak pernah kering, termasuk pada saat kemarau pada saat kemarau panjang, menjadi daya dukung tersendiri.

CURUG LAWE



Sebagaimana Curug Trocoh, Curug Lawe juga terletak di kawasan utara Kabupaten Temanggung. Tepatnya di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang. Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Kendal.
Panorama alam di curug ini tidak kalah dengan memikat dari Curug Trocoh. Perjalanan menuju lokasi juga cukup lancer, dengan jarak tempuh sekitar 26 km dari kota Temanggung ke arah utara.
Lawe, Disebut Curug karena air yang jatuh dari tebing curam itu terlihat bagai benang-benang putih, yang dalam bahasa jawa disebut lawe. Disekitar objek wisata terdapat buah khas gemawang, yaitu cendul (buah kepel), yang jarang dijumpai di daerah lain. Jika sedang musimnya, wisatawan bisa memetik buah kepel dari pohonya secara gratis. Buah ini sangat menyegarkan, sehingga bisa menghapus dahaga para pengunjung.
Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi (mobil/sepeda motor) bisa menitipkan kendaraanya di rumah-rumah penduduk terdekat, kemudian berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju lokasi. Objek wisata ini sangat cocok untuk pengunjung yang menguasai wisata petualangan.
Tidak jauh dari Curug Lawe terdapat mata air panas yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit kulit dan tulang, karena airnya mengandung belerang.
Dikawasan ini, pengunjung juga dapat menikmati wisata belanja sayuran dan buah-buahan, terutama pisang dengan harga sangat murah, karena langsung dibeli dari petani di Pasar Muncar.

PELUANG INVESTASI
Ada beberapa peluang investasi yang bisa digarap pemerintah daerah maupun kalangan swasta dikawasan Curug Lawe, antara lain :
-    Pembangunan kolam pemandian air panas, baik terbuka (pancuran umum) maupun tertutup (kamar pemandian). Proyek ini cukup prospektif, apalagi lokasinya dekat dengan Semarang, Ungaran dan Kendal.
-    Pembangunan objek wisata air terpadu (kolam renang, kolam arus, kolam pesta air, papan/menara luncur, dan dilengkapi berbagai permainan air lainnya).
-    Perbaikan jalan setapak serta areal parkir.
-    Pengembangan wisata olah raga alternative, mulai dari outband, adventurezone, woodball, hingga arena motorcros dan jalur off-road.
-    Pembangunan fasilitas pendukung wisata lainnya, seperti gazebo, hotel, wisma, vila, homestay, vila, restoran-restoran unik dengan menu temanggung, hingga kios buah, sayuran, dan cenderamata.
-    Pengembangan kawasan agrowisata di sekitar Curug Lawe, dengan komoditas buah, sayuran, dan tanaman hias.

PRASASTI GONDOSULI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun