Mohon tunggu...
Lintang Ratri
Lintang Ratri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai kerajinan tangan dan ilustrasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rata-Rata Pendidikan Masyarakat Ngamprah Hanya Tamatan SD dan SMP

20 Agustus 2022   00:20 Diperbarui: 20 Agustus 2022   00:23 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data badan pusat statistik (BPS) Jawa Barat merilis rata-rata angka pendidikan warga Kabupaten Bandung Barat hanya 8.72 tahun di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang hanya tamat SD dan tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Sejak beberapa tahun terakhir, angka lama pendidikan rata-rata masyarakat Bandung Barat tak bergerak dari angka 7 ke 8 tahun. Mengacu pada data BPS, angka rata-rata pendidikan warga Bandung Barat pada tahun 2016 sebesar 7.63 tahun. Selanjutnya 2017 (7.74 tahun), 2018 (7.97 tahun), 2019 (8.18 tahun), dan 2020 (8.19 tahun). Meskipun konsisten naik, tapi kenaikan pendidikan tersebut tak signifikan. Tetap dapat disimpulkan masih banyak warga Kabupaten Bandung Barat yang tidak tamat SMP.

Fenomena ini menjadi sorotan penulis khususnya di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Kondisi sosio-kultural masyarakat dengan mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh serta kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang tidak merata memiliki kaitan yang sangat erat dengan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Cimanggu. 

Masyarakat di Desa Cimanggu mayoritasnya berpendapat bahwa pendidikan dasar saja sudah cukup untuk menjadi bekal mencari pekerjaan mengingat lapangan pekerjaan yang terdapat di Desa Cimanggu adalah buruh tani dan perkebunan. Selain itu, marak juga terjadi fenomena pernikahan dini yang dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung rendah menjadikan anak terpaksa putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Salah satu faktor yang mempengaruhi rata-rata lama sekolah adalah partisipasi masyarakat untuk bersekolah. Untuk anak SD usia 7-12 tahun, angka partisipasi sekolahnya sebesar 97,87 persen, sisanya sebesar 2,13 persen tidak bersekolah.

Jika dibandingkan dengan partisipasi sekolah anak usia SD, partisipasi sekolah anak SMP/SLTP usia 13-15 tahun berada di bawahnya. Baru mencapai 77,46 persen atau dari 100 anak usia SMP ada sekitar 22 anak yang tidak bersekolah.

Menjawab permasalahan tersebut, Mahasiswa Kelompok 30 Universitas Pendidikan Indonesia dalam kegiatan KKN Tematik UPI mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan di Desa Cimanggu dengan melakukan pendampingan ke Sekolah Dasar Negeri Cimanggu kelas 3, 4, dan 5. Selama proses pendampingan ditemukan masih banyak siswa yang belum lancar membaca dan berhitung. 

Dalam melaksanakan pendampingan, mahasiswa juga membantu mensosialisasikan pentingnya melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya dan memantik semangat siswa dengan menanyakan cita-cita masing-masing siswa. Dengan memotivasi untuk mewujudkan cita-citanya diharapkan dapat memutus angka putus sekolah yang cukup tinggi di Desa Cimanggu.

Salah satu cara untuk membangun pendidikan yang berkualitas di Desa Cimanggu yaitu dengan melakukan pendampingan terhadap peserta didik, yang mana hal tersebut merupakan salah satu program kerja dari Kelompok 30 KKN Tematik UPI 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun