Kujernihkan fikiranku dan kuambil wudhu, ku jalankan sholat hajat dan berdo'a agar suamiku disana baik-baik saja. Ku ingat ceramah tempo hari di masjid, sebaik-baik perhiasan di dunia adalah istri sholehah, istri yang selalu mendo'akan suaminya dimana saja ia berada. Istri yang melayani dengan ikhlas apapun keadaan suaminya.Â
"Ya, tujuanku hanya satu mas, aku ingin menjadi istri yang sholehah dihadapanmu. Yang mampu menjadi perhiasan terbaik untukmu di dunia maupun di akherat. Aku tidak ingin apabila hubungan jarak jauh seperti ini menghalangi baktiku padamu hanya karena rasa cemburu akibat rindu. Aku akan sabar dan percaya padamu, mentaatimu sebagai imamku di dunia hingga akheratku." Kataku padanya disambungan telephone di suatu sore.Â
"Aku pun demikian de, aku akan selalu setia padamu, membimbingmu walaupun kau jauh dariku. Karena kaulah tulang rusukku, belahan jiwaku, kasih dan sayangku untukmu. Hingga maut memisahkan dan akherat mempertemukan kembali di surga tertinggi. Selalu do'akan mas disini de, hati mas selalu untukmu." Ucap mas Dimas disambungan telephone.
"Iya mas, do'akan aku juga untuk selalu setia padamu mas." Balasku.
"Ya de, kita lalui sama-sama." Sudah malam ayo kita tidur." Ajaknya diseberang telephone.
"Ya mas, assalamu'alaikum cinta selamat tidur mimpi indah." Salamku.
"Wa'alaikum salam sayang, selamat malam." Tutupnya.
Jatuh cinta itu sederhana, yang sulit adalah menjaga agar api cinta tetap membara. Nyala api yang seimbang, tidak terlalu membara sehingga menghanguskan cinta, ataupun bara api yang terlalu kecil hingga mudah padam. Yang kita perlu hanya nyala api yang baranya cukup menghangatkan hati kita agar tetap hangat sehangat cinta untuk pertama kali sesering apapun kita bertemu. Kita mampu jatuh cinta lagi dan lagi pada seorang yang kita sayangi.
Selesai
Salam cinta, Lintang pualam.
Cilacap, 21 Desember 2020