"Iya, mas mandi dulu ya baju mas sudah basah ini sama air matamu lalu kita sholat jama'ah, oke." Kataku sambil tersenyum dan mengajungkan jempolku.
"Iya mas." Jawabnya singkat. Kasih pun berlalu meninggalkan kamar menuju kamar mandi untuk bersiap, disusul aku dibelakangnya.
Sholat berjalan dengan khusu' kami memohon do'a agar hati kami dikuatkan untuk tetap menyayangi satu sama lain. Iman kita dikuatkan, dan tak akan mudah goyah dengan cobaan yang akan datang. Bukanlah sebaik-baik curhat dan do'a adalah ketika kita bersimpuh di hadapan Alloh? Tuhan seru sekalian alam, yang maha agung dan lagi maha pengasih.
***
Mobil travel berhenti di depan rumah, mas Dimas bergegas mengambil barang-barangnya dan segera meminta pamit kepada kedua orang tuanya agar selamat sampai tujuan. Aku juga menjabat dan mencium tangannya, mas Dimas menepuk punggungku lembut. Aku tahu walau tanpa kata, mas Dimas mencoba menguatkanku agar tetap tegar dan sabar. Ku pandang wajahnya, aku memberi senyuman termanis padanya. "Hati-hati di jalan mas" kataku kemuadian.
"Iya, jaga diri baik-baik, mas pergi ya Assalamu'alaikum." Pamitnya.
"Wa'alaikum salam." Jawabku.
Mas Dimas mengemasi barangnya di bagasi mobil dibantu sopir travel. Ia melangkahkan kaki menuju ke depan dan mendudukkan dirinya di bangku samping pak sopir.
Ku lambaikan tangan saat mobil mulai melaju pelan, membawa belahan jiwaku bersamanya. Dalam diam ku berdo'a agar suamiku sampai tujuan dengan selamat.
Pagi hari menjelang, ku buka handphone dan ku kirim pesan kepada mas Dimas, "sudah sampai mas?" Kirimku padanya.
"Sudah, baru saja sampai. Ini sedang beres-beres baju ke lemari, habis itu bersih-bersih dan istirahat sejenak. Cape banget rasanya." Tulisnya membalas pertanyaanku.
"Alhamdulillah sudah sampai, ya kalau begitu istirahat dulu mas." Balasku. Aku takut aku mengganggu istirahatnya setelah semalaman di kendaraan, pasti tidak nyaman bila tidur didalam kendaraan yang bergoyang-goyang setiap saat. Ku maklumi dan ku kirim balasan untuk beristirahat kembali.