Mohon tunggu...
Lintang Alya
Lintang Alya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bagaimana Kondisi Perekonomian Petani di Tengah Pandemi?

26 April 2020   14:17 Diperbarui: 26 April 2020   14:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 merupakan tahun yang memberikan banyak kejutan, salah satunya yaitu penemuan virus SARS-CoV-2 atau yang lebih dikenal dengan sebutan COVID-19. Berawal dari sebuah wabah yang menjangkiti penduduk di Cina, kini World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. 

Pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas guna menekan penyebaran COVID-19 dengan mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk menerapkan physical dan social distancing serta menghimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah apabila tidak ada kepentinagn yang mendesak. 

Tentu saja beberapa kebijakan tersebut memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali sektor pertanian sebagai salah satu penyumbang terbesar perekonomian di Indonesia. Sarmaulan (51), petani asal Dusun Ngimpik membagikan sedikit cerita mengenai kondisi perkeonomian serta pertanian di tengah pandemi.

Sarmaulan atau yang akrab disapa Pak Lan ini menggantungkan hidup dengan bertani. Terdapat 2 orang yang masih menjadi tanggungan Pak Lan, yaitu istri dan anak bungsunya. Beberapa komoditas yang Pak Lan budidayakan bersama istrinya, meliputi komoditas padi, cabai, jagung, dan cabai. Lahan padi dengan luas 75 m x 25 m yang mereka miliki dapat menghasilkan panen sebanyak 24 kwintal dalam setahun. 

Sedangkan lahan jagung seluas 75 m x 75 m , lahan kacang tanah 50 m x 15 m, dan lahan cabai 50 m x 15 m berturut-turut dapat menghasilkan panen sebanyak 15 kwintal jagung, 6 kwintal kacang tanah, dan 1,8 kwintal cabai. Setelah dikalkulasikan, total pendapatan Pak Lan dari hasil bertani berada di kisaran Rp 23.730.000. Mengingat harga pasar yang dapat berubah sewaktu waktu, maka penghasilan Pak Lan yang bergantung pada harga di pasaran juga dapat berubah.

Permasalahan yang sering beliau jumpai dalam melakukan usahatani, khususnya komoditas padi adalah hama dan penyakit. "kalau permasalahan yang sering kami temui itu hama dan penyakit, lebih tepatnya hama wereng dan kaper, Mbak" ungkap Pak Lan. "Obatnya susah untuk dicari, dan kalaupun ada pasti harganya mahal" istrinya menambahkan. 

Hama wereng serta kaper (kupu-kupu putih) dapat dikatakan sebagai musuh sejati bagi para petani. Hama wereng akan  berbahaya apabila dibiarkan karena dapat menyebabkan padi terinfeksi penyakit tungro, sehingga perlu penanganan khusus melalui pemberian pestisida dengan dosis yang tepat. Sedangkan hama kaper yang berpotensi menurunkan produktifitas padi dapat diatasi dengan pemberian insektisida.

Minggu pertama di bulan April seharusnya menjadi momentum yang paling dinanti oleh petani padi, namun tidak untuk tahun ini. Walapun budidaya padi berjalan dengan cukup baik dan lancar, Pak Lan tetap merasa was-was dengan pemasaran hasil panen di tengah pandemi. Benar saja, di tengah pandemi yang semakin meluas Pak Lan mengeluhkan susahnya memasarkan hasil pertanian. 

"pengepulnya susah untuk menjual ke pasar, akibatnya hasil panen terpaksa kami jual dengan harga murah , Mbak " ujar Pak Lan dengan wajah lesu. Hal ini dikarenakan kebijakan social distancing yang diterapkan oleh pemerintah sehingga sebagain pasar sepi pembeli bahkan sudah tidak beroperasi lagi."Kalaupun ada pasar yang tetap buka, pasti sepi pengunjung" ungkap Pak Lan.

Tidak ada pilihan lagi bagi Pak Lan. "Bagai makan buah simalakama", peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kondisi beliau saat ini. Hasil panen harus rela dijual dengan harga yang rendah, setidaknya untuk memastikan bahwa terdapat pundi-pundi rupiah dalam genggaman sehingga dapurnya dapat tetap mengebul. 

Jika kondisi sudah seperti ini, tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh Pak Lan beserta keluarga, selain mensyukuri kondisi yang ada serta berharap pandemi ini dapat segera berakhir sehingga perekonomian kembali stabil dan kebutuhan hidup mereka dapat tercukupi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun