Mohon tunggu...
Lintang Adedari
Lintang Adedari Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

NIM : 191910501072

Selanjutnya

Tutup

Money

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

22 Mei 2020   17:09 Diperbarui: 22 Mei 2020   17:10 3364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritorial ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Bantuan luar negeri adalah seluruh pinjaman serta hibah konsensional resmi, baik dalam bentuk uang tunai maupun bentuk aktiva-aktiva lainnya, yang secara umum ditunjukkan untuk mengalihkan sejumlah sumber daya dari negera maju ke negara berkembang.
Utang luar negeri atau dikenal dengan pinjaman luar negeri (Loan) adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
Menurut Rachbini (1991) utang luar negeri (ULN) atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Refleksi dari kisah sukses Marshall Plan pada tahun 1940, sukses secara empiris  itu menjadi dasar bahwa pemindahan sumberdaya dapat pula dilakukan dari negaranegara maju ke negara-negara berkembang yang biasanya mengalami kekurangan modal untuk menggerakan mesin ekonominya. Utang luar negeri bisa  mendorong perekonomian sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi. Jika hutang-hutang tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan  investasi dibidang pembangunan yang pada akhirnya dapat mendorong suatu perekonomian, sedangkan menghambat pertumbuhan apabila  utang-utang tersebut tidak dipergunakan secara maksimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan atas penanggung jawab utang-utang itu sendiri.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan  ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.  Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat (Sukirno, 2006: 423). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2010: 429) antara lain: tanah dan kekayaan alam lainnya, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, barang-barang modal dan tingkat teknologi, sistem sosial dan sikap masyarakat, dan luas pasar sebagai sumber pertumbuhan.  
Rachmadi (2013:13) menyatakan bahwa Utang Luar Negeri Indonesia mampu mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Sektor-sektor ekonomi yang menyerap utang luar negeri cukup tinggi, terbukti bahwa pertumbuhan PDB yang terus meningkat. Atmadja (2000) menyatakan dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh (inflasi). Utang luar negeri sama halnya seperti modal pembangunan. Utang luar negeri dapat meningkatkan kegiatan investasi agar kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi. Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Indikator dalam menilai perekonomian tersebut tercermin pada pertumbuhan PDB.  
Investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000 investasi sebesar 188.101,8 miliar Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen. Kemudian ditahun 2001 investasi mulai turun sebesar 94.548,52 miliar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi juga menurun sebesar 3,5 persen. Tetapi tinggi rendahnya investasi tidak selalu diikuti oleh tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena tingginya risiko investasi akibat masih adanya gangguan keamanan, ketidakpastian penegakan hukum, dan perselisihan perburuhan. Adapun pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh belum terpecahkannya berbagai permasalahan mendasar di dalam negeri yang kemudian diperberat oleh dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global terhadap penurunan kinerja ekspor Indonesia.  Investasi sering kali mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun disisi lain pertumbuhan ekonomi juga ikut mempengaruhi investasi. Menurut Sukirno (1994: 10) pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang.
Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan, yaitu total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw, 2000:124).  
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satu diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan sahamnya kebursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).  Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan (Soliha & Taswan, 2002: 168).
Produk domestik bruto berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang luar negeri. Apabila terjadi kenaikan PDB sebesar 1 triliun Rupiah maka utang luar negeri akan mengalami penambahan sebesar 15,6373 juta USD dengan asumsi variabel independen lain dianggap tetap. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan searah dengan investasi, dimana ketika pertumbuhan ekonomi meningkat maka investasi juga meningkat. Tetapi investasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, terdapat hubungan satu arah yakni pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap investasi.
Untuk meningkatkan kebijakan dalam penggunaan utang luar negeri, sebaiknya pemerintah harus mempunyai manajemen yang baik dalam penggunaan utang luar negeri dan mempunyai pertimbangan yang baik ketika mengambil pinjaman luar negeri ditahun-tahun berikutnya, memperbaiki birokrasi dalam hal kemudahan investasi agar para investor bersedia masuk menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah sebaiknya melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi untuk terus tumbuh positif sesuai dengan yang telah ditargetkan melalui kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun