Mohon tunggu...
lin istianah
lin istianah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Yuk saling sharing pengalaman. Saya guru PAUD dari Pamekasan Madura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terdapat dampak positif pada sikap egosentris anak

3 Maret 2018   12:16 Diperbarui: 7 Maret 2018   13:38 7312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pada artikel saya sebelumnya membahas tentang karakteristik anak usia dini atau anak pada tahap praoperasional menurut perkembangan piaget. tahap praoperasional umur 2-7 tahun atau biasa disebut anak usia dini. ada empat tahap menurut piaget sensori motorik (0-2 tahun), praoperasional (2-7tahun), operasional konkret (7-11 tahun), operasional formal (11-dewasa).  salah satu karakteristik anak usia dini yaitu egosentris. apa sih egosentris itu? 

sebelumnya, kita tau antara egosentris dan egois. apa egosentris itu? apa egosi itu? Lalu apa perbedaan antara egosentris dan egois? egosentris adalah kemampuan seorang anak untuk memahami fikirannya, namun belom mampu untuk memahami fikiran orang lain. dia menganggap semua orang sama dan harus seperti dia, karena dia belum mampu untu memahami pikiran orang lain. 

Lalu apa beda nya dengan egois? egois adalah kemampuan seseorang untuk memahami fikirannya dan fikiran orang lain, namun dia tidak mau untuk memahami orang lain. Terlihatkah perbedaan antara egosentris dan egois? egosentris seorang anak belum mampu untuk memahami pikiran orang lain, sedangkan egois dia sudah mampu untuk memahami pikiran orang lain, namun dia tidak mau untuk memahami orang lain. itulah yang disebut egois. 

Seorang anak usia dini pasti memiliki sifat atau karakteristik egosentris. seorang anak yang memiliki egosentris tidak mampu untuk memahami orang lain. Dia akan menganggap orang lain seperti dirinya, semua harus mengikuti apa yang dia mau tanpa dia melihat orang lain disekitarnya, karena dia belum mampu untuk memahami orang lain. 

Seperti misalnya hari ini seorang anak dibelikan baju oleh ibunya, namun sang kakak tidak dibelikan hari ini. lalu esoknya sang kakak dibelikan baju oleh sang ibum namun si adek tidak dibelikan, si adek pasti akan marah-marah dan nanya ke ibu, kenapa kakak dibelikan baju? sedangkan adek tidak dibelikan. 

Nah disitu sifat egosentris seorang anak muncul. padahal kemaren si adek sudah dibelikan baju, namun hari ini si kakak dibelikan baju dan si adek akan bertanya. Kenapa seorang anak bertanya seperti itu? karena seorang anak hanya melihat hari ini saja, bukan kemarin. ketika hari ini si kakak dibelikan baju, pasti si adek juga akan minta, walaupun dia sudah dibelikan kemaren. Karena seorang anak hanya melihat kejadian hari ini, bukan kejadian yang kemarin. hari ini si kakak dibelikan baju, hari ini juga si adek harus dibelikan baju. begitulah sifat egosentris seorang anak.

lalu ada contoh lain sifat egosentris seorang anak, jika ibu membagikan permen kepada dua anaknya, dengan jumlah dan permen yang sama, namun berbeda warna. Ibu membagikan lima permen kepada kakak dengan 4 warna merah dan 1 warna hijau. sedangkan si adek diberikan 1 permen warna merah dan 4 warna hijau. Lalu si adek akan bertanya. kenapa permen aku yang warna merah cuman 1 sedangkan punya kakak warna merahnya ada 4. nah disitu anak bertanya, karena bagi dia itu berbeda. padahal ibu membagikan dengan jumlah yang sama, namun dengan warna yang berbeda. disitulah sifat egosentris anak, dia belum mampu untuk memahami lingkungan sekitarnya.

itulah beberapa contoh sifat egosentris seorang anak. Namun taukah kalian? bukan hanya hal negatif dari sifat egosentris seorang anak, namun ada hal positif dari sifat egosentris anak. apakah itu? Seorang anak yang memiliki sifat egosentris dia dapat menentukan pilihannya sendiri dia dapat mengungkapkan apa yang dia mau, apa yang dia inginkan. 

misalnya, jika seorang anak disuruh orang tuanya untuk makan roti, sedangkan dia tidak suka roti, pasti dia akan membantah pada ibunya, dia akan mengungkapkan kemauannya, dia akan bilang ke ibunya, ibu aku tidak suka roti, aku mau makan nasi aja. nah bagusnya sikap egosentris anak, dia mampu untuk menentukan pilihannya. Namun, jika seorang anak tidak mempunyai sifat egosentris, dia akan selalu menuruti kemaun ibunya, padahalh dia tidak mau, dia tidak bisa untuk membantah. dan itu tidak baik. jika seseorang terlalu menuruti semua kemauan orang, sama saja dia seperti robot.

Namun, apakah bagus jika sifat egosentris seorang anak dibiarkan hingga dia dewasa? Tidak baik, kita perlahan harus melatih seorang anak untuk memahami orang lain, jika seorang anak dibiarkan terus menerus dengan sifat egosentrisnya, dia akan berubah menjadi seorang yang egois, yang tidak mau untuk memahami orang lain. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun