Semarang (12/08/2020) -- KKN Undip tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. KKN yang biasanya dilakukan secara berkelompok dan di desa-desa terpilih kini harus dilakukan secara mandiri dan di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa/i. Pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia tak menyurutkan semangat mahasiswa/i untuk tetap mengabdi di masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengangkat tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)" untuk KKN Undip di tahun ini.
Salah satu mahasiswi KKN Undip, Liningga Adiningtyas dibimbing oleh Prof. Dr. Ari Pradhanawati, MS dalam melaksanakan KKN di RT 03 RW 03 Kelurahan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Liningga membuat program tentang Gemarikan di masa pandemi Covid-19 dan pembuatan hand sanitizer yang lebih aman bagi permukaan kulit.
"Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) di masa pandemi Covid-19 ini perlu dilakukan karena ikan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Kandungan gizi seperti protein, asam lemak, vitamin, dan mineral dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh, sehingga mampu untuk mencegah Covid-19. Ikan yang dikonsumsi tak perlu ikan yang mahal, ikan yang ada di sekitar masyarakatpun mampu menjadi salah satu sumber pangan yang bergizi," jelas Liningga saat memberi sosialisasi Gemarikan pada masyarakat sekitar yang dilakukan secara door to door. Liningga juga membagikan beberapa ekor ikan untuk selanjutnya dapat diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Program Gemarikan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Juli 2020, pukul 08.00 di beberapa rumah masyarakat sekitar.
Tak hanya memberikan sosialisasi Gemarikan, Liningga masih bersemangat untuk mengabdi di masyarakat sekitarnya. Alkohol merupakan bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan hand sanitizer, namun penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan kulit menjadi lebih kering. Oleh karena itu, Liningga terpikir untuk membuat hand sanitizer yang lebih aman bagi permukaan kulit. Kitosan merupakan hasil ekstrak dari limbah cangkang Krustasea (contoh: udang, kepiting, rajungan), yang sudah banyak dimanfaatkan di berbagai bidang pangan, lingkungan, dan medis. Kitosan juga mempunyai sifat antibakteri dan antimikroba, sehingga membuat Liningga tertarik untuk membuat hand sanitizer dari kitosan.  Bahan alami ini tentunya lebih aman digunakan setiap hari bila dibandingkan dengan alkohol.
Hand sanitizer dari kitosan atau selanjutnya disebut Kitosanitizer ini cukup mudah pembuatannya. Alat dan bahan yang digunakan antara lain gelas beker, sendok/pengaduk, botol spray, bubuk kitosan, asam asetat 1%, aquades, dan esens/pewangi. Pembuatan Kitosanitizer 1L adalah dengan melarutkan 7,5 gram bubuk kitosan 100 mesh dengan 250mL asam asetat 1%, lalu menambahkan aquades sampai 1L dan esens/pewangi sesuai keinginan. Larutan yang sudah tercampur merata dapat dimasukkan ke dalam botol spray dan siap digunakan untuk kegiatan di luar rumah.
Pembuatan Kitosanitizer dilakukan bersama Ibu RT 03 RW 03 di kediaman beliau pada Sabtu, 25 Juli 2020, pukul 10.30 WIB. Pembuatan Kitosanitizer hanya bersama Ibu RT 03 RW 03 karena memenuhi peraturan kesehatan setempat dimana tidak boleh adanya perkumpulan massa. Pembuatan Kitosanitizer tersebut menghasilkan  10 botol kitosanitizer ukuran 100mL, dimana 10 botol Kitosanitizer tersebut selanjutnya akan diberikan kepada masyarakat.
Liningga membagikan Kitosanitizer pada Minggu, 26 Juli 2020 pukul 08.00 WIB kepada masyarakat sekitar. Tak hanya itu, Liningga juga menjelaskan tentang Kitosanitizer dan cara pembuatannya sekaligus memberikan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan diri.
"Wah, ini dari limbah ya, Mbak? Nggak nyangka bisa dimanfaatkan menjadi seperti ini. Semoga nanti bisa dikembangkan lebih baik lagi ya, Mbak,"ujar Satimin, salah satu warga RT 03 RW 03 kepada Liningga.