Mohon tunggu...
Tatik Nunang
Tatik Nunang Mohon Tunggu... -

suka memperhatikan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

'Sepinya' Malam Tahun Baru di Malioboro

21 Maret 2014   03:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam pergantian tahun adalah malam yang ‘disepakati’ untuk diperingati di seluruh dunia. Melewati batas usia, etnis, termasuk agama. Aku tidak pernah memperingati secara khusus. Perjalanan ke yogya kali ini sama saja seperti sebelumnya. Sekedar mampir, nostalgia saat kuliah 25 tahun yang lalu dan karena kebetulan sedang ada di kota di dekatnya. Karena kebetulan bakal ada di dekat yogya, sekalian saja bermalam tahun baru 2013 di Yogya

Dibandingkan dengan 20 tahun yg lalu. Saat ini Yogya sudah kelihatan mewah. Termasuk mahasiswanya. Saat ini jarang tampak mahasiswa yang punya tampang sederhana dan lusuh (karena rela berjalan jauh, demi ngirit ongkos angkutan atau jalan, karena tidak punya kendaraan).

Tapi image sebagai kota pelajar masih tampak, meskipun sudah bergeser menjadi kota pelajar ‘borju’ atau berlagak dan bertampang ‘borju’.

Bahkan sudah menjadi rahasia umum, universitas paling mentereng di Yogya mampu menjaring mahasiswa dengan otak encer digabung dengan kantong tebal. Great. Aset yang bagus. Dan bagus juga dari segi bisnis. Bagaimana yah, cara merekrutnya ?

Di mana berkumpul anak-anak ‘sekolah’, berarti berkumpul pula aktivitas anak-anak sekolah. Belajar (klise banget sih), pesta, shopping ala anak sekolah, tour, sebut aja.

Dengan banyak faktor itu, aku niatkan tahun baruan di Yogya.

Pesan tiket kereta (yang harganya mulai tidak masuk akal) dan booking hotel 3 bulan sebelum hari H. biar dapat hotel di pusat keramaiannya, Malioboro.

Hari H, Yogya sudah tumplek bleg dengan orang. Mulai orang Yogyanya, mahasiswanya, turis yang bis-bisan sampai turis ketengan kayak kita berdua. Kayaknya mereka semua punya tujuan yang sama, mengunjungi Malioboro. Untung aja udah pesen hotel di sini.

Kebanyakan turis lokal. Jarang sekali kelihatan turis asing. Atau mungkin mereka terdesak ke pinggiran kota. Karena sumpek. Beda dengan 20 tahun lalu turis asing dan lokal masih agak berimbang.

Mulai sore, hujan turun, tambah malam tambah lebat. Bakalan batal deh lihat suasana pergantian tahun.

30 menit sebelum pk 24.00. langit jadi lebih bersahabat. Kita berdua keluar hotel menuju jalan utamanya. Malioboro. Orang-orang juga berbondong-bondong memenuhi jalan. Kendaraan sudah terjebak di tengah lautan orang. Akhirnya berhenti sama sekali. Malioboro sudah sangat penuh. Sampai-sampai sepertinya tidak ada tempat lagi untuk berdiri.

Tepat pk 24.00. di puncak acara pergantian tahun. Yang bawa mercon meledakkan merconnya. Itu pun yang bawa mercon Cuma beberapa gelintir orang saja. Yang tidak bawa, menonton mercon yang diledakkan orang lain.

Tidak ada yel-yel happy new year ….. selamat tahun baru atau tepuk tangan …… minimal horeee. Kita semua seperti kerumunan orang yang janjian ketemu di suatu tempat. Kalau sudah ketemu dan berkumpul ya… sudah. Betul-betul suasana yang garing….ring.

Seandainya ada yang mengkoordinir sedikit saja, aku yakin akan beda jadinya. Orang yang berkumpul ini adalah orang yang sudah siap akan pesta, siap sedikit lepas kontrol, hanya menunggu dikomando.

Sayang sekali.

Suasananya jadi seperti orang yang bubaran sholat id. Rame banget, tapi sibuk sendiri mau cepet pulang.

**********************************************************

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun