Mohon tunggu...
Linggar Kharisma
Linggar Kharisma Mohon Tunggu... Politisi - Political Scientist In Digital Creative Industry

Political Scientist

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Jawa Barat: Gagalnya Kaderisasi PKS

2 Januari 2018   16:01 Diperbarui: 3 Januari 2018   04:17 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sohibul Iman (Presiden PKS) / Sumber Foto: https://www.tirto.id

Ironi PKS

Terlepas dari kemungkinan hadirnya tiga, dan atau mungkin saja empat kubu koalisi yang akan terbentuk, ada satu fakta politik yang luput untuk ditelaah lebih lanjut. Kenyataan bahwa PKS sebagai partai jawara dua periode di Jawa Barat (melalui kepemimpinan Ahmad Heryawan), yang hingga kini gagal mencalonkan kadernya untuk menjadi bakal calon gubernur, adalah salah satu bukti kegagalan proses kaderisasi partai.

Meski secara prestasi, kinerja 10 tahun kepemimpinan Ahmad Heryawan di Jawa Barat menuai banyak kesuksesan (lewat ratusan penghargaan yang diterima), namun secara politik, baik Ahmad Heryawan maupun PKS, tidaklah cukup berhasil membangun sebuah legasi politik di tanah Padjadjaran. Di situlah fungsi kaderisasi yang dijalankan selama dua periode, menjadi patut untuk dipertanyakan.

Adapun kisruh internal yang kini sedang melanda PKS, semenjak terpilihnya Sohibul Iman sebagai presiden partai, dan secara nyata banyak melakukan reformasi kepartaian, tidaklah bisa dijadikan pemakluman atas berbagai fenomena yang terjadi hari ini.

Sempat mencuatnya spekulasi pencalonan Netty Heryawan (istri dari Ahmad Heryawan) sebagai calon gubernur yang bakal diusung PKS beberapa waktu lalu, juga bisa menjadi pertanda adanya pertarungan kepentingan internal antara politik dinasti keluarga, yang berhadapan secara vis-a-vis, dengan politik kepentingan pimpinan partai.

Hal yang juga kian diperparah dengan peristiwa pencabutan dukungan PKS, terhadap Dedy Mizwar sebagai calon gubernur mendatang. Termasuk juga polemik penerbitan surat pakta integritas, yang kemudian menimbulkan berbagai friksi di kalangan kader PKS. Seperti ucapan simpatik oleh Fahri Hamzah, misalnya, yang secara tidak langsung mengindikasikan terjadinya pelecehan oleh pimpinan PKS, terhadap muruah partai beraliran dakwah tersebut.

Masalah-masalah internal semacam inilah yang nampaknya, membuat mesin politik PKS di Jawa Barat tidak berjalan cukup baik. Padahal, kalau kita melihat komposisi demografi yang ada, kelalaian dalam mengelola dukungan politik di wilayah seputaran Pasundan ini, jelas menjadi sebuah kerugian besar bagi PKS.

Potensi sebagai daerah dengan basis pemilih nasional (18%) dan muslim terbesar (97%), selayaknya dapat dijadikan modal penting PKS untuk meraup suara sebanyak-banyaknya menjelang hajatan akbar di 2019 mendatang.

Di tengah gejala konservatisme agama yang hari ini kian mewabah pun, geliat PKS untuk menggaet konstituen muslim belum terlihat mengambil peran yang vital.

Berbagai usaha dalam menyikapi ragam permasalahan politik keumatan juga, alih-alih terlihat menjadi salah satu pionir gerakan massa yang vokal menyuarakan kepentingan kelompok konservatif, PKS justru terkesan memberi garis demarkasi yang jelas antara kepentingan politik dan persoalan teologis. Jika ditinjau dari sisi pragmatisme politik, langkah yang ditempuh PKS ini jelas bukanlah sebuah pilihan menguntungkan.

Ketidakmampuan PKS dalam mengartikulasikan berbagai peluang itulah, yang pada akhirnya menjadikan bargaining position PKS sekarang ini, hanya berperan sebagai bemper politik partai Gerindra untuk mendulang suara saja. Padahal kalau ditilik dari jumlah dukungan suara dan militansi kader yang dimiliki, baik di tingkat nasional maupun daerah, PKS seharusnya bisa jauh melampaui berbagai ekspektasi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun