Mohon tunggu...
Lindha Pasu
Lindha Pasu Mohon Tunggu... pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda Tanya dalam Senyuman

15 November 2017   19:26 Diperbarui: 15 November 2017   19:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini hujan, tidak terlalu deras sih tapi tetap saja bisa membuat badan basah semua, entah mengapa ada sesuatu hal yang mengganjal di pikiranku. "Apa sih yang bikin aku bad mood kayak gini ?! serius deh gue sebel banget apa ya ?", umpatku dalam hati. Dengan wajah kesal aku menerobos hujan dengan berlari-lari kecil agar bajuku tidak terlalu basah. Sesampainya di kampus aku menyapa satpam yang sedang menata motor di parkiran. "Rajin banget nih orang ya, padahal lagi hujan-hujan begini juga" batinku.

Sesampainya di kelas aku langsung menempati bangku urutan pertama, walau begitu jangan ada yang menganggap aku anak rajin ya, karena dengan duduk di depan begini aku bisa menahan kantuk dari penjelasan dosen yang berbelit-belit. Setiap hari aku selalu berjalan kaki ke kampus. Aku suka menikmati waktu di mana aku bisa mendengarkan musik favoritku dengan desiran angin di saat perjalanan menuju ke kampus. 

Aku juga tipe anak yang suka menyendiri, bukan karena aku tidak suka berteman ataupun aku bermasalah dengan orang lain, tapi dengan menyendiri aku bisa menikmati waktu tanpa harus di ganggu oleh mereka. Dan satu hal lagi yang sudah menjadi tabiatku saat kuliah, setiap hari aku selalu terlambat masuk kelas. 

Eitss tapi tunggu dulu aku telat bukan karena aku bangun Kesiangan ataupun aku "ngebo" tapi karena aku suka hal yang selalu mepet-mepet. Mungkin bagi sebagian anak hari-hariku sangat membosankan, karena hanya menjalankan rutinitas seperti biasa. Tapi aku menikmati keadaanku, walau hanya kuliah, kos, dan kuliah lagi.

"Hai Riris, gimana tugas kuliah mu, udah selesai belum?" tanya teman sekelasku. "Sudah tapi gak yakin banget sih mau ngumpulin Zain." Jawabku heran. "Ah tenang aja, punyaku juga aku kerjakan sebisanya kok." Balasnya dengan tersenyum. Tidak seperti biasa dia mau menyapaku dengan pertanyaan basa-basi seperti tadi, tapi ya sudahlah mungkin hanya perasaanku saja yang menanggapinya secara berlebihan. Bisa saja pada saat itu kebetulan dia tidak ada teman yang mau diajak berbicara bukan.

Selesai jam kuliah biasanya aku langsung pulang tanpa mampir ke mana-mana walau hanya di Kantin kampus. Sebenarnya sih ingin makan bareng teman-teman  walau sebentar tapi pasti di saat-saat yang seperti ini, aku selalu lupa membawa uang, jangankan uang dompet saja aku sering lupa bawa. Jadi secara otomatis aku harus pulang untuk makan. Kebiasaan memang susah diubah bukan.

Pada malam harinya, di saat asik-asiknya aku main game  ada pemberitahuan pesan masuk di salah satu aplikasi sosial mediaku, aku kira pemberitahuan di grup kelas seperti biasa, namun ketika aku buka ternyata dari Zain. "Ada apa ya dia kok tiba-tiba ngubungin?, paling ya tanya tugas lagi dia." Batinku. "Lagi ngapain?" Tanyanya dalam pesan. 

Setelah aku baca pesannya tetap saja aku merasa ada yang aneh dengan orang ini. Enggak biasa saja dia menyapa aku tadi pagi, ditambah lagi sekarang malah menyapa lewat pesan. Setelah aku pikir-pikir lagi akhirnya aku memutuskan untuk tidak membalas pesan singkatnya, karena mungkin dia bisa saja salah kirim.

Esok paginya ketika aku melewati koridor kampus, tanpa sengaja aku berpapasan dengannya. Sebelum aku berhasil membuang muka darinya, dia telah lebih dulu melemparkan senyumannya padaku. Dengan refleks aku pun membalas senyumannya, walau dalam hati aku menggerutu pasti senyuman yang aku tunjukkan tadi sangat terlihat jelas sekali seperti orang yang lagi "Terciduk" melakukan sesuatu. 

Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung berjalan sedikit lebih cepat untuk mendahuluinya tiba di kelas. Tapi semua usaha yang aku lakukan ini sia-sia, langkah panjangnya tetap saja dapat mensejajarkan dirinya dengan langkahku yang kecil.

Hatiku mulai merasa gugup, tetapi untunglah sesampainya di kelas sudah banyak mahasiswa-mahasiswi yang lain yang sudah memenuhi ruangan kelas. Dengan begini aku bisa menghindar dengan menyelinap diantara teman-teman wanita yang lagi asyik mengambil sedikit waktu untuk bergosip sebelum dosen datang. Usahaku kali ini tidak sia-sia, karena begitu dia memasuki kelas teman-temannya sudah menunggu untuk membahas tugas ataupun juga bergosip seperti teman-temanku yang sedang asyik ini, entahlah.

BERSAMBUNG.......!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun