Mohon tunggu...
Linda Wahjudi CHt
Linda Wahjudi CHt Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hipnoterapis

lahir di kota Pasuruan, 30 Agustus 1963

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diam atau Bicara?

12 November 2020   14:11 Diperbarui: 12 November 2020   14:20 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya terhenyak ketika membaca tulisan seseorang pengiat politik yang biasanya tulisan-tulisannya cukup saya sukai. Ia menuliskan tentang mantan istri seorang tokoh terkenal yang tidak bereaksi sama sekali terhadap 'hujatan-hujatan' dari masyarakat akibat kisah dibalik dapur rumahtangga dibeberkan oleh suaminya sendiri dengan alasan agar masyarakat luas tidak lagi bertanya-tanya ataupun menyalahkan dirinya karena secepat itu menikah lagi dengan ajudan mantan istrinya sendiri. 

Si penulis anggap saja bernama Asa, menuliskan seharusnya sang mantan istri meminta maaf kepada pasangan baru itu, karena dengan ia diam dan tidak bersuara sama sekali, menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasangan tersebut.

Sebagai seorang perempuan, saya sangat 'terusik' selesai membaca ulasan Asa, ada rasa 'tidak terima' dalam diri, apakah si penulis itu tidak mempunyai anak perempuan? atau ibu dan adik perempuan? 

Andaikan 'diam'nya si mantan istri dianggap senjata yang mengganggu ketentraman pasangan baru itu, tidakkah ia pernah berpikir bahwa 'bicara' nya mantan suami itu jauh lebih membuat tidak nyaman sang mantan istri dengan anak-anaknya?

Bagi saya diam itu juga sudah berbicara ratusan ribu kata, jadi manusia bisa memilih mau diam atau bicara. Perkara ada orang-orang yang tidak nyaman baik ketika kita diam atau bicara itu adalah urusan mereka, yang jelas kita juga harus mempertanggungjawabkan atas perkataan yang keluar dari mulut kita.

Diam atau bicara? Masing-masing orang punya pilihan, punya karakter, ada yang menganggap berbicara adalah sebuah jawaban atas beberapa hal yang ingin diketahui oleh khalayak ramai. 

Dan ada yang memilih diam atas apapun yang ingin diketahui khalayak, karena ia merasa semua itu adalah masalah pribadi dan publik tidak perlu harus tahu. 

Mana yang lebih baik dari kedua pilihan itu? Tidak ada yang lebih baik, karena semuanya baik pada waktu dan saatnya. Dan juga semuanya tergantung dari kepribadian masing-masing orang serta apa yang dianggap terpenting dalam hidup orang itu.

Alangkah baiknya bila kita menghargai setiap orang baik dia mau diam atau dia mau bicara, sepanjang tidak memaki orang lain, sepanjang tidak merusak tata kesopanan dalam masyarakat. Tiap orang punya pilihan, dan terserah bagaimana kita akan menilainya dalam hati, itu kehendak bebas seseorang.

Kembali kita pada permasalahan di atas tadi, mengenai sang tokoh terkenal tadi beserta mantan istrinya. Bila sang tokoh menganggap ia punya tanggungjawab untuk membeberkan semua alasan ia menceraikan istrinya pada publik dan ia pun mengganggap reputasinya lebih penting dari apapun, ya silahkan saja ia terus mengadakan live show di semua medsos, tidak masalah apakah ia merusak karakter anak-anaknya sendiri, itu adalah urusan nanti dan tidak penting lagi, toh ia sudah memiliki keluarga baru yang bahagia. 

Demikian juga dengan sang mantan istri, bila dia memilih diam untuk semua tuduhan perselingkuhan yang ditujukan padanya, serta alasan ketidakbecusannya dalam memasak dan mengurus keluarga, yang sudah diumumkan berkali-kali di publik, itu juga adalah hak dia untuk menjawabnya dengan diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun