Mohon tunggu...
Linda Wahjudi CHt
Linda Wahjudi CHt Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hipnoterapis

lahir di kota Pasuruan, 30 Agustus 1963

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsisten Itu Mudah

10 November 2020   23:32 Diperbarui: 10 November 2020   23:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak teman yang selalu mengeluh, menjadi konsisten itu sulit, biasanya kalah dengan kemalasan, kebosanan dan kejenuhan. Nah ada teori 'orang pintar' yang mengatakan bahwa konsisten itu dibentuk dari tiga hal, antara tahu, mau dan mampu. Kalau seseorang itu tahu manfaat sesuatu, kemudian dia punya kemauan untuk melakukannya, dan dia juga punya kemampuan untuk melakukan, maka hal itu akan terjadi dengan mudah.

Tapi bagi saya yang 'kurang pintar' ini mempunyai teori yang berbeda. Bagi saya konsisten itu mudah, saya hanya butuh satu hal yaitu melakukan tanpa banyak mikir. Saya lakukan hari ini, hanya itu. Besoknya saya akan berpikir yang sama persis, 'saya lakukan hari ini'. Begitu juga besoknya lagi, besoknya lagi. Ga usah banyak dipikir-pikir, dirasa-rasa, dirumus-rumuskan, nanti jadi muncul banyak alasan yang membuat kita tidak melakukan.

Saya akan beri contoh tentang pengalaman saya, merubah kebiasaan saya, dari manusia yang paling malas gerak menjadi manusia yang rajin berolahraga. Dulu saya termasuk manusia dari golongan 'pendiam', selalu diam dalam posisi 'wenak', kerjanya cuma duduk dan tidur. Mungkin bisa dikatakan andaikan di dunia ini benar ada permadani terbang, mungkin saya orang nomor satu yang bakal membelinya.

Sebagai gambaran bagi anda bagaimana kemalasan saya ini begitu parah, adalah hal-hal yang agak 'tidak masuk akal' yang saya lakukan. Contohnya saya selalu memarkirkan mobil atau motor saya, sedekat-dekatnya dengan pintu masuk atau tangga naik, kalau perlu saya akan mendesak bahkan nyaris menutupi pintu atau tangga tersebut dengan mobil atau motor saya, tanpa pedulikan akan ganggu orang lain atau tidak. Yang penting saya ga perlu jalan jauh. Kalau melihat orang yang rajin berolahraga, saya berpikir 'kurang kerjaan dan bodoh', cape-capein badan saja. Semua ilmu yang saya ketahui, bahwa olahraga itu sangat penting, apalagi dengan usia saya yang merangkak naik terus, kalah dengan 'keenganan' tubuh saya yang selama puluhan tahun 'diam' dan tidak bergerak apa-apa.

Sampai suatu saat secara tidak sengaja, saya menonton sebuah acara talkshow di televisi, dari seorang dokter jantung yang sangat terkenal di negeri paman sam sana. Dia membawakan dengan alat peraga organ-organ tubuh manusia asli serta menjelaskan apa dan bagaimana kerja mereka, serta apa-apa sebab dan akibatnya. Dia juga memutarkan sebuah film animasi tentang tubuh manusia dan perjalanan makanan dari mulut sampai ke lubang pembuangan, serta semua sistem otot, syaraf dan pembuluh darah manusia. Yang semuanya menyebabkan saya seperti diberi aliran listrik 'kejut' dan saat itu juga saya matikan tv saya dan saya pun mengambil motor saya ke tempat fitness tidak jauh dari tempat saya untuk mendaftarkan diri.

Dan sejak itu juga, saya hampir setiap hari berolahraga, berhenti fitness saya berenang setiap hari di hotel milik teman saya yang berada tidak jauh dari rumah saya. Dan sejak pandemi covid 19 ini, saya beralih kepada jalan kaki di taman kota selama satu sampai satu setengah jam setiap hari. Setiap kali ada teman yang heran karena saya bisa konsisten melakukannya, dan tanya resepnya, saya hanya bisa mengatakan ya seprti saya uraikan diatas, ga usah banyak mikir ini itu, pokoknya satu saja, lakukan. Bila ada pikiran enggan yang muncul, ga usah dipikir atau diberi 'ruang waktu', abaikan dan tetap lakukan seakan-akan itu sebuah gerakan reflek tanpa mikir.

Nah teman-teman, semoga tips sederhana ini, mampu membantu bagaimana teman-teman bisa melakukan sesuatu dengan konsisiten dan biasa saja. Good job, selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun