Mohon tunggu...
Linda febrianingrum
Linda febrianingrum Mohon Tunggu... Lainnya - Linda

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indikator Pengembangan Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar

4 Desember 2020   14:10 Diperbarui: 4 Desember 2020   14:11 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

INDIKATOR PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH  DASAR

LINDA FEBRIANINGRUM
191330000474
3 PGSD A1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter harus mendominasi pendidikan dasar, untuk tingkat SD pendidikan karakterdan budi pekerti itu proporsinya tujuh puluh persen dan sebagai tingkat SMP sebanyak 60 persen (effendi 2016). Ada tiga aspek terpenting yang menentukan pelaksanaan pendidikan karakter yaitu etika, estetika, dan kinestetika. Semua hak tersebut diajarkan oleh seorang gurumulai dari guru budi pekerti, guru seni, dan olahraga. Seorang guru berhak menentukan dan menerjemahkan pendidikan karakter tersebut. Oleh sebab itu peran guru sangatlah penting dalam pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter.
Berdasarkan dari beberapa masalah yang telah terjadi. Peran pengembangan dan pembangunan karakter peserta didik sekolah dasar menjadi suatu hal yang sangatlah penting untuk dilaksanakannya di sekolah dasar. Oleh sebab itu, hal ini sangatlah perlu dibahas untuk mendapatkan solusi dalam mengembangkan karakter peserta didik sskolah dasar. Sekolah dasar yang mempunyai pengembangan karakteristik yang lebih baik terhadap anak sangat dibutuhkan untuk mendidik anak agar anak memperoleh pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini yang akan membangun karakter peserta didik sekolah dasar menjadi patokan warga negara yang berguna bagi bangsa. Oleh sebab itu, indikator dalam pendidikan diperlukan oleh pendidik dalam menjalankan kegiatan proses pembelajaran demi pembangunan karakter peserta didik di sekolah dasar.
PEMBAHASAN
Beberapa masalah yang perlu di bahas berdasarkan pertanyaan dari permasalahan adalah definisi pendidikan karakter, penilaian karakter, dan pengembangan karakter terhadap peserta didik sekolah dasar. Definisi pendidikan karakterdi bahas untuk mengetahui penjelasan-penjelasan yang keterkaitan dengan pendidikan karakter. Penilaian karakter dibahas untuk mengetahui nilai-nilai dari karakter dan penilaiannya yang digunakan di sekolah dasar. Pengembangan karakter dibahas untuk mengetahui cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan karakter peserta didik sekolah dasar ( elementary school student character) sesuai dengan karakter yang baik (good character).
1.Definisi pendidikan karakter
Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan karakter merupakan system penanaman nilai-nilai karakter kepada kemauan, dan tindakan untuk menjalankan tentang pendidikan karakter yaitu "Character education is the intentional effort to develop in young people core ethical and performance values that are widely affirmed across all cultures. To be effective, character education must include all stakeholders in a school community and must permeate school climate and curriculum."
Menurut sipos, pendidikan karakter sudah dijelaskan sebagai upaya yang disengja untuk mengembangkan pada orang muda inti dari nilai-nilai etika dan kinerja yang sangat banyak ditegaskan di berbagai budaya. Agar efektif, pendidikan karakter harus mencakup semua pemangku atas kepentingan dalam komunitas sekolah tersebut dan harus meresap iklim dan kurikulum sekolah.
Menurut Saptono (2011: 23) pendidikan karakter merupakan upaya yang telah dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang sangat baik ( good character) berlandaskan atas kebaikan-kebaikan inti (core virtues) yang secara objektif baik berguna bagi individu maupun masyarakat. Penjelasan pendidikan karakter yang telah diliris oleh kementerian pendidikan Amerika Serikat pada tahun 2007 adalah sebagai berikut:
"Character education is an in-clusive term embracing institutions and parents can support the positive character development of children and aduls. The term character includes the emotional, intellectual and moral qualities of a person or  group as well as the demonstration of these qualities in prosocial behavior."
Pendidikan karakter yang ini dijelaskan dari pihak kementerian Pendidikan Amerika Serikat. Materi karakter ini meliputi kualitas emosiaonal, intelektual, dan moral dari seseorang atau sekelompok seperti demonstrasi dari kualitas-kualitasnya dalam perilaku prososial.
2.Penilaian Karakter
Kementerian pendidikan Nasional pada tahun 2010 telah merilis tentang nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Ada 18 nilai karakter yang harus ditanamkan dalam pendidikan di sekolah dasar. Nilai-nilai karakter itu merupakan religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar, membaca, peduli lingkungan, peduli social, dan tanggung jawab. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter tersebut maka dilakukan penilaian karakter. Penilaian ini merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses dan hasil dari belajar peserta didik (Muhammad, 2015: 1). Penilaian karakter dapat dilakukan dengan penilaian sikap peserta didik di sekolah dasar yang dilakukan oleh guru kelas, guru merupakan muatan pelajaran agama, PJOK, dan Pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian karakter yang digunakan meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsure penilaian utama. Penanaman nilai karakter ini dapat dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan agar peserta didik sekolah dasar mencontohkan nilai-nilai karakter yang telah ditargetkan teraktualkan melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, penanaman nilai karakter dapat dilakukan melalui contoh sebagai berikut:
1.Guru datang tepat waktu, agar dapat di contoh oleh peserta didik dengan baik. (nilai yang ditanamkan: disiplin).
2.Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta didik ketika memasuki ruangan kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli).
3.Guru berdoa sebelum membuka pelajaran, dan peserta didik belajar memimpinya (nilai yang ditanamkan: religious, partisipatif).
4.Guru mengecek kehadiran peserta didik sebelum proses belajar pembelajaran akan di mulai (nilai yang ditanamkan: disiplin).
5.Guru selalu mendoakan peserta didik yang tidak hadir atau karena halangan lainnya (nilai yang tanamkan: religious, peduli).
6.Guru menegur peserta didik yang terlambat dengan sopan (nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli).
7.Guru meminta peserta didik menghapus papan tulis (nilai yangditanamkan: peduli, bersih).
8.Guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan karakter.
9.Guru menyampaikan butir-butir nilai yang akan di capai oleh peserta didik dalam proses belajar pembelajaran.
Pada kegiatan inti, penanaman nilai karakter ini dapat dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Contoh penanaman nilai karakter yang dilakukan pada kegiatan eksplorasi merupakan sebagai berikut:
1.Guru melibatkan peserta didik mencari informasi dari tema yang dipelajari berdasarkan aneka sumber belajar (menanamkan: kemandirian, berfikir logis, kreatif dan kerjasama).
2.Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran yang menantang dan memotivasi (menanamkan: kreatif, kerja keras).
3.Guru memfasilitasi interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya ( menanamkan: saling menghargai dan peduli lingkungan).
4.Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan  pembelajaran (menanamkan: percaya diri, mandiri).
5.Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan (menanamkan: mandiri, kerja keras, teliti).
Kegiatan terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Contoh penanaman karakter yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah sebagai berikut:
1.Guru beserta peserta didik membuat rangkuman atau kesimpulan (menanamkan: kritis, logis, kerjasama).
2.Guru memlakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan (menanamkan: jujur, syukur, menerima kelebihan dan kekurangan).
3.Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (menanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis).
4.Guru merencanakan tindak lanjut baik remedy ataupun pengayaan ( menanaman: tanggung jawab).
5.Guru memfasilitasi peserta didik untuk berdoa dan berterima kasih (menanamkan: religiousitas, hormat pada guru).

3.Pengembangan Karakter
Strategi pengembangan nilai karakter ini yaitu pemanduan, pujian dan hadiah, definisikan dan latihan, penegakan disiplin, serta pernghargaan di setian bulanannya. Pada tataran sekolah, criteria pencapaian pendidikan karakter merupakan terbentuknya budaya sekolah yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian dan symbol-simbol yang telah dipraktikkan ileh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut (Asmani, 2012: 55-56). Pengembangan karakter ini dapat dilakukan dengan membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan dalam segala tingkah laku masyarakat. Lickona (1993) berpendapat tentang pengembangan karakter anak yaitu sebagai berikut:
1.Guru menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good) menanamkan konsep diri terhadap anak setiap akan memasuki pelajaran.
2.Guru menggunakan cara untuk membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik (desiring the good).
3.Guru memberikan beberapa contoh baik kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun (exampling the good). Contohnya melalui cerita dengan tokoh-tokoh yang mudah di pahami peserta didik.
4.Guru mengembangkan sikap mencintai perbuatan yang baik (loving the good). Pemberian penghargaan terhadap anak yang mebiasakan melakukan kebaikan anak yang melanggar diberi hukuman yang mendidik.
5.Guru melaksanakan perbuatan yang baik (acting the good). Pengaplikasian karakter dalam proses pembelajaran selama di sekolah.

SIMPULAN
Indicator dalam pendidikan diperlukan oleh pendidik demi pengembangan karakter peserta didik sekolah dasar. Pendidikan dan penilaian karakter ini yang diadakan sekolah dasar digunakan untuk pengembangan karakter. Pengembangan karakter ini juga dilakukan untuk mengembangkan karakter peserta didik di sekolah dasar sesuai karakter yang sangat baik. Ruang lingkup dari pendidikan karakter selain di sekolah adalah di keluarga, masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta, serta ruang lingkup di luar negri.
Pengembangan karakter dapat dilakukan dengan memasukkan konsep karakter pada setiap pembelajaran di sekoah dasar. Beberapa pengembangan yaitu:
1.Guru menanamkan nilai kebaikan pada anak dengan cara menanamkan konsep diri yang baik kepada anak setiap akan memasuki pelajaran.
2.Guru menggunakan cara sehingga membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik.
3.Guru memberikan beberapa contoh baik kepada anak mengenai karakter yang sedang di bangun.
4.Guru mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik.
5.Guru melaksanakan perbuatan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, J. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Effendi, M. 2016. Masalah Pendidikan Dasar.
Kementerian Pendidikan Amerika Serikat. 2007. Mobilizing for Evidence-Based Character Education. USA: Washington.
Lickona, T. 1993. The Return of Character Education.
Muhammad, H. 2015. Panduan penilaian untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.
Narwati, S. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi pendidikan karakter. Jakarta: Esensi Erlangga grup.
Sipos, R. 2010. Eleven Principles of effective Character Education.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun