Hayo siapa yang setiap tahun pasti tidak sabar menunggu Europe on Screen (EoS)? Semoga saya tidak sendiri ya. Tahun ini rasanya begitu spesial karena menandai perhelatan Europe on Screen yang ke-25. Itu artinya sejak tahun 2000 telah banyak film manis, romantis, komedi, sedih, bersemangat, dan animasi lucu yang diputar dan memberikan warna tersendiri bagi para penikmat festival film yang rutin digelar satu kali per tahun ini. Oh ya, Europe on Screen tahun ini akan berlangsung mulai dari 13 -- 22 Juni 2025.
Seperti tahun sebelumnya, film di Opening EoS menjadi sesuatu yang paling dinantikan selain surprise screening tentunya. Nah, kali ini film pembukanya yaitu film dokumenter berjudul Zirkuskind (Circusboy) Pada salah satu sambutan di acara pembukaan Europe on Screen ke-25 (12 Juni 2025) oleh Ina Lepel selaku Duta Besar Jerman di Indonesia, beliau menyampaikan harapannya semoga film dokumenter yang disutradarai oleh Anna Koch dan Julia Lemke ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Saya mengira bahwa setelah acara sambutan dan foto bersama selesai, film akan diputarkan. Ternyata ada kejutan dari kedua sutradara yang juga merupakan penulis naskahnya yaitu Anna Koch dan Julia Lemke. Mereka bercerita sedikit bagaimana mereka mengikuti kelompok sirkus ini selama setahun untuk membuat film dokumenter tentang keseharian mereka. Uniknya, perjalanan kelompok sirkus ini diambil dari salah satu POV anak kecil yaitu Santino yang berusia 11 tahun yang menceritakan tentang keluarga besarnya yang nomaden.
Konsep sirkus yang dijalani oleh keluarga Santino rupanya sudah berjalan selama beberapa generasi. Dalam kelompok tersebut ada Kakek Buyut Ehe yang meneruskan darah sirkus dari orang tuanya dan dilanjutkan ke anaknya hingga ke ayahnya Santino. Saya suka sekali dengan konsep film dokumenter ini, rasanya hampir tidak seperti documenter pada umumnya, terutama interaksi Santino dengan kakek buyutnya Ehe. Lucu sekali ketika melihat mereka bercengkrama, Santino kecil akan mulai banyak bertanya dan Opa Ehe akan menjawab sambil menveritakan masa lalunya.
Biasanya saat Opa Ehe bercerita, akan ditampilkan dalam bentuk animasi, ini sih part yang paling saya sukai nih kalau sudah muncul dalam bentuk animasi lucu yang menggemaskan. Misalnya pada saat Santino sedang mengemut permen lollipop, dan pop! Animasinya muncul dari lollipop itu. Ada juga animasi tentang gajah sirkus yang dipelihara oleh Opa Ehe, ini yang bikin saya tidak bosan selama menonton.
Karena Santino ini keluarga sirkusnya terus menerus pindah dari satu kota ke kota yang lain di Jerman, mereka tinggal di van yang dibuat seperti rumah. Saya sih melihatnya ini keren banget ya, karena pastinya tidak mudah untuk membawa seluruh peralatan, tenda sirkus dan bahkan juga hewan sirkusnya yang banyak jumlah dan jenisnya. Salah satu adegan yang saya ingat adalah pada saat Santino perkenalan diri di depan kelas, menjelaskan bahwa ia selalu berpindah tempat dan juga sekolah, mungkin Santino juga ingin ya punya teman yang dalam jangka waktu panjang jika saja dia bisa menetap.
Saya sendiri belum pernah menonton sirkus yang modelnya seperti keluarga sirkus Santino. Lewat film dokumenter ini jadi ada bayangan bagaimana sirkus itu dan juga tentunya proses dibaliknya, misalnya persiapan, latihan sebelum pertunjukan sampai berkemas pindah kota. Dalam satu tahun 4 musim ini memberikan gambaran nyata dan dekat, bahwa keluarga sirkus Opa Ehe ini sangat manis dan solid, mereka menjalaninya dengan semangat dan sesuai dengan passion yang mereka miliki.
Terima kasih Santino untuk 4 musimnya bersama keluarga sirkus kalian!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI