Mohon tunggu...
Linda MeiAditiya
Linda MeiAditiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - hehehe

nothing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tembakau dan Musim yang Tidak Menentu

18 Juni 2021   09:24 Diperbarui: 18 Juni 2021   09:28 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jombang adalah salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur. Wilayahnya tidak terlalu luas namun cukup beragam. Jombang memiliki kawasan dataran tinggi di sebelah timur dengan dataran rendah di wilayah yang lain. Oleh karena itu hasil tani nya pun cukup beragam. Sebagian besar mata pencaharian penduduk pedesaan di Jombang adalah tani. Mulai dari kopi, sayur, palawija, buah, bahkan tembakau dapat ditanam di kabupaten ini. 

Daun tembakau berbulu halus, berwarna hijau, batang, dan daun dilapisi dengan zat perekat. Batang pohonnya tegak, bisa mencapai 2,5 m, bahkan bisa sampai 4 m apabila pertumbuhannya baik. Tembakau dapat dipanen dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Di wilayah Jombang bagian utara khususnya Kecamatan Kudu, lahan persawahan nya ditanami padi pada saat musim penghujan dan tembakau pada saat musim kemarau. Hasil dari menanam tembakau disana dikirim ke daerah Jawa Tengah untuk dijual dan diolah kembali menjadi rokok. Tembakau cukup mudah ditanam karena tidak memerlukan perawatan yang khusus untuk membuatnya subur. Cukup dengan obat perangsang tumbuhan dan anti hama sebagai perawatannya. Tanaman ini juga tidak membutuhkan banyak air, bahkan jika terlalu banyak air tanaman ini akan mati karena mambusuk. 

Bulan Juni ini seharusnya sudah memasuki musim tanam tembakau karena sudah mulai masuk ke musim kemarau. Petani disana mulai menanam tembakau di lahan persawahan nya. Namun sayang sekali beberapa hari belakangan ini hujan mengguyur wilayah Jombang bagian utara. Petani mengeluh karena lahan persawahan tergenang air hujan. Hal ini akan membuat tembakau membusuk kemudian mati, sehingga mereka harus menanamnya ulang. Beberapa diantaranya langsung sigap dengan membawa diesel ke sawah untuk membuang air dari areal persawahan mereka. 

Namun kebanyakan tidak memiliki diesel untuk itu, untuk bergantian pun mereka harus sabar menunggu sang pemilik selesai menguras air dari sawahnya. Sehingga banyak sekali daun tembakau yang menguning dan mengkerut padahal belum memasuki masa panen mengingat pohon nya saja baru ditanam beberapa minggu. Banyak sekali petani yang harus mencabuti pohon tembakau dari areal sawah mereka untuk ditanami ulang. Hal ini akan berakibat pada lama nya masa panen bahkan tinggi nya harga tembakau karena sulitnya menanam tembakau pada musim yang tidak dapat diprediksi ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun