Mohon tunggu...
Linda Puspita
Linda Puspita Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Migran

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Restu Ibu

5 Maret 2021   09:44 Diperbarui: 5 Maret 2021   09:47 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berpikir sejenak. 

"Boleh, tapi saat saya ada keperluan kamu tidak boleh libur. Namun, jangan khawatir, saya akan infokan beberapa hari sebelumnya, supaya kamu bisa atur jadwal di luar."

Saya setuju dan semua deal. Empat Februari 2015 saya mulai bekerja di sana. Mereka mendukung setiap kegiatan saya, dari yang awalnya hanya kegiatan menulis dan beberapa kegiatan di luar. 

Adaptasi. Ya, itu yang saya lakukan terlebih dahulu. Satu tahun berlalu.

Januari 2016, saya mendapat tugas meliput di acara Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) Universitas Terbuka Pokjar Hong Kong di Bayanihan, Kennedy Town. Ketika itu, saya merasa kagum saat MC memanggil nama-nama yang mendapat nilai tertinggi. Beberapa di antara mereka terlihat berusia 30-40 tahunan. Saya langsung menghayal, jika itu adalah saya. Pasti ibu akan bangga dan merubah pikirannya. Keinginan lanjut sekolah pun kembali tersulut semangat.

Kira-kira bulan Mei saya mendaftarkan diri, tanpa izin terlebih dahulu. Alhamdulillah, Allah memudahkan jalan. Guru MTs saya dulu, langsung bersedia saat dimintai tolong untuk mengurus pengambilan ijazah SMA saya yang masih tertahan di Madrasah Aliyah Maarif NU 5, karena kendala biaya. Kemudian beliau mengirimkan hasil scan-nya via email. Juli, 2016 saya resmi menjadi Mahasiswa.

Setelah semua beres, barulah saya memberitahu ibu. Masih sama, ibu kurang setuju, tapi tidak ada cara lagi selain menyetujui karena semua data-data sudah terkirim. Dalam hal ini saya memang keras kepala. 

"Ya sudah kalau gitu, belajar yang bener dan jangan buang-buang waktu."

Yeaah, saya bahagia sekali saat itu dan bergumam, "Saya harus menepati janji." 

Hari-hari bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 12 malam. Sebisa mungkin harus bisa membagi waktu, antara kerja, sekolah, dan hobi (menulis).  Dapur, laptop, dan kamar adalah saksi bagaimana saya menjalani itu semua. Tak jarang, saya tertidur sampai pagi di depan laptop. Sering juga bos membangunkan saya, saat tertidur ketika belajar. 

Ujian pun tiba. Jam kerja tetap sama tidak ada kompensasi dari bos. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun