Mohon tunggu...
Linda Puspita
Linda Puspita Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Migran

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Kenangan

26 Juli 2019   17:50 Diperbarui: 26 Juli 2019   21:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Dokumen pribadi

Tak ada lagi kisah dapat kuceritakan pada nyiur yang melambai di pantai. Bahkan, secuil canda untuk melukis camar pun tlah tiada. Masih di sini, pada senja yang sama tanpa makna.

Debur ombak di segara berulang kali menyapa. Lewat putih buih yang menghapus lukisan namamu di pasir. 

Padahal, belum sedetik kumemandangnya. Memahami tiap lekuk yang mengeja. Ada hasrat yang menarik simpul bibirku. Senyum itu hadir. Hanya sekilas. Lalu lenyap bersama lukisan wajahmu yang tersapu banyu segara.

Wahai laut biru, warna perak itu masih menghiasimu karena pantulan mentari yang setia, tak rela, kah, kau atas senyumku tadi?

Senjaku tak lagi bercerita, mulutnya bungkam, tenggelam di gulita malam tanpa jendela. 

Tidakkah kau rasa rindu ini mendera? Memukul tiap dinding di jantung, hingga aku terluka.

Sebatas lukisan siluet di ujung pelangi pun, kutak mampu merapal. Benarkah ini Cinta?
Jika seulas senyum di ujung senja yang menua tak dapat kuraba.

HK, 090217

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun