Sumber foto: Dokumen pribadi
Tak ada lagi kisah dapat kuceritakan pada nyiur yang melambai di pantai. Bahkan, secuil canda untuk melukis camar pun tlah tiada. Masih di sini, pada senja yang sama tanpa makna.
Debur ombak di segara berulang kali menyapa. Lewat putih buih yang menghapus lukisan namamu di pasir.Â
Padahal, belum sedetik kumemandangnya. Memahami tiap lekuk yang mengeja. Ada hasrat yang menarik simpul bibirku. Senyum itu hadir. Hanya sekilas. Lalu lenyap bersama lukisan wajahmu yang tersapu banyu segara.
Wahai laut biru, warna perak itu masih menghiasimu karena pantulan mentari yang setia, tak rela, kah, kau atas senyumku tadi?
Senjaku tak lagi bercerita, mulutnya bungkam, tenggelam di gulita malam tanpa jendela.Â
Tidakkah kau rasa rindu ini mendera? Memukul tiap dinding di jantung, hingga aku terluka.
Sebatas lukisan siluet di ujung pelangi pun, kutak mampu merapal. Benarkah ini Cinta?
Jika seulas senyum di ujung senja yang menua tak dapat kuraba.
HK, 090217