Di tahun ajaran baru seperti saat ini, peralatan sekolah seperti;alat tulis, tas, sepatu, seragam, dan buku panduan belajar, menjadi pusat perburuan para orang tua.
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Memberikan peralatan sekolah yang serba baru ketika kenaikan kelas misalnya.
Namun, bagi mereka dengan perekonomian menengah ke bawah akan kesulitan untuk itu semua. Tak jarang dari mereka tetap menggunakan seragam dan peralatan lama yang masih bisa digunakan.
Seragam, sepatu, dan tas, mungkin bisa dipakai selama satu atau dua tahun, tapi tidak dengan buku panduan belajar; LKS, buku matematika, bahasa Indonesia, dan lainnya. Semua harus dibeli berdasarkan kelas yang mereka tempuh.
Menyikapi hal itu, salah satu sekolah menengah (cung hok) di Hong Kong mengadakan jual-beli buku bekas guna meminimalis pengeluaran dana untuk buku.
Hari ini, kali kedua saya diajak Bu Bos ke sekolah anaknya, untuk menjual buku tahun ajaran lalu dan membeli buku ajaran berikutnya. Orang-orang di sana terlihat begitu antusias.
Para orang tua dan juga siswa yang menjual buku menempati meja masing-masing yang telah disediakan panitia di lapangan olahraga sekolah. Ada yang hanya menumpuk buku-buku tersebut di atas meja dan ada juga yang menjejerkannya agar mudah dilihat oleh calon pembeli; siswa/orang tua siswa sekolahan tersebut.
Pihak sekolah sudah memberikan daftar buku apa saja yang boleh dibeli bekas dan yang harus dibeli baru. Jadi, mereka tinggal mencocokkan dan mencari buku mana yang kira-kira masih layak serta bersih tanpa coretan di dalam.
Menurut keterangan dari Bu Bos, dengan diadakan acara seperti ini sangat menghemat pengeluaran. Jika beli buku baru total pengeluaran mencapai kurang lebih 4000 HKD, sedangkan beli bekas bisa berhemat sekitar 19,5%, yaitu 780 HKD. Lalu untuk hasil penjualan buku, dia bisa mengantongi sekitar 1060 HKD. Padahal buku yang dijual itu dulu dari beli bekas.
Mungkin, bila sistem seperti ini diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, akan sangat membantu meringankan pengeluaran untuk pembelian buku pelajaran. Karena bukan soal baru atau bekas yang penting dari sebuah buku, melainkan isinya. Isi yang bila dipelajari dan dipahami dengan seksama, akan menambah wawasan setiap anak.
Hong Kong, 11/07/2019