"Aaahh kamu tidak memperhatikanku. Akhir-akhir ini aku suka makan asam-asam. Aku ngidam tau!" Kirana memanyunkan bibir dengan manja. Telunjuknya menusuk-nusuk perut Dika.
"Bagaimana bisa, Sayang?"
"Beberapa waktu yang lalu aku mencopot KB-ku, Mas." Kirana memeluk Dika dengan manja. "Kamu harusnya senang mendengar berita ini, Mas." Kirana mempererat pelukannya.
Bola mata Dika seperti hendak melenting dari kelopak matanya ketika melihat nenek bungkuk itu menatap Kirana seolah melihat hidangan lezat. Liur kehitaman itu bertetesan kemudian diikuti suara menelan ludah yang menyesakkan dada.
"Tunggu tanggal mainnya, Dika! Sepertinya kali ini aku ingin daging yang lebih besar."
Nenek tua itu perlahan menghilang disertai dengan tawa terkekeh.
Dika menangis, menangis sejadi-jadinya.