Dieba, si anak domba sedang asyik memakan rumput di Padang rumput tepi gunung. Namun, di sana juga banyak domba dewasa yang juga sedang merumput. Domba-domba dewasa tersebut saling mengobrol sehingga membuat Dieba tidak nyaman dengan obrolan yang tidak dimengerti. Lalu, Dieba meminta izin sang Ibu untuk memisahkan diri dari segerombolan domba dewasa.
"Ibu, aku tidak mau merumput di sini. Berisik. Aku tidak suka suara berisik domba dewasa. Itu tidak asyik," kata Dieba yang menyela pembicaraan Ibunya dengan domba dewasa lainnya.
Ibu Dieba hanya memberi isyarat dengan tangannya supaya Dieba diam dan tunggu sejenak. Tetapi, Dieba tidak mau tahu.
"Ayo Ibu...! Kalian domba dewasa sangat berisik," lanjut Dieba dengan rengekan yang lebih keras.
"Mohon maaf sebentar ya Bu...!" Kata Ibu Dieba kepada domba dewasa lawan bicaranya.
"Iya, silahkan," jawab domba dewasa tersebut.
"Nak, Ibu sedang bicara. Kamu tidak boleh menyela pembicaraan Ibu seperti tadi ya," kata Ibu Dieba dengan lembut sambil mengusap punggung Dieba.
"Tapi aku tidak suka berisik. Bukankah kita ke sini mau merumput supaya kita kenyang?" Kata Dieba yang tetap merengek.
"Baiklah...! Kamu mau di mana?" Kata Ibu Dieba sedikit kesal.
"Aku mau di sana. Yang sepi," jawab Dieba dengan semangat.
Lalu, Ibu Dieba berpamitan dengan domba dewasa lawan bicaranya tadi. Dan domba dewasa itu pun mengizinkannya.