Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - NGO Lintas Rakyat

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Para Penipu

12 September 2019   03:25 Diperbarui: 12 September 2019   03:27 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita bangsa pemakan segala daun, buah, binatang buruan yang berasal dari sekitar kita.

Segerombolan manusia dari negeri penipu. membolak-balik makanan pokok dan segala panganan kita.

Pemakan jagung disuruh makan beras, pemakan beras ditawarkan roti, segala mie dan makanan. 

Di putar-putar dari sana ke sini dari sini ke sana.

Disuapi apel Washington, salak SIdempuan terabaikan. 

Dijejali buah beri, buah buni hilang dari tanah ini. 

Dijejali kurma sementara sawo kita lupakan.

Impor, impor, impor.

Kita makan roti dan mie, mesti impor terigu, beras kita abaikan. 

Kita kirim beras di tempat jagung tumbuh, sementara jagung dihinakan. 

Kita perbanyak ayam suntikan, pakan ayam mesti impor. Ayam kampung dicueki.

Mereka bilang merokok itu racun. 

Sementara para penipu menjual rokok, hanya kertas yang direndam air tembakau, dijual dengan harga mahal.

Nanti, bila industri tembakau kita gulung tikar, para penipu impor tembakau dengan harga mahal.

Negeri para penipu, difasilitasi oleh penyelenggara negara yang penipu. 

Juga para penipu yang berpura-pura atas nama kemanusiaan, padahal pedagang proposal...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun