Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memaafkan Ratna Sarumpaet

29 Mei 2019   05:46 Diperbarui: 29 Mei 2019   06:36 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada publik (foto video properti CNN)

Hari ini, jaksa membacakan tuntutan hukuman 6 tahun atas Ratna Sarumpaet (RS), perempuan berusia 70 tahun itu atas kasus menyampaikan berita bohong yang menimbulkan keonaran.

Masih segar dalam ingatan, candaan publik menetapkan sebagai 3 Oktober sebagai hari hoaks nasional. 

Hiruk pikuk berantai panjang, dimulai dari celoteh seorang tokoh publik. Celoteh sambung menyambung kepada tokoh-tokoh publik lain yang ikut sibuk menyebarkan berita bahwa tanggal 21 September, terjadi pemukulan RS beberapa laki-laki tak dikenal di sebuah lokasi di Bandung. Muncul lingkaran pembentukan persepsi bahwa pemukulan dilakukan oleh "rezim" pemerintah.

Ho ho ho!!! Gorengan gurih, renyah dan lezat.

Membaca situasi, muncul tulisan Tompi yang dokter ahli bedah plastik. Melihat pola lebam wajah RS, Tompi justru meragukan adanya pemukulan. Tompi membeberkan analisanya sebagai dokter bedah plastik, bahwa kemungkinan besar lebam seperti orang habis oplas. Kunciran, lebam dan adanya sayatan simetris.

Barangkali ada gerombolan yang memiliki prinsip hidup, "hoaks must go on". Analisa Tompi diabaikan, yang terjadi malah sebuah konferensi pers keprihatinan atas pemukulan yang disampaikan secara resmi oleh Prabowo.

Episode berita bohong RS berakhir tanggal 4 Oktober 2018. RS membuat pengakuan dan minta maaf kepada publik, pada hari yang sama, polisi menangkap RS saat akan berangkat ke Chile.

Oplas Pembawa Masalah

Lazimnya manusia, berusaha menutupi kekurangan fisiknya agar senantiasa terlihat lebih baik. Pada kebanyakan perempuan, kekhawatiran usia yang dibareni bertambahnya kerut-kemerut disiasati dengan obat, krim, penanaman benang hingga operasi plastik untuk menarik kulit dan menanam bantalan untuk mengisi kulit.

Demikian juga, pada kebanyakan laki-laki yang khawatir dengan kemampuan seksual, ukuran vital hingga kebotakan. Banyak laki-laki yang menutupi kebotakan dengan potongan rambut palsu.

Siasat-siasat untuk menutupi kekurangan fisik pada diri manusia, tentu ingin disembunyikan. Tidak ingin diketahui publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun