Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - NGO Lintas Rakyat

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Riuh Golkar, Parade"Ketidaketisan"

12 Desember 2017   18:51 Diperbarui: 13 Desember 2017   18:55 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada Partai GOLKAR:

Tulisan ini adalah representasi dari sekelompok rakyat yang kerap tercengang pada sepak terjang partai GOLKAR di negeri ini. Kita masih menyaksikan bahwa ada kekuatan besar yang "tidak terlihat" secara kuat mencengkeram partai GOLKAR, beringin yang mulai memperlihatkan lapuknya batang-batang utama yang mengakar mencengkeram tanah.

Sejak penetapan SN menjadi tersangka, rakyat mulai melihat bahwa partai GOLKAR kerap menyuguhkan sebuah tontonan keriuhan dalam internal partai berlambang Beringin itu yang terasa janggal, lucu dan menggemaskan.

Catatan mengenai berbagai hal-hal yang "tidak etis" dipertontonkan kepada publik adalah merupakan pemikiran saya, bahwa betapa sangat menyayangkan, bahwa Partai yang seharusnya mampu menjadi pengayom bagi partai-partai lama yang melihat kemenangan yang selalu diraih pada masa orde baru maupun bagi partai-partai baru yang bermunculan setelah masa reformasi.

  1. Sejak Setya Novanto duduk menjadi Ketua DPR, surat pemecatan dari partai PKS terhadap Fahri Hamzah tidak dianggap. Penulis berkesimpulan bahwa keberadaan Setya Novanto di kursi Ketua DPR memiliki relevansi terhadap tetap duduknya Fahri Hamzah sebagai wakil Ketua di DPR-RI. Pimpinan DPR tidak menghargai surat keberatan dari partai PKS, partai yang merupakan bagian dari tubuh DPR-RI negara ini;
  2. Bahwa kasus "Papa Minta Saham" yang walaupun dianggap etis oleh sidang MKD, tapi rakyat Indonesia "kadung" telah mendengar isi rekaman percakapan yang sangat tidak etis.  Rakyat mencatat "ketidaketisan" dari kiprah Setya Novanto sebagai salah seorang kader Partai GOLKAR;
  3. Beredarnya surat berlogo DPR, juga berlogo nama Setya Novanto sebagai Ketua DPR-RI kepada PT. PERTAMINA menyoal utang piutang yang melibatkan Pertamina dan PT Orbit Terminal Merak (OTM). Lucunya, DPR membantah dan menyatakan surat tersebut palsu, tetapi PERTAMINA membenarkan adanya surat tersebut. Apapun pernyataan DPR maupun pernyataan PERTAMINA, rakyat mencatat satu lagi kiprah kader Partai GOLKAR yang "ajaib" ini.
  4. Peristiwa momentum tabrakan mobil yang ditumpangi Setya Novanto dengan tiang lampu jalan, yang menjadi viral di dunia maya, bahkan mungkin menyebar di jagad maya seantero dunia. Sebuah momentum yang bila disambungkan dengan momen-momen upaya pemanggilan paksa oleh KPK menjadi sebuah upaya seorang manusia yang ingin lolos dari jerat tanggung jawab hukum. Manusia boleh punya seribu satu alasan, tetapi jutaan manusia Indonesia punya logika berbeda.
  5. Beredarnya surat Setya Novanto saat telah menjadi "tersangka" KPK. Surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan, bertandatangan Setya Novanto di atas meterai. Surat pertama ditujukan kepada pimpinan DPR-RI agar DPR tidak melakukan rapat Plan, sidang MKD atas dirinya.Surat kedua ditujukan kepada DPT Partai GOLKAR, yang menulis: tidak ada penggantian Ketua Partai menggantikan dirinya, menunjuk sementara Idrus Markham sebagai Plt. Ketua Umum; Yahya Zaini dan Azis Samsuddin sebagai Plt Sekjen.
  6. Kali ini, beredar lagi informasi bahwa Setya Novanto telah menunjuk Azis Samsuddin sebagai Ketua DPR-RI menggantikan dirinya.

Surat SN untuk PERTAMINA
Surat SN untuk PERTAMINA
Surat SN menunjuk Idrus Markham, Yahya Zaini dan Azis Samsuddin.
Surat SN menunjuk Idrus Markham, Yahya Zaini dan Azis Samsuddin.
Surat SN untuk DPT Partai GOLKAR
Surat SN untuk DPT Partai GOLKAR
Sebagai rakyat, pikiran saya tidak mampu mencerna. Apa sebenarnya yang terjadi di Partai GOLKAR?. Mengapa sedemikian beraninya seorang Setya Novanto, sehingga pada posisinya yang sedang menjadi tersangka, dengan sisa-sisa kekuasaannya mampu menulis surat perintah penunjukkan kepada lembaga DPR-RI sebagai lembaga terhormat di negeri ini. Mengapa?

DPR-RI bahkan mampu tidak menghormati surat dari PKS sebagai Partai yang merupakan tubuh dari DPR-RI demi seorang Fahri Hamzah. Mengapa? 

Anehnya pula, GOLKAR sebagai partai yang sudah lama dengan segala eksistensinya, masih menuruti segala perintah dari seorang warga negara yang sekarang menjadi tersangka, yang pernah menduduki jabatan Ketua Umum, seakan tidak ada kader-kader lain yang mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan keetisan bangsa ini. Mengapa?

Catatan saya buat GOLKAR.

Saya, anak pegawai negeri yang pernah menjadi bagian dari anak-anaknya  GOLKAR, menyayangkan semua kejadian ini. 

Partai GOLKAR tentu memiliki sangat banyak kader yang bersih, jujur, berkwalitas dan mampu berkiprah membangun negeri ini. 

Jangan terus-menerus membuat sandiwara politik, yang telah banyak diketahui oleh banyak rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun