Mohon tunggu...
linako febrianti
linako febrianti Mohon Tunggu... lainnya -

simple, rasional.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Calon Presiden dalam Opini(1)

16 Juni 2014   21:12 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Meski mereka bukan pilihan, suka atau tidak, setuju atau tidak, ikhlas atau tidak pada akhirnya salah satu dari mereka akan menjadi pemimpin tertinggi bangsa ini”

Debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan berlangsung sebanyak lima kali. Debat pertama berlangsung 9 Juni lalu, kemudian debat kedua baru saja berlangsung tadi malam. Acara ini menjadi suatu mekanisme pemberian gambaran pada masyarakat mengenai para calon pemimpin Indonesia lima tahun ke depan. Melalui kegiatan ini tentu diharapkan para pemilih bisa melihat dan memahami visi dan misi serta rencana kerja para calon ini. Meski tidak secara gamblang dan detail namun tentu ini akan menjadi informasi tambahan bagi para pemilih. Apalagi debat yag dilaksanankan dengan tematik sehingga setiap minggunya kita akan disajikan pembahasan dan pemaparan masing-masing calon mengenai rencana kerja mereka sesuai dengan tema yang diangkat.

Debat pertama 9 Juni lalu saya tidak dapat menyaksikannya melalui televisi karena sesuatu dan lain hal. Merasa perlu informasi dan penasaran dengan performance langsung para calon ini, kemarenpun saya agendakan khusus untuk tidak melewatkan lagi acara debat ini. Kesan pertama yang saya dapatkan saat pertama kali acara ini dimulai adalah situasi yang cukup tegang. Apalagi ditambah saat moderator pertama kali mempersilahkan calon presiden nomer urut 2, Jokowi untuk menyampaikan visi dan misinya menyangkut tema malam itu yang berkaitan dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, kesan tegang itu semakin nyata. Jokowi terkesan kurang relaks saat meyampaikan visi dan misinya. Kemudian moderator mempersilahkan calon presiden nomer urut 1, Prabowo, meski tak setegang Jokowi, namun bisa terdengar bahwa Prabowo juga belum sepenuhnya relaks, sebab intonasi suaranya terdengar keras namun terburu-buru. Meski memang secara umum gaya bicara Prabowo memang cenderung keras dan dicitrakan sebagai orator yang baik.

Kemudian setelah kedua calon menyampaikan visi-misinya moderator memberikan pertanyaan pendalaman akan visi-misi mereka. Kedua caon menjawab pertanyaan yang diajukan moderator dengan jawaban normatif, jawaban umum yang menurut saya akan bisa ditebak oleh banyak orang. Hal yang terlihat oleh saya adalah kedua calon Presiden pada tahap awal debat kali ini masih mencoba menyamankan diri untuk bisa menunjukan performance terbaik mereka, namun terlalu biasa untuk ukuran calon presiden.

Debat terus berlanjut dengan argumen dari setiap pasangan dan riuh tepuk tangan dari pendukung masing-masing calon Presiden yang terkadang dalam pandangan saja terkesan agak berlebihan dengan teriakan masing-masing. Harapan saya sebenarnya adalah para pendukung bersikap lebih elegan bukan seperti suporter dalam debat mahasiswa. Sekali lagi ini menurut pandangan saya. Sesi debat berikutnya adalah masing-masing calon Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan pada lawannya.

Pada sesi ini saya rasa Prabowo terjebak dalam ritme permainan yang dijalankan oleh Jokowi. Menurut saya pribadi harusnya pada sesi ini kedua calon bisa melihat kesempatan untuk mengkritisi program lawannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan jebakan untuk menunjukan konsepnya lebih baik daripada lawannya. Namun yang terjadi menurut saya adalah, Prabowo mengajukan pertanyaan yang justru memberi kesempatan pada lawannya yaitu Jokowi utuk bisa menjelaskan secara lebih banyak program dan rencana kerjanya jika terpilih nanti. Hal ini tentu menguntungkan Jokowi sebab acara ini disaksikan oleh banyak pasang mata rakyat Indonesia.

Jokowi sedikit lebih cerdik menurut saya, sebab pertanyaan yang dia berikan kepada Prabowo lebih pada konteks kekinian dalam artian bahwa pertanyaannya menyasar kondisi ekonomi dan kesejahteraan pada pemerintahan saat ini. Hal ini menjadi baik untuk Jokowi sebab masyarakat hanya diberi tahu informasi mengenai pandangan Prabowo mengenai kondisi saat ini bukan rencana kerja Prabowo sebagai calon presiden. Meski dalam jawabannya Prabowo tidak pernah lupa menekankan beberapa isu penting dan fokusnya dengan pasangannya.

Meski demikian secara umum menurut saya apa yang dipaparkan kedua pasangan pada debat kedua tadi malam masih dalam tataran normatif dan konsep yang masih belum kongkret dan jauh dari harapan saya terhadap visi-misi seorang calon Presiden. Namun paling tidak acara ini sedikit banyak tentu akan menjadi bahan pertimbangan dan analisis untuk menentukan siapa yang terbaik yang kelak akan dipercaya untuk memimpin negara Indonesia tercinta ini. Hal pentingnya adalah masih ada debat berikutnya yang masih harus dilihat dan diamati sehingga benar-benar memilih dengan logika dan pertimbangan yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun