Mohon tunggu...
Lina Achien
Lina Achien Mohon Tunggu... Dokter - berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Bunuh Diri: Racun Rumput Efeknya Lebih Tragis Dibanding Racun Serangga

15 Mei 2014   01:18 Diperbarui: 4 April 2017   17:28 17633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kasus bunuh diri, walaupun tidak banyak, selalu saja ada dari bulan ke bulan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang sering menggunakan racun serangga (insektisida), namun sekarang penggunaan racun rumput / gulma (herbisida) lebih banyak. Dari 5 kasus sejak awal 2014 hanya satu yang menggunakan insektisida.

Walau sama-sama racun, kalau dilihat sepintas, insektisida lebih hebat efeknya. Terjadi muntah-muntah hebat, denyut jantung menjadi sangat cepat dan jika terlambat mendapat pertolongan, kematian terjadi dengan cepat. Biasanya keluarga/orang sekitar akan segera membawa ke RS begitu melihat kondisi yang berat ini. Setelah dilakukan tatalaksana sesuai protap, banyak kasus bunuh diri dengan insektisida dapat diselamatkan.

Beda dengan herbisida, gejala tidak langsung terlihat hebat setelah minum racun sehingga keluarga tidak langsung membawa ke RS. Makin hari, keluhan mulai muncul dan biasanya pasien dibawa ke klinik/puskesmas terdekat. Setelah beberapa hari dirawat, kondisi pasien semakin lemah karena tidak bisa menelan makanan (lidah dan tenggorokan melepuh) pasienpun dikirim ke RS yang lebih lengkap. Ke 4 pasien keracunan herbisida ini datang ke RS setelah lebih 5 hari sejak keracunan.

Rata-rata pasien tersebut masih bisa bertahan hidup 1-2 minggu, dengan kondisi yang makin lama makin lemah dan menyedihkan.Kondisi pasien makin lemah, tidak bisa makan minum karena lidah dan tenggorokan melepuh. Fungsi ginjal mulai terganggu, bahkan sampai harus cuci darah. Hatipun mengalami gangguan, mata makin kuning dan enzim hati makin tinggi. Timbul infeksi paru dan sesak nafas, gagal nafas dan berakhir dengan kematian. Berbeda dengan insektisida, herbisida ini tak ada obat penawar racunnya (antidotum). Penanganan di RS hanya bersifat supportive, mengurangi keluhan dan pemberian nutrisi. Kalau pasien datang lebih awal, walaupun tidak ada antidotumnya, mungkin masih bisa kita upayakan agar racun yang baru masuk ke tubuh tidak terserap dalam jumlah yang banyak.

Salah satu herbisida yang banyak digunakan masyarakat adalah gramoxone. Gramoxone termasuk herbisida yang sangat kuat. Gramoxone ini dijual bebas. Gramoxone inilah yang digunakan oleh ke 4 pasien bunuh diri tersebut. Pada beberapa negara telah dibuat aturan ketat untuk penjualan gramoxone, mengingat seringnya disalahgunakan untuk bunuh diri. Bahkan ada negara yang melarang penjualan gramoxone ini.
Gejala klinis yang muncul tergantung berapa banyak gramoxone yang dikonsumsi.

# dosis kecil (<7,5 ml gramoxon 20%), akan menimbulkan gejala mual, muntah, diare atau tidak ada fejala sama sekali.

# dosis sedang (7,5 ml-15 ml gramoxone 20%), akan menimbulkan mual, muntah, gangguan pada paru, ginjal dan hati. Biasanya kematian terjadi sekirar minggu ke 2-4.

# dosis besar (>15 ml gramoxone 20%), akan menimbulkan gejala kegagalan fungsi organ yang berat dan biasanya kematian timbul pada 24-48 jam.


Berdasarkan gejala klinis menurut dosis racun, ke 4 pasien saya ini termasuk yang memakai racun dosis sedang. Kematian terjadi tidak cepat. Tiga orang meninggal lebih dari 10 hari sejak menelan racun. Seorang pasien yang "minta pulang" setelah 5 hari masa perawatan di RS. Namun besar kemungkinan mengalami kematian di rumah karena seluruh lidah dan tenggorokan melepuh dan pasien tidak bisa sama sekali menelan.

Melihat kondisi pasien-pasien bunuh diri dengan racun rumput ini, rasanya miris sekali karena tak banyak tindakan yang bisa dilakukan walaupun mereka masih hidup. Mereka tinggal menunggu ajalnya tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun