Mohon tunggu...
Jeffrey Lim
Jeffrey Lim Mohon Tunggu... Programmer, Web Designer and Web Developer -

Seorang biasa yang diberi anugerah untuk berharap

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Bipolar dan Manusia sebagai Ciptaan Tuhan

16 November 2017   11:45 Diperbarui: 16 November 2017   12:01 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Refleksi mengenai Gangguan Bipolar

Jeffrey Lim

 Lebih dari separuh usiaku ( 20 tahun ) bergumul naik turun dengan satu penyakit yang namanya Gangguan Bipolar. Penyakit apa sih ini ? Mungkin terminologi gangguan bipolar ini mulai tersingkap di negeri Indonesia semenjak kejadian artis Marshanda yang terkena gangguan bipolar II yang sempat sedikit menghebohkan dunia sosial media.  Apa itu gangguan Bipolar ?  Mengapa disebut penyakit ? Karena memang gangguan Bipolar itu betul-betul sebuah penyakit di kimiawi otak penderita gangguan Bipolar. 

Gangguan kimiawi di otak dalam gangguan bipolar ini mempengaruhi suasana perasaan dan pikiran. Ada 2 kutub di dalam bipolar yaitu ketika sedang fase mania dan ketika sedang fase depresi. Ketika sedang depresi, alam perasaan terasa down, malas ngapa-ngapain, letih, lesu, moody dan juga kurang bisa konsentrasi. Dan ketika sedang mania, diri penuh dengan ide, energi, berbicara cepat dan perasaan menggelora senang. Di dalam tahap mania ini penderita dapat melakukan hal-hal yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain seperti boros, melanggar aturan, mencoba hal-hal yang berbahaya, dll.

Ketika saya berbicara bahwa gangguan Bipolar itu satu penyakit, saya tentu tidak menghilangkan bahwa ada dimensi-dimensi lain di dalam gangguan Bipolar seperti psiko sosial dan spiritual disamping fisik ( biologis ).  Melihat gangguan Bipolar dari multidimensi adalah satu hal yang holistik dan menyeluruh. Manusia diciptakan Tuhan ada dimensi fisik (tubuh) ada dimensi rohani (jiwa). Ada dimensi sosial dan relasional juga. Tetapi tidak menghilangkan bahwa salah satu dimensi yang paling kuat di dalam gangguan Bipolar adalah dimensi fisik ( biologis ). Karena gangguan bipolar ini  adalah benar-benar satu penyakit fisik maka  memerlukan pengobatan medis. Dan bersyukur bahwa penyakit ini adalah treatable ( dapat diobati ). Penyakit ini ibarat penyakit darah tinggi yang memerlukan pengobatan terus menerus untuk menstabilkan.

Ketika saya merenungkan saudara-saudari sependeritaan yang mengalami gangguan bipolar, saya menyadari bahwa Tuhan Allah memberikan anugerahNya baik secara anugerah umum maupun anugerah khusus. Anugerah umum adalah anugerah bagi semua manusia. Di dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan medis yang adalah anugerah umum, saya melihat bahwa obat-obatan dipakai untuk menjadi berkat bagi penderita gangguan Bipolar. Ketika gangguan bipolar sendiri adalah satu penyakit di kimiawi otak maka obat-obatan yang tepat berkhasiat menstabilkan suasana perasaan dan pikiran penderita gangguan bipolar. 

Bagi saya sendiri sebagai penderita gangguan bipolar, medis adalah satu hal yang esensial dan fundamental dimana pikiran dan perasaan dipersiapkan stabil terlebih dahulu untuk selanjutnya dikonseling. Setelah diobati maka langkah selanjutnya, penderita gangguan bipolar di konseling. Hal ini sebenarnya menunjukkan bahwa selain aspek fisik manusia mempunyai aspek batiniah. Selain tubuh ada jiwa. Selain sekedar unsur biologis ada unsur eksistensial dan makna. Semua ini adalah bagian dimensi dari manusia.

Kalau saya merefleksi dari pergumulan penderita gangguan bipolar, banyak di antara mereka yang kemudian bisa berdamai dengan gangguan yang mereka hadapi ini dan kemudian bisa berjuang bahkan akhirnya berprestasi serta diakui. Memang dari kenyataan kehidupan kita melihat bahwa ada seniman-seniman yang berprestasi namun sebenarnya mereka bergumul dengan kesehatan mental mereka. 

Kita sebut salah satu diantara mereka adalah Vincent Van Gogh, seorang pelukis terkenal. Ada dari mereka yang mengalami depresi berat dan juga ada yang mengalami gangguan bipolar juga. Walaupun kalau diselidiki banyak kasus bunuh diri di dalam gangguan bipolar tetapi juga ada kisah-kisah perjuangan dimana akhirnya penderita gangguan ini boleh mendapatkan satu pencapaian di dalam hidup mereka.

Waktu saya merenungkan mengenai bagaimana diri menghadapi gangguan bipolar maka muncul banyaknya aspek-aspek pemikiran di dalam diri saya. Ada orang yang mengkaitkan gangguan bipolar ini di dalam kelemahan penyakitnya namun mempunyai kelebihan yaitu kreativitas yang harus disalurkan. Ada penderita yang mengatasi gangguan bipolar dengan terapi seni. Saya beberapa kali mengamati bahwa di Indonesia sudah muncul adanya grup Bipolar Care Indonesia yang dipelopori oleh beberapa wanita seperti Igi dan Vindy. 

Saya tidak pernah terlibat langung dengan mereka dan hanya join Facebook grup ini. Namun saya menemukan beberapa kali bahwa di antara mereka mengadakan acara terapi di dalam seni. Saya mengamati bahwa Vindy sendiri sebagai pendiri BCI sering menggambar. Dan mungkin adalah benar bagi beberapa orang bahwa menggambar adalah salah satu menyalurkan pikiran dan perasaan dimana ini adalah salah satu terapi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun