Mohon tunggu...
Lily Rahayu
Lily Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ketika kamu memiliki mimpi, kamu harus meraihnya dan tidak pernah melepaskannya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merajut Kenangan di Malioboro

18 Maret 2023   21:43 Diperbarui: 18 Maret 2023   21:40 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plang jalan malioboro by pnrtourtravel

Merajut Kenangan di Malioboro

Kota Jogjakarta, kota istimewa dengan sejuta kenangan dan keunikannya. Banyak julukan yang dipersembahkan untuk kota yang yang satu ini seperti kota pelajar, kota gudeg, daerah istimewa, dan kota perjuangan. Makanya Jogja penuh dengan kenangan karena Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.

dokpri
dokpri

Ketika pertama mendengar sebutan kota Jogjakarta yang terlintas dalam benak kita adalah Malioboro sebagai salah satu ikon pariwisata Jogja. Saking populernya sampai Katon Bagaskara Kla Project mengabadikannya dalam lagu "Yogyakarta" yang dirilis tahun 1990 an. Menurut Katon, kota Yogyakarta sudah mengalir dalam darah seninya yang dia sebut sebagai sejiwa karena kenangan.

Jalan Malioboro memang tidak ada matinya baik siang maupun malam hari.

Ketika kami menginjakan kaki di Malioboro siang hari ini,  sepanjang trotoar Malioboro sudah dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menjual oleh-oleh khas Jogja, aneka kerajinan tangan, dan batik, pantas saja Malioboro  dijuluki surga belanja karena disamping harganya yang murah juga terdapat berbagai jenis barang yang ditawarkan mulai dari aksesori yang terbuat dari kulit, batik, souvenir, sampai kuliner tersedia di sepanjang jalan Malioboro.

Pintu masuk Pasar Beringharjo. by Yogyes.com/Jaya Tri Hartono
Pintu masuk Pasar Beringharjo. by Yogyes.com/Jaya Tri Hartono

Apalagi kalau kita sudah masuk pasar Beringharjo, pasar tradisional terlengkap di Yogyakarta, kita bisa khilaf rasanya semua barang pengin dibeli. Di Pasar ini juga tersedia aneka jajanan pasar seperti Brem Madiun yang manis dan bertekstur lembut, ketika dimakan lumat di lidah, krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan wijen),  bakpia isi kacang hijau,  ting-ting yang terbuat dari karamel dicampur kacang,  kue basah seperti hungkwe dan nagasari, sampai gudangan (semacam urap). Apalagi dengan harga yang ramah di kantong, semakin tergoda untuk mencicipi semua. Hehehe aji mumpung nih...

Selain kuliner, di sinilah tempat koleksi terlengkap aneka batik, mulai dari kain katun sampai sutra  dari harga termurah sampai termahal. Ada juga berbagai macam sandal, sepatu, tas, blangkon, surjan sampai  perlengkapan manten tersedia di sini.

Sedangkan di lantai dua bagian timur kita akan menemuakan aneka jamu yang aromanya cukup menyengat karena tempat ini merupakan pusat penjualan rempah-rempah sebagai bahan untuk meramu jamu gendong yang biasa dibuat oleh mbok penjual jamu yang dijajakan dengan cara digendong. Rempah-rempah ini juga biasa digunakan untuk membuat minuman wedang ronde dan  wedang uwuh.

Sesi belanja pun kami akhiri karena Pasar Beringharjo tutup pukul 17.00 wib dan pedagang sudah mulai menutup kios dagangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun